55

7 0 0
                                    

Pagi ini Jono dan Khalid sudah saling berbicara satu sama lain. Mereka berdua sudah mulai akrab. Sambil menikmati kopi buatan Humaira mereka membicarakan Kila.

"Lid, ngerti Ra nek Kila masih geting banget maring bapake?" (Lid, tau gak kalau Kila masih sangat membenci bapaknya?)  Tanya Jono. Ia rasa membicarakan hal ini sangat penting karena jika terus dibiarkan begitu anak mereka itu tidak akan pernah menghapus rasa bencinya kepada seseorang.

"Sepertinya begitu" jawab Khalid

"Menurut saya itu gak baik dibiarkan. Kita harus bertindak dan membujuknya untuk memaafkan masa lalunya agar tak berdampak pada masa depannya nanti" usul Jono

"Coba nanti kita bicarakan bersama. Eh itu dia anaknya sudah cantik, rapi pula" Khalid menunjuk Kila yang berjalan mendekati Jono dan Khalid.

"Mau kemana Kil?" Tanya Jono melihat putrinya di hari libur seperti ini sudah rapi. Biasanya anak itu akan bangun siang ketika weekend.

"Pergi sama Karmila " kata Kila sambil memberikan telapak tangannya kepada Jono tanda meminta sesuatu.

"Apa?" Tanya Jono. Kila memutar bola matanya malas dan berdecak. Jono merogoh sakunya dan memberikan uang limapuluh ribu kepada putrinya. Khalid juga memperhatikan interaksi mereka dengan ekspresi bingung.

"Bukan duit Ayah.... Kalau duit mah Kila sudah bisa cari sendiri" kata Kila sambil menaik turunkan alisnya sombong.

"Somboonggg... Terus apa?! Ayah ga ngerti kalau kamu ga ngomong" Jono frustasi tak mengerti anaknya itu minta apa darinya.

"Kunci motor Ayah.... Depresod Kila tuh, semenjak Kila ke Jogja kan kuncinya Kila kasih ke Ayah lagi" Kila mulai merengek karena ayahnya itu tak mengerti maksudnya.

"Oh... Kunci motor... Bilang dong dari tadi, bikin bingung aja kamu tuh" Jono bangkit dan mengambil kunci motor di kamarnya.

"Ini Papa kasih uang buat main sama temen" Khalid menyerahkan segepok uang pecahan seratus ribuan kepada putrinya.

"Ga usah Pa..." Kata Kila tak ingin menerima uang tersebut. Untuk apa dia meminta uang pada orang lain, dia kan sudah bisa mencari uang sendiri.

"Ini kuncinya " Jono mengambil tangan Kila dan meletakkan kunci motornya ke tangan Kila.

"Makasih Ayah... Kila pergi dulu... Oh ya makasih loh ya tambahan lima puluh ribunya... Lumayan buat beliin bakso kamirnya Ayah" ledek Kila. Ia tak sadar Khalid merasa kecewa karena Kila tak mau menerima uang jajan pemberian darinya. Dengan kecewa Khalid kembali memasukkan uangnya ke dompetnya. Namun sebelum itu terjadi Kila segera mencegahnya.

"Eittss" Kila mengambil uang itu dari tangan Papanya

"Makasih Papa... Kila pergi dulu, makasih semua lop yu sekebon " Kila tergelak sambil meninggalkan rumahnya.

"Haha dasar, tadi aja nolak, malah diambil lagi" gumam Khalid takjub dengan kelakuan putrinya.

"Ga usah heran... Udah biasa gitu si Kila" sahut Jono yang mendengar gumaman Khalid.

"Dia pergi dengan motor butut?" Tanya Khalid yang membuat Jono agak tersinggung. Namun Jono mencoba untuk terkekeh walaupun terpaksa.

"Nanti saya beliin dia motor baru deh. Pasti dia suka" Khalid membayangkan ekspresi wajah Kila saat dia belikan motor baru.

"Emm... Kamu mau ajak Kila tinggal sama kamu kapan?" Tanya Jono agak tak suka.

"Mungkin seminggu lagi akan saya bawa ke Jakarta" kata Khalid sambil memainkan ponselnya.

"Saya ga bisa berlama-lama disini. Pekerjaan saya pasti sudah sangat menumpuk " kata Khalid tak memikirkan perasaan lawan bicaranya.

"Apa dia aman bersamamu? Selama ini bukannya orangtuamu sangat menentang hubunganmu dengan Humaira. Apa yang akan terjadi kalau mereka tau kalau kau juga memiliki anak dari Humaira? Saya gak mau putri saya kenapa kenapa " aura di ruangan mendadak memanas.

Jalani Saja [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang