Khalid benar-benar ke Magelang menyusul Kila. Bukan, maksudnya putrinya. Anak satu-satunya yang selama ini tak ia ketahui. Hati Khalid benar-benar bahagia mengetahui bahwa ia mempunyai seorang putri dibalik rasa kecewanya. Hari ini juga ia akan memberitahu putrinya kalau dia adalah anak kandungnya.
Khalid bersiul-siul mencukur bulu bulu di dagunya di salah satu villa nya yang berada di Magelang. Ia ingin terlihat keren di mata putrinya jika bertemu nanti. Hari ini ia berencana ke candi Borobudur setelah mengetahui bahwa putrinya akan pergi ke sana. Ia mengetahui hak tersebut dari Sudirja setelah ia bertanya. Sudirja bilang gadis itu berencana mampir ke Borobudur untuk membeli beberapa oleh-oleh untuk adik-adiknya di Purwokerto.
Hey adik? Apakah selama ini putrinya mendapatkan kasih sayang yang cukup? Apakah selama ini putrinya merupakan seorang kakak yang baik? Khalid rasa putrinya mendapatkan banyak kasih sayang dan putrinya merupakan kakak yang baik. Sama persis sepertinya, walaupun Khalid anak tunggal,tapi ia sangat menyayangi adik-adik sepupunya.
Khalid mengemudi dengan hati sumringahnya menuju Candi Borobudur. Lebih tepatnya ke pusat oleh-oleh karena Kila hanya akan mengunjungi tempat itu. Khalid masuk ke pusat oleh-oleh dan menyapu pandangannya ke seluruh tempat. Matanya berbinar setelah menemukan keberadaan putrinya yang tengah memilih pernak pernik.
"Hai" sapa Khalid setelah berada di samping gadis itu. Tampak Kila melirik Khalid dan terlihat berpikir. Ekpresi gadis itu berubah terkejut setelah gadis itu tau kalau Khalid adalah salah satu klien bosnya.
"Hai" balas Kila kikuk. Ia kembali menyibukkan diri memilih oleh-oleh pesanan Raden dan Hila. Selain itu, ia juga ingin memberikan adik-adik sepupunya oleh-oleh. Dia juga ingin membeli oleh oleh untuk Ayah dan Ibunya, Rahman, dan Pak Danu. Orang-orang baik yang selalu bersamanya selama ini.
Khalid menatap putrinya yang sedang memilih pernak pernik di depannya dengan serius. Hatinya memberontak ingin memeluk putrinya segera. Tapi Khalid menahan diri. Ia tak ingin membuat putrinya menjauh karena ia terlalu terburu-buru.
"Emm... Sepertinya ini yang dimaksud Raden. Tapi semuanya bagus.... Pilih yang mana ya?" Gumam Kila bingung memilih pernak pernik yang terlihat bagus.
"Kalau bingung ambil semuanya aja" usul Khalid. Kila menatap Khalid dengan pandangan tak sukanya.
"Mana bisa begitu Pak... Itu namanya boros. Cari uang itu susah, jadi saya gak mau berlaku boros seperti itu" gerutu Kila sambil kembali memilih-milih.
Khalid diam-diam tersenyum. Baiklah tidak diragukan lagi di depannya ini memang putrinya. Putrinya bisa menghargai sesuatu yang sulit didapatkan. Tidak hidup boros dan tampil sederhana. Tak seperti Khalid yang sekarang. Segala sesuatunya Ia jadi dikendalikan oleh orangtuanya.
"Oh iya? Udah ambil aja semuanya daripada bingung" kata Khalid mengambil semua yang dari tadi sedang Kila pertimbangkan mau beli yang mana. Khalid meletakkannya di keranjang belanja Kila.
"Disana ada makanan khas Yogyakarta yang biasa dijadikan oleh-oleh. Ayo kesana" ajak Khalid. Entah kenapa Kila menuruti pria paruh baya tersebut dan mengikuti kemana Khalid pergi.
"Ini" Khalid mengambil salah satu makanan di antara tiga rak dan mengambilnya dalam jumlah yang bisa Kila bilang banyak.
"Ini juga" Khalid jalan lagi dan mulai mengambil sesuatu yang dijual disana.
"Wait Kila... Kan kamu lagi belanja sendiri. Kok kamu malah ngikutin bapak-bapak itu sih" gerutu Kila di belakang Khalid.
"Eh Pak... Jangan ngambil banyak-banyak, nanti saya rugi. Seharusnya kan saya beli seperlunya saja " Kila mengejar Khalid yang sudah jauh didepannya.
"Udah, gapapa Papa yang bayarin " jawab Khalid tanpa sadar
"Papa?" Tanya Kila heran. Memangnya pria itu pikir Kila itu anaknya apa?!!
