Hari ini seorang pria tampak sedang menatap layar handphonenya. Dengan serius serta dengan jelinya dia membaca email yang masuk dari dokter yang kemarin bertugas memeriksa tes DNA. Hasilnya begitu membuatnya bahagia karena hasil tes itu mengatakan kalau Syakila adalah putrinya.
Namun setelah itu ia merasa sedih. Bagaimana bisa orang yang sangat ia cintai bisa menyembunyikan hal sebesar ini darinya. Bolehkah ia egois dan membawa anak itu dari Yogyakarta ke Jakarta tanpa memberitahu kedua orangtua Kila yang sekarang.
Pria itu juga khawatir jika ia membawa Kila ke Jakarta akan membuat gadis itu dalam bahaya jika kedua orangtua Khalid tau. Pria itu menghela nafas, dan menghembuskan nafasnya kasar. Ia berdiri dan keluar dari ruangannya. Pokoknya hari ini ia harus menemui putrinya.
"Vincent, hasil test sudah keluar, jadwalkan penerbangan ke Yogyakarta hari ini juga" perintah Khalid tegas.
"O-oke, hasilnya apa bos?" Tanya Vincent sambil memerintahkan bawahannya untuk menyiapkan pesawat pribadi milik Khalid.
"99,99% anak saya" jawab Khalid sumringah
Ia jadi bingung mau apa dia setelah bertemu anaknya nanti. Semoga ia beruntung bisa mendengar anak itu memanggilnya Papa. Khalid merasa tak pernah sebahagia ini sebelumnya.
"Oh iya Vin, jangan beritahu siapapun mengenai ini" pesan Khalid
"Aman bos" jawab Vincent
Khalid beserta Vincent terbang ke Yogyakarta hari itu juga. Mereka beristirahat sebentar di villa milik Khalid. Setelah jam kerja pada umumnya berakhir, Khalid ditemani Vincent pergi ke rumah Kila.
Sesampainya disana, rumah dinas Kila tampak kosong. Sepertinya anak itu belum pulang. Setelah satu jam menunggu mereka tak kunjung melihat tanda-tanda anak itu pulang.
"Gimana bos? Harusnya kan dia udah pulang jam segini?" Tanya Vincent. Bosnya terlihat lelah juga menunggu selama satu setengah jam. Ini sudah pukul lima sore, seharusnya anak itu sudah pulang bukan?
"Nyari siapa Mas?" Tanya warga yang kebetulan lewat
"Em- yang tinggal di rumah ini sudah pulang belum ya?" Tanya Khalid kepada warga tersebut.
"Waduh, kurang tau Mas... Kamu tau gak?" Tanya warga itu kepada temannya.
"Kalau nggak salah si, pagi tadi dia sudah siap pergi bawa koper. Mungkin dia pulang ke tempat asalnya.
"Oh begitu ya Pak, terimakasih " balas Vincent
"Balik aja yok bos" ajak Vincent menghibur bosnya yang tampak kecewa.
"Vin, cuti akhir tahun kan harusnya beberapa bulan lagi. Masa iya dia pulang cepat seperti itu" Khalid memandang keluar jendela menghibur hatinya.
"Tanya Sudirja aja bos, mungkin dia tau " usul Vincent
Khalid mengangguk dan mencari kontak Sudirja di handphonenya. Setelah menemukannya ia menelpon Sudirja. Nada dering itu tak kunjung berubah menjadi angka yang berarti panggilan sudah dijawab.
"Selamat sore Pak Sudirja " sapa Khalid setelah sambungan tersambung.
"...."
" Saya mau bertanya tentang kepala staff administrasi anda. Apakah dia sudah pulang ke daerah asalnya?" Tanya Khalid to the point.
"..."
"Oh begitu ya... Jadi kalian sedang meeting ke Magelang?" Tanya Khalid antusias.
"..."
"Baik terimakasih Pak Sudirja " jawab Khalid.
Ia tersenyum mengetahui anaknya belum pulang ke Purwokerto. Setidaknya masih ada kesempatan ia akan bertemu dengan anaknya.
"Kita ke Magelang Vin " kata Khalid bersemangat.
