Tak terasa sudah memasuki tujuh bulan lamanya Kila menjadi anak Jono. Beberapa bulan yang ia lewati sangat berbeda. Hidupnya berubah drastis. Dari yang dulu sering tertekan sekarang mendapatkan kebebasan dengan batasan. Jono sangat menyayangi Kila, Adiknya juga ibunya. Kila sangat bersyukur kepada Allah karena telah memberikannya takdir yang lebih baik.
"Mama, Ayah, Kila berangkat dulu" tampak Kila selesai mengikat tali sepatunya dan buru-buru menaiki motornya. Anak itu juga sudah terbiasa memanggil Jono Ayah karena jika Jono berbicara dengan anak-anaknya selalu menggunakan kata ganti Ayah.
"Aduh... Hati hati nak" pesan Humaira melihat putrinya begitu terburu-buru. Hari ini merupakan hari pertama Kila mengikuti Ujian sekolah. Ia sedikit terlambat bangun mengakibatkan ia terburu buru seperti sekarang ini. Salah Kila sendiri, sehabis subuh ia kembali tidur. Mungkin ia belajar semalaman.
"Iya Kila hati-hati, jangan ngebut" Jono ikut mengingatkan. Ia khawatir juga melihat putrinya tergesa-gesa seperti itu. Pikiran negatifnya jadi berkeliaran kemana mana kan?
"Iya Ma, Yah... Kila berangkat dulu, assalamualaikum" anak itu segera tancap gas dengan cepat membuat Jono ingin mencegah anak itu. Namun apa dayanya, anak itu sudah jauh. Ia menurunkan tangannya yang tadi reflek ia angkat ingin mencegah Kila.
"Prawan kita Ma... Ga nyangka yah, udah mau tamat kelas dua belas aja" kata Jono sambil merangkul Humaira dan masuk ke rumah. Hari ini ia tak bekerja karena sedang tidak enak badan.
"Iya Yah... Perasaan baru kemarin aku gendong gendong dia, udah besar aja sekarang" Humaira mengelus kepala suaminya yang tidur berbantalkan pahanya. Setelah mengikuti pelatihan di Dieng tepatnya Wonosobo, sepertinya suaminya masuk angin. Tahu sendiri kan seberapa dingin suhu di Dieng? Humaira juga sudah memberikan obat kepada suaminya dan mengerok badan suaminya menggunakan koin.
"Ma..." Panggil Jono
"Kenapa yah?" Tanya Humaira menatap manik suaminya lembut.
"Kira-kira kalau Ayah kepengin punya momongan satu lagi Kila bakal mau ga yah? Kalau Raden sama Hila sudah jelas seneng... Tapi kalau Kila.... Dia kan udah besar, takutnya dia malu punya adik lagi" kata Jono
"Tanyain aja Yah" saran Humaira
"Mama sendiri gimana?" Tanya Jono menaik turunkan alisnya menggoda istrinya. Pipi Humaira bersemu dan menjawab pertanyaan suaminya dengan malu-malu.
"Aku si ngikut Ayah aja" jawab Humaira
Jono terkekeh melihat istrinya bersemu seperti itu. Sudah lama ia tak mengalami momen seperti ini. Tapi semenjak ia menikah dengan Humaira, dia sangat bersyukur kembali mengalami birunya cinta.
Jono juga sangat bersyukur selama ini anak-anaknya bisa akrab dan saling menyayangi satu sama lain.
Disisi lain Kila tengah mengaduk-aduk es tehnya di kantin menggunakan sedotan. Ia tengah duduk dikantin bersama Karmila. Mereka sudah belajar semalaman jadi mereka memutuskan untuk jajan saja dikantin sambil menunggu jam ulangan berikutnya.
"Eh putri Bapak Adijono Rakaharjo kenapa nih, kok minumannya cuma di aduk-aduk?" Tanya Karmila sambil meledek temannya itu. Saat pertama kali ia tahu bahwa Ayah baru Kila adalah Jono membuat ia begitu tak percaya. Satu Minggu ia menunggu, eh ternyata memang orang yang ia kepoin orang yang dia kenal. Karmila benar-benar tidak menyangka kalau Ayah Kila adalah Jono.
"Ga ada" jawab Kila singkat
"Kangen bapak Rahman?" Tanya Karmila
"Hiihhh ngapain?!!" Kila bergidik setelah Karmila bertanya kalau ia merindukan Rahman. Karmila tertawa dan terus menggoda Kila. Ekspresi Kila benar-benar lucu ketika sedang kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jalani Saja [TAMAT]
Ficção AdolescenteMenceritakan kehidupan anak SMK dengan Lika-liku kehidupannya. Syakila Khaira Aisyah, siswa SMKN 2 Jayakuta. Banyak rahasia tersembunyi dibalik cerianya seseorang yang akrab dipanggil Kila. Kila jatuh hati pada seseorang di tempat ia melaksanakan pr...