"Em- maksud saya... Biar saya aja yang bayar. Nanti uangmu jadi utuh kan?" Khalid meralat ucapannya.
"Ya nggak gitu pak... Nanti saya hutang dong sama bapak " keluh Kila karena pria paruh baya didepannya benar-benar keras kepala. Pria itu mulai menyerahkan belanjaannya ke kasir.
"Pak... Biar saya aja" kata Kila yang di jawab oleh gelengan kepala Khalid tanda ia tak mau menuruti perkataan Kila.
Mereka keluar setelah membayar semua belanjaan Kila. Kila terus membujuk Khalid untuk mengganti uang pria itu. Namun Khalid juga terus menolaknya.
"Kamu mau gak jalan-jalan ke candi Borobudur bersama saya?" Tawar Khalid lembut
Kila mengangkat alisnya tanda heran. Tidak ada angin tidak ada hujan, kenapa pria itu begitu baik kepadanya?
"Ga mau, saya mau balik aja ke rumah dinas" kata Kila menolak ajakan Khalid
"Sekali aja..." Khalid memohon kepada Kila
"Nggak! Sekali nggak ya nggak!" Tolak Kila lagi.
"Tapi-"
"Sebentar" Kila memotong ucapan Khalid saat ada panggilan masuk ke hp Kila. Anak itu menjauh dari Khalid dan mengangkat panggilan tersebut.
"Halo Ayah..." Khalid mendengar putrinya mengatakan hal tersebut. Sepertinya telepon itu dari ayahnya. Khalid mengepalkan tangannya merasa sedih. Seharusnya ia yang dipanggil seperti itu oleh putrinya. Kenapa harus orang lain yang mengambil posisinya.
"Iya Yah ... Besok inshaallah Kila pulang. Kebetulan bos Kila mengizinkan Kila libur panjang, jadi Kila bisa pulang awal" Khalid mendengar putrinya begitu riang berbicara menceritakan semuanya ke orang yang Kila panggil ayah.
"Iya Ayah tenang aja... Kila selalu ingat kata ayah kok... Jangan ngingetin terus ah... Kila bosen tau Yah" putrinya tampak kesal mengatakan hal tersebut. Haha liat gelagat anak itu. Kenapa tingkah lakunya sangat mirip dengannya. Tak suka mendengarkan sesuatu secara berulang-ulang.
"Iya, yah iya... Bye Ayah... Kila bakal pulang dengan selamat kok. Kan ada Allah yang jagain Kila " kata Kila
"...."
"Ayah juga jaga kesehatan, jagain Mama sama adik-adik juga. Tatah Ayah PakJun Junot not not" Kila tertawa puas mengejek ayahnya. Setelah itu ia mematikan sambungan teleponnya dan menghampiri Khalid.
"Maaf Pak Khalid, nanti akan saya transfer buat ganti ini tadi" kata Kila
"Ga usah... Ambil aja ya" Khalid tersenyum meyakinkan Kila.
"Duh... Tapikan saya gak enak Pak" Kila masih saja keras kepala.
"Gini aja deh.... Kamu sebagai ganti ini, kamu temani saya jalan-jalan ke Candi Borobudur" tawar Khalid yang mau tak mau disetujui Kila.
Mereka pun mengabiskan hari ini di Candi Borobudur. Gak ketinggalan Khalid pun mengajak Kila berfoto. Yang seharusnya Kila kembali bersama Sudirja, sekarang Kila pulang bersama Khalid ke rumah dinasnya.
"Jadi kamu mau kembali ke Purwokerto?" Tanya Khalid sambil mengemudi
"Ya... Rencananya besok saya kembali ke Purwokerto" jawab Kila
" Memangnya kamu gak cape?" Tanya Khalid khawatir. Anak itu sekarang baru mau kembali dari Magelang dan setelah itu anak itu langsung kembali ke Purwokerto?
"Nggak, keluarga saya sudah nungguin. Kasihan hehe" kata Kila
Khalid terdiam dan mulai menyusun rencananya di otaknya. Sepertinya ia harus ikut ke Purwokerto dan mengintrogasi Humaira terlebih dahulu sebelum memberitahu Kila bahwa dirinya adalah Ayah kandung Kila.
~Ren Ofii~
Dipublikasikan pada
Sabtu, 27 Januari 2025
KAMU SEDANG MEMBACA
Jalani Saja [TAMAT]
Genç KurguMenceritakan kehidupan anak SMK dengan Lika-liku kehidupannya. Syakila Khaira Aisyah, siswa SMKN 2 Jayakuta. Banyak rahasia tersembunyi dibalik cerianya seseorang yang akrab dipanggil Kila. Kila jatuh hati pada seseorang di tempat ia melaksanakan pr...