"Sekarang bos?" Tanya Vincent ragu membuat Khalid memandang detektifnya itu dengan pandangan datarnya.
"Taun depan!" Khalid merasa kesal dengan kelakuan Vincent
"Oh, masih lama dong" ledek Vincent
"Vincent... Jangan main-main" peringat Khalid.
"Mending tungguin aja bos,.kita istirahat di villa. Meeting mah besok juga udah balik lagi" kata Vincent
"Oke kalau ga mau, turun dari mobil saya" titah Khalid
"T-tapi bos" Vincent tak terima
"Turun!" Khalid tak mau dibantah
Dengan terpaksa Vincent turun. Khalid segera pindah ke bangku kemudi dan mengendarai mobilnya meninggalkan Vincent di jalan. Bodo amat dengan Vincent. Pokoknya dia harus segera bertemu anaknya. Ia ingin sekali memeluknya dan memanjakannya. Ia juga sangat ingin dipanggil Papa oleh putrinya.
"Dasar sinting!" Kesal Vincent dan duduk di trotoar dengan kesal. Ia harus menyewa gojek kalau seperti ini.
"Punya bos gini amat... Untung dia sumber ATM saya, coba kalau bukan... Udah gw tendang ke rawa-rawa biar dimakan buaya!" Vincent terus mengumpati bosnya.
"Kalau dilihat-lihat bos kasian juga. Semoga aja dia bisa bahagia bersama putrinya" Vincent berbicara sendiri sambil menunggu gojek datang.
"Ish! Tapi anak menyebalkan itu..." Vincent mengeram kesal. Sumber yang membuatnya kesal bertambah sudah jika begini. Bagaimana bisa Vincent tahan dengan dua orang yang sama sama menyebalkan?
"Kalau dipikir-pikir ngapain dipikirin" Vincent mengendikkan bahunya acuh mencoba tidak memiliki rasa kesal kepada gadis menyebalkan yang memanggilnya dengan embel-embel "Pak"
"Hu dasar bocil! Emang gw bapak Lu apa" tiba-tiba Vincent merasa kesal lagi setelah ingat bagaimana Kila memanggilnya dengan embel-embel Pak.
Disisi lain Khalid mengendarai mobilnya dengan cepat menuju Magelang. Ia tak sabar bertemu dengan putrinya, kembarannya, copy an nya. Dan juga buah hatinya yang sudah menginjak usia memasuki dewasa.
Ah kenapa Khalid jadi merasa sedih. Ia telah banyak melewatkan perkembangan dan pertumbuhan putrinya. Jika saja jalan ceritanya berbeda, pasti Khalid bisa menyaksikan perkembangan dan pertumbuhan putrinya dari tahun ke tahun.
Bagaimana paras Kila ketika masih bayi? Apakah mirip Khalid? Atau bahkan mirip Humaira?
Kenapa tuhan kejam sekali kepada Khalid? Bahkan untuk menyaksikan itu semua Khalid tidak diberi kesempatan. Kenapa tuhan menggariskan Khalid untuk tunduk pada kekejaman orangtuanya? Kenapa dunia itu begitu kejam?
Hanya satu yang tidak kejam. Dia adalah Humaira, ibu dari anaknya. Ah, bagaimana wanita itu? Apa saja kesulitan yang dia hadapi ketika membesarkan anaknya? Apa sekarang dia baik-baik saja?
Semua pertanyaan terbayang-bayang di benak Khalid. Bahkan kalau boleh ia ingin menangis karena takdir yang begitu jahat padanya. Takdir merenggut semua kebahagiannya. Semoga kali ini takdir tak sejahat itu padanya.
"Tunggu Papa Nak, Papa janji akan menebus semua yang telah Papa lewatkan bersamamu. Apapun yang Papa lakukan dari dulu hingga sekarang akan Papa berikan seluruhnya untukmu. Terimakasih telah hadir dan menguatkan Mamamu. Terimakasih telah hadir menjadi anak Papa"
"Walaupun papa melewati semua tentang dirimu, papa yakin kamu merupakan pribadi yang tangguh, bersungguh-sungguh dan baik hati. Dan papa berdoa agar semua mata jahat dan keburukan tidak akan mendