Cerita tentang bagaimana Aleena yang luar biasa bisa semakin jatuh cinta dan mengagumi dengan Adrian, kekasihnya yang ternyata tak kalah luar biasa juga?
*****
[Aleena POV]
Hari ini tepat seminggu setelah hari ulang tahun sekolah. Waktu istirahat pertama, aku masih di kelas. Seperti biasa aku merapikan catatanku yang masih seperti cakar ayam ke sebuah binder agar lebih rapi dan berwarna. Tiba-tiba Kak Aira menghampiriku ke kelas."Leen, ikut gue, yuk. Ada panggilan di ruang kepala sekolah!" ujarnya.
Eh, mengapa tiba-tiba sekali? Apakah aku memiliki masalah baru?
Tapi, Kak Aira bilang tenang saja karena yang ingin dibahas adalah hal yang pasti aku suka dan menurutnya ini penting. Baiklah, kuikuti saja. Lagipula aku juga sudah cukup kenal dengan Pak Yanto. Jadi, aku harus bisa tenang.
Aku dan Kak Aira memasuki ruang kepala sekolah. Kulihat di kursi tamu sudah ada Pak Yanto dan Bu Siska yang tersenyum manis kepadaku. Kami pun duduk setelah Pak Yanto mempersilahkan.
"Terima kasih Aleena telah hadir. Saya mengundang kamu dengan maksud mengajak diskusi dan memberikan penawaran."
Aku mengangguk, kemudian bertanya, "Baik Pak. Sebelumnya, maaf ini soal apa, ya?"
"Bu Siska dan Bu Endah tertarik sekali untuk membentuk ekskul baru fashion club sejak hari ulang tahun sekolah. Sabtu lalu telah diadakan rapat bersama dan kami mempertimbangkan Aleena sebagai ketua ekskul, Aira OSIS sebagai PJ atau koordinator, dan Bu Siska sebagai pembina."
"Bu Siska ss—serius, Bu?" tanyaku kaget.
"Tentu, Aleena. Gini-gini saya juga belajar sejarah fashion, lho!"
"Maksud saya.... Kan saya baru kelas 10, sementara ketua ekskul yang lain kelas 11," jelasku.
Kuharap Bu Siska paham maksudku. Jangan sampai aku dianggap anak emas karena sepupu Kevin atau dibilang dekat dengan anak OSIS atau murid kesayangan Bu Siska sehingga tiba-tiba saja jadi ketua ekskul. Padahal belum juga kelas 11.
Sebetulnya aku juga bukannya takut dituduh macam-macam. Tapi aku sudah muak dengan ini semua. Aku sudah cuek dengan haters. Anggap saja angin lewat. Tapi angin bersifat gas dan selalu mengelilingi, jadi mau tidak mau akan terhirup secara otomatis. Dan kalau yang kita hirup itu angin yang mengandung polusi dan gas beracun, bisa mati. Menyeramkan!
"Aleena, kan saya dan Bu Endah yang pilih kamu. Lagian kami pilih karena yakin bahwa kamu berbakat dan berpengalaman. Saya dengar lho kamu pernah direkrut MI Entertainment. Pak Yanto juga setuju. Betul begitu, Pak?" balas Bu Siska sambil menatap Pak Yanto.
Beliau mengangguk, lalu menanggapinya. "Betul sekali. Kamu tidak perlu khawatir, Aleena. Lagian saya senang sekolah kita punya siswi berbakat seperti kamu. Saya lihat desain waktu HUT sekolah benar-benar unik. Saya memang orang jadul, tapi senang melihat kreativitas masa kini."
Aku terharu. Guru-guru, bahkan kepala sekolah mempercayaiku. Ini merupakan awal yang baik di SMA Raya setelah berkali-kali dibenci siswi-siswi di sini.
Kak Aira menimpali sambil menepuk kecil pundakku. "Gue juga yakin, Leen. Lo pasti bisa. Karena masih baru, gue bakal sering-sering ke fashion club kok dan lo tinggal bilang aja kalo butuh sesuatu."
Aku mengucapkan terima kasih kepada mereka karena telah mempercayaiku. Kami akhirnya SEPAKAT untuk membentuk ekskul Raya Fashion Club. Ruangannya ada di lantai 3, bekas ruang ballet yang lama.
Aku berpikir rencananya ekskul ini akan dibuka semester genap nanti, tapi Bu Siska berpendapat jangan terlalu lama dan menginginkan dibuka pada tengah semester ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Before We Meet Again
Teen Fiction#1 in schoolfiction (April, Juni 2024) #3 in schoolromance (April 2024) Ini kisah seorang siswi kelas 10 yang mandiri dan pemberani, Aleena Dharmawan. Cara pandangnya yang unik membuat orang-orang menyukainya. Namun, hal tersebut juga membuatnya har...