60

8 1 0
                                    

Setelah makan malam bersama Khalid, Kila langsung ke kamarnya dan mengunci pintunya. Ia berbaring sambil menatap langit-langit. Air matanya mengalir lagi, belakangan ini Rahman susah dihubungi. Kemana pria itu? Tak tahukah kalau Kila merindukannya sekarang?

"Maman... Boleh ga sih aku berharap kalau kamu itu goblin seperti yang ada di drama Korea. Sekali aku tiup lilin kamu langsung datang atau sejenisnya" Kila menutup matanya dan membiarkan air matanya mengalir begitu saja.

Disisi lain Khalid sedang berbicara dengan Johan. Ia bertanya-tanya bagaimana keseharian putrinya selama tidak bersama Khalid.

"Dari pelatihan kepemimpinan, Nona memiliki wibawa kepemimpinan yang tinggi. Loyalitasnya juga patut di acungi jempol. Kecerdasannya dalam menangani beberapa kasus perusahaan juga tak dapat diragukan lagi. Saya yakin Nona kelak bisa menjadi pewaris yang tepat untuk anda" kata Johan mengutarakan penilainya selama ini terhadap Kila.

"Bagus, saya sudah menduga itu. Lalu, apakah dia senang selama saya berikan kesibukan selama ini?" Tanya Khalid lagi.

"Saya tidak tahu apakah dia senang atau tidak. Yang jelas Nona melakukan tugas-tugasnya dengan sangat baik selama ini" Johan tak banyak berkomentar.

"Baiklah, terimakasih Johan. Saya rasa cukup untuk hari ini... Saya ke atas dulu " Khalid bangkit dari posisi duduknya dan berjalan ke lantai atas menuju kamar putrinya.

Sesampainya didepan kamar putrinya dahi Khalid mengerut. Tumben sekali jam segini putrinya sudah menutup pintu rapat-rapat. Apakah anak itu kelelahan hingga tidur awal?

"Khai..." Panggil Khalid sambil mengetuk pintu.

"Khai... Keluar dulu nak..." Kata Khalid dengan lembut

Mendengar suara Khalid, buru-buru Kila menghapus air matanya dan bangkit dari tempat tidur. Ia membuka pintu dan menyapa Ayah kandungnya itu.

"Iya Pa, ada apa?" Tanya Kila serak. Buru-buru Kila berdehem untuk menetralkan suaranya.

Khalid menyipitkan matanya mendengar suara Kila yang serak tadi. Kenapa suaranya jadi seperti itu? Apakah anak itu batuk hingga suaranya menjadi serak seperti itu? Khalid kini menelisik mata Kila yang tampak memerah seperti habis menangis.

Tiba-tiba saja hati Khalid sakit melihat keadaan putrinya. Kenapa dia menangis? Apakah selama ini Khalid kurang memperhatikannya? Khalid memeluk putrinya penuh sesal merasa bersalah. Walaupun ia sendiri tak tau apa kesalahannya. Yang jelas ia merasa bersalah.

"Khai... Kamu kenapa nak? Kok kamu nangis" Khalid menangkup wajah putrinya dan menatap manik mata putrinya.

"Aku gak papa kok Pa" Kila tersenyum paksa tak ingin membuat Ayah kandungnya khawatir.

"Bohong, anak Danuartha gak boleh bohong sama Papanya" Khalid menyangkal perkataan Kila. Ingin sekali Kila berteriak jika Kila tak ingat yang di depannya ini Ayah kandungnya. Jika Kila boleh egois, Kila akan memilih kabur dari rumah ini dan pulang ke Purwokerto. Tapi nyatanya ia tak tega dengan Ayah kandungnya yang tampak kesepian. Maka dari itu Kila setuju tinggal dengannya dalam waktu satu bulan.

"Beneran kok Pa" Kila kali ini tersenyum lepas. Berusaha tak terpaksa

"Kok matamu merah gitu?" Tanya Khalid

"Baru bangun tidur Pa" jawab Kila sambil terkekeh

" Besok ke China mau? Ayah dengar kamu suka sama boyband BOYSTORY itu? Asuhannya JYP dan NCC entertainment kan?" Khalid menawarkan penawaran yang menggiurkan untuk Kila. Gadis itu jadi ingat Raden yang juga suka kepada boyband tersebut dan berkeinginan untuk bertemu dengan boyband tersebut.

"Khai... Kok ngelamun " tanya Khalid melihat putrinya yang terlihat sedikit murung dimatanya. Sepertinya putrinya ini menyembunyikan sesuatu darinya.

"Emmm... Sama siapa kesana?" Tanya Kila

Jalani Saja [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang