Setelah melakukan perdebatan tak berfaedah beberapa jam yang lalu, Kila dan Rahman pun ikut terlelap bersama mayoritas orang-orang yang berada di bus tersebut.
"Bandi, bandi, lihat tuh mereka berdua... Foto cepet foto, biar makin seru comblanginnya" kata Arif membangunkan Bandi. Ia tak sengaja melihat posisi tidur Rahman dan Kila yang wow bisa dijadikan bahan ledekan saat ia baru bangun tadi.
Bandi mengucek matanya dan masih mengumpulkan kesadaran. Dikiranya cukup, Bandi pun melihat kesamping dan mengambil ponselnya untuk mengabadikan momen tersebut. Rahman yang duduk terpejam dengan tangan bersedekap dan Kila yang bersandar di bahu Rahman.
Mereka berdua terkikik dengan hasil jepretan Bandi. Jepretannya sangat bagus. Pasti Rahman dan Kila akan menyukainya . Benar bukan? Arif dan Bandi mengambil beberapa jepretan untuk mengerjai mereka berdua.
Merasa ada pergerakan dari Kila mereka berdua segera bersikap seolah-olah tidak ada yang mereka lakukan. Mereka takut kalau Kila akan marah, karena mereka tak sedekat Jono dan Rahman terhadap Kila.
Sehari-harinya, Bandi dan Arif selalu meledek Kila seperti apa yang dilakukan Jono dan Rahman. Namun, respon Kila berbeda jika diledek oleh Bandi dan Arif. Kila cenderung tidak terlalu mempedulikan ledekan Bandi dan Arif. Sangat berbeda ketika sedang diledek Jono dan Rahman, Kila akan lebih ekspresif jika sedang bersenda gurau dengan mereka.
Tak terasa perjalanan telah sampai ke tujuan. Orang-orang di bus mulai bising. Rahman membuka matanya dan melihat hari sudah terang. Ia merasa ada beban di bahunya dan ya benar saja saat dia menengok ada bocil yang tidur di bahunya.
"Cie cie udah kaya pasangan romantis aja" ledek Arif melirik Rahman
"Beuh, bawa aja ke KUA Man, udah cocok itu" sahut Bandi di sebelah Rahman
"Ada apa nih, rame bener" kata Jono mendekati sumber keramaian di belakang. Jono melihat Kila atau yang biasa ia panggil Aqua sedang tidur bersandarkan bahu Rahman. Jono tersenyum jahil menatap Rahman.
"Hizz Rahman.... Duh, baper ga Man" ledek Jono kepada Rahman yang tampak santai walaupun dari tadi diledek. Ia hanya tersenyum saja menanggapi ledekan mereka. Ia tak berniat menyingkirkan kepala gadis remaja tersebut dari bahunya takut mengganggu tidurnya.
"Gugah Man, Wis butul koh, kae wong wong wis pada mudun" (Bangunin Man, Sudah sampai, itu orang-orang sudah pada turun) Perintah Bandi.
"Astaghfirullah Kilaaa!" Pekik seorang gadis semuran Kila dengan penampilan syar'i nya. Ia buru buru memanggil manggil nama Kila agar gadis itu bangun dari tidurnya.
"Kila bangun!! Astaghfirullah posisimu itu loh.... Bukan mahram woi!" Kata Karmila yang notabenenya adalah teman Kila. Namun yang dibangunkan justru tidak bangun-bangun dan tidak merasa terusik. Sontak hal tersebut mengundang gelak tawa laki-laki dewasa di sana.
"Hahaha, Ga mempan Mil, harusnya pake toa" ledek Jono kepada Karmila yang gagal membangunkan Kila.
"Turu apa mbatang si yah, bisa bisane rame rame kaya kie ora keusik" (Tidur apa mati si yah, bisa bisanya ramai ramai seperti ini tidak terusik) komentar Arif takjub dengan gadis disamping Rahman.
Karmila menatap datar ke empat lelaki dewasa tersebut. Bukannya ikut membangunkan Kila tapi malah berledek ria. Mana suaranya udah kaya ibu ibu gosip pula.
"Bangunin Man, siapa tau bangun kalau dibangunin pacarnya , iya kan lur" perintah Bandi diselipi ledekan di kata pacar tersebut. Sedangkan Rahman segera membangunkan Kila karena sebentar lagi rombongan tersebut akan segera menuju tempat wisata.
"Bocil bangun" kata Maman sambil menggerakkan pelan bahunya yang dijadikan bantal oleh Kila.
"Ciee bocil ngga tuh.... Tapi kok ga bangun bangun ya man? Lihat tuh mukanya polos banget kalau lagi tidur" komentar Arif
"Haish kalian ini, plis deh jangan merhatiin Kila kayak gitu" Karmila sebal dan khawatir dengan Kila. Sama halnya dengan Rahman yang tak suka mendengar Arif yang tampak memuji Kila tersebut. Namun dia adalah rajanya mengendalikan ekpresi yang bisa mengendalikan ekspresinya menjadi biasa saja dan tetap santai.
"Kenapa si Kamir?" Tanya Jono dengan panggilannya kepada Karmila. Kamir merupakan salah satu makanan khas dari Purwokerto.
"Ish pokoknya jangan, Matanya dijaga tolong, jangan asal muji muji" kata Karmila lelah dengan mereka. Sedangkan Rahman sibuk membangunkan kebo yang berbantalkan bahunya itu.
"Dek Kilaa... Ayo bangun, kamu mau ditinggal hm?" Kata Rahman masih berusaha membangunkan Kila diselipi ancaman dengan suara deepnya.
Sontak panggilan 'dek Kila' tersebut membuat suasana tambah heboh di barisan belakang tersebut. Terutama Bandi dan Arif. sedangkan Jono dan Karmila hanya geleng-geleng kepala saja.
Keramaian tersebut mengusik tidur Kila. Perlahan ia membuka matanya. Hal pertama yang ia lihat adalah wajah tenang Rahman. Ia pun samar-samar mendengar suara Rahman dalam tidurnya tadi. Setelah sadar sepenuhnya dia terbelalak dan segera menjauh dari bahu Rahman.
"HIIII MAMANNN!!! KENAPA AKU BISA TIDUR DIBAHUMU SI, PASTI ULAHMU KAN" pekik Kila tak terima dengan kejadian yang baru saja ia alami. Rahman mencebikkan bibirnya dengan kelakuan Kila. Dia sendiri yang bersandar pada bahunya, malah Rahman yang dituduh.
"Kalian juga! Ngapain disini? Kemana semua orang dalam bus? Kenapa cuma ada kita disini?" Tanya Kila yang masih berurutan karena baru bangun tidur. Ditambah kejutan yang ia dapatkan setelah bangun.
"Santai aja kali bocil, dengar ya... Pertama, kamu yang tidur di bahu saya, dan itu bukan ulah saya, dan untuk semua orang itu udah turun daritadi. Kita lagi bangunin kamu yang kayak kebo tidurnya, gak bangun bangun" jelas Rahman dengan sabar. Ia tak mempermasalahkan Kila yang menyalahkannya beberapa menit lalu. Ia sudah paham betul dengan sikap Kila yang seperti itu.
Bandi dan Arif serta Jono menyoraki Kila dan membuat Kila dongkol. Setelah acara ledek meledek itu akhirnya mereka turun bergabung bersama rombongannya. Sedangkan Kila turun bersama Karmila dengan ekspresi kesalnya.
"Ish ish Kila, kamu berdosa banget tidur di bahu laki-laki yang bukan mahram" kata Karmila menakut-nakuti Kila yang sedang kesal tersebut.
"Berisik ah, malu banget aku.... Mau ditaruh mana mukaku" rengek Kila merasa malu dengan kejadian tadi.
"Ga usah malu, ga usah dengerin ledekan mereka" kata Rahman yang entah sejak kapan ada di samping Kila. Pria itu terus berjalan mendahului kedua gadis remaja itu.
"Cieee Kila, mas mu cool banget ya, santai juga pembawaannya" ledek Karmila.
"Cih, hoax itu. Dia itu cerewet dan menyebalkan. Dan lagi ya Mil, dia bukan mas ku huh!" dengus Kila tak setuju dengan pernyataan Karmila.
"Dek Kila..." Ledek Karmila dengan semangat membuat temannya kesal. Sedangkan Kila menutup telinganya dengan kedua tangannya agar tak mendengar ucapan Karmila. Namun apalah daya dia tetap mendengarnya.
"Ihhhh.... Karmila! Geli tau" kesal Kila menghentak-hentakkan kakinya mendahului Kramila.
Rahman tersenyum tipis melihat kelakuan Kila yang menghentak-hentakkan kakinya dan sudah mendahuluinya. Begitu menggemaskan dengan kedua tangan yang menutupi telinganya agar tak mendengar ledekan temannya.
"Pak Rahman itu dek Kila nya ngambek hahaha" ledek Karmila setelah berhasil mendahului Rahman.
"Dasar bocil mutungan" (dasar bocil ngambekkan) kekeh Rahman yang di dengar oleh Kila. Sontak anak tersebut langsung menghentikan langkahnya dan tubuhnya berbalik menghadap ke sumber suara.
"Apa?! Dasar Maman ngeselin!" Dengus Kila.
" Anak kecil jangan suka marah ya, ga baik" kata Rahman tersenyum miring meledek Kila. Sudah ditebaknya Kila akan bertambah kesal.
"Iya om" balas Kila tak mau kalah. Rahman mendengus kesal mendengar Kila memanggilnya dengan embel-embel om.
"Dah ayo, bertengkar terus kalian. Nanti jodoh tau rasa!" kata Karmila menarik tangan Kila untuk mengejar rombongan di depan. Daripada Karmila membiarkan Kila dan Rahman berdebat terus, lebih baik dia membawa Kila bergabung bersama rombongan Fakultas Pertanian.
~Ren Ofii~
Dipublikasikan pada
Kamis, 18 Januari 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Jalani Saja [TAMAT]
Teen FictionMenceritakan kehidupan anak SMK dengan Lika-liku kehidupannya. Syakila Khaira Aisyah, siswa SMKN 2 Jayakuta. Banyak rahasia tersembunyi dibalik cerianya seseorang yang akrab dipanggil Kila. Kila jatuh hati pada seseorang di tempat ia melaksanakan pr...