Sudah seminggu semenjak kejadian kecelakaan Kila. Anak itu jadi lebih pendiam tidak seperti biasanya. Jono dan Humaira pun terheran-heran. Putri mereka yang biasanya ceria dan aktif jadi lebih pasif dan pendiam.
Hari ini Kila sedang di rumah bersama adik-adiknya. Sementara adik-adiknya bermain, Kila sibuk menghubungi teman-temannya satu persatu untuk meminta pertolongan.
Namun hari ini bukan hari keberuntungan Kila. Teman-temannya sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Kila menghembuskan nafas kesal. Motornya belum selesai di perbaiki, lalu bagaimana ia akan pergi menemui Afsheen istri Rezan untuk bertanya mengenai Raka.
"Assalamualaikum Ayah... Ayah sibuk gak di kantor?" Tanya Kila sebelum memutuskan untuk meminta tolong ayahnya mengantarkan Kila ke rumah Afsheen.
"Ayah lagi bantuin acara ulang tahun fakultas Kil, ada apa?" Tanya Jono sambil sibuk mengerjakan pekerjaannya. Ia begitu keteteran sekarang.
"Ya udah lanjutkan aja yah... Ga penting juga" jawab Kila
"Nggak. Ada apa? Bilang sama Ayah" kata Jono memaksa ditengah kesibukannya.
"Mau minta anterin ke suatu tempat... Tapi ayah sibuk, jadi ga jadi deh" kata Kila
"Ayah suruh Rahman kesana, dia ga sibuk" kata Jono
"T-tapi-" nada sambungan terputus membuat Kila menghela nafas lelah. Kenapa harus Rahman lagi sih.
Kila pasrah saja dan segera bersiap sambil menunggu Rahman. Terpaksa ia pergi bersama Rahman demi memastikan sesuatu. Jangan sampai Kila ketinggalan berita atau bahkan salah paham dengan orang yang menabraknya pada kecelakaan yang lalu.
Suara klakson motor dan panggilan yang memanggil manggil nama Kila sudah terdengar. Menandakan Rahman sudah sampai di depannya. Kila pun keluar dan melihat Rahman yang masih memakai seragam cleaning servisnya.
"Mau di anterin kemana?" Tanya Rahman kepada Kila yang sedang memperhatikannya dari atas sampai bawah. Ada apa? Apa ada yang salah dengan penampilan Rahman?
Kila menghela nafas lelah. Dia kembali masuk ke kamarnya untuk mengambil kemeja yang ia punya. Lalu kembali keluar untuk menyerahkan kemeja itu kepada Rahman.
"Ganti cepet" kata Kila sambil menyerahkan kemejanya yang lumayan besar dan muat di tubuh Rahman.
"Kenapa? Emangnya tempatnya jauh?" Tanya Rahman saat Kila menyuruhnya mengganti pakaiannya. Apalagi pakaian itu adalah punya Kila.
"Iya jauh, buruan pake... Kamu doublean baju kan di dalam?" Tanya Kila menelisik
Rahman mengangguk dan segera melepaskan seragam cleaning servisnya. Ia mengganti seragamnya dengan kemeja yang diberikan oleh Kila. Rahman takjub Kila bisa memperkirakan pakaian mana yang pas untuk Rahman. Anak itu juga bukan perempuan feminim. Oleh karena itu Kila mempunyai banyak kemeja seperti yang Rahman pakai saat ini.
Setelah Rahman selesai berganti pakaian, Kila segera naik di belakang Rahman.
"Mau kemana?" Tanya Rahman saat sudah menjalankan motornya.
"Ajibarang" jawab Kila langsung pada poinya
"Tapi saya ga tau jalannya, saya kan bukan orang sana" Rahman mulai protes
"Udah diem, kan saya tau. Kamu lupa dulu aku anak kulon?"(kulon= barat) Kila menjawab dengan sabar
"Oke, siap bos" Rahman terkekeh mengatakannya. Jika sudah menyangkut masalah serius Kila terlihat seperti bos dimata Rahman. Perjalanan dari Karangwangkal menuju Ajibarang memakan waktu kurang lebih satu jam.
Setibanya dirumah yang dituju Kila, buru buru anak itu turun dan meninggalkan Rahman menuju satu rumah di depan. Rahman mengambil kunci motornya dan mengikut Kila yang tampak tergesa-gesa. Ada masalah apa anak itu hingga setergesa gesa itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Jalani Saja [TAMAT]
Genç KurguMenceritakan kehidupan anak SMK dengan Lika-liku kehidupannya. Syakila Khaira Aisyah, siswa SMKN 2 Jayakuta. Banyak rahasia tersembunyi dibalik cerianya seseorang yang akrab dipanggil Kila. Kila jatuh hati pada seseorang di tempat ia melaksanakan pr...