34

10 0 0
                                    

Pagi ini Kila sedang memakai jilbabnya di depan cermin sambil bernyanyi kecil. Hari ini dia akan pergi ke berkumpul bersama teman-temannya. Kali ini mereka memilih rumah Afif sebagai tempat berkumpul untuk mabar.

"Kak mau kemana?" Raden mengintip kakaknya dari pintu. Pagi pagi sekali kakaknya sudah rapi. Sangat mencurigakan. Padahal biasanya Kakaknya belum bangun kalau weekend seperti ini.

"Mau ke rumah Afif Den..."Kila menjawab dengan tenang sambil memakai parfum.

"Ada Mas Tama nggak?" Tanya Raden antusias.

Raden ini kenapa sih? Suka sekali dengan Tama. Apakah karena mereka sefrekuensi menyebalkanya?

"Ada lah... Ya kali nggak ada" Kila menjawab dan mengambil kunci motornya.

"Kak! Raden ikut!" Raden membuntuti kakaknya yang akan pergi

"Nggak! Kamu di rumah aja" Kila menolak Raden untuk ikut bersamanya.

"Ih kakak mah gitu... Raden bilangin Ayah loh" Raden mengancam Kila.

Kila tersenyum miring. Dia tidak takut dengan ancaman Raden dan berjalan menuju garasi mini milik ayahnya untuk mengambil motornya.

"Aaaa kakak... Raden mau ikut" Raden terus membuntuti Kila dan merengek minta ikut.

"Ngga... Kamu main sama Hila saja sana" Kila tetap tak mengizinkan

"Huaaa Kakak.... Raden mau ikut...." Raden mulai menangis dan membuat Humaira menghampiri mereka.

"Ada apa sih Kila? Kok adikmu nangis gitu?" Tanya Humaira memeluk Raden yang tengah menangis.

"Itu Raden minta ikut Kila Ma... Kila ga mau ah" Kila mengeluh ke ibunya

"Tapi Ma, Raden juga pengin ikut main sama Mas Tama..." Raden berkata sambil sesenggukan.

"Lain kali juga bakal ngumpul dirumah kita lagi dek... Udah ah kakak berangkat dulu" Kila mengeluarkan motornya dari garasi dan segera tancap gas meninggalkan rumah.

"Mama... Kakak nyebelin..." Raden mengadu kepada ibunya sambil menunjuk Kila yang sudah jauh dari rumah.

"Udah biarin aja... Kakak juga pengen main sendiri... Raden main sama Hila aja ya..." Humaira merangkul putranya masuk ke dalam. Raden pun menurut saja dan bermain dengan adiknya.

"Jangan cemberut gitu dong... Mama ada buat nutrijel loh... Raden mau nggak?" Humaira menghibur Raden yang sedang cemberut.

Mendengar nutrijel membuat mata Raden berbinar. Dan mengangguk kepalanya antusias.

"Mau Ma" Raden membuntuti ibunya ke dapur dan memakan nutrijel yang ibunya buat. Raden makan dengan senang bersama Hila.

Kila berkendara dengan santai menuju rumah Afif. Ia bernyanyi kecil merasa senang ia bisa menikmati waktu liburnya. Tampak dari jauh Kila melihat ada motor yang melaju dengan cepat berlawan dengannya.

Brukkk

Kila terjatuh tertabrak motor tersebut. Kila tak bisa ambil tindakan karena semua terjadi begitu saja. Semuanya terasa gelap, yang ia dengar adalah suara warga yang heboh dan memanggil ambulans.

Jono tengah bersantai di kios karena pekerjaannya tak terlalu banyak hari ini.  Dia bermain HP scroll medsos yang ia punya.

Kegiatannya terhenti saat ada panggilan masuk. Diketahui panggilan tersebut dari putrinya. Dia mengerutkan alisnya merasa heran. Ada apa putrinya menelponnya? Bukankah dia akan bermain ke rumah temannya?

"Halo" Jono mengangkat panggilan suara tersebut.

"Halo, Apa benar ini Ayah dari Kila?" Tanya seseorang yang asing menurut Jono.

Jalani Saja [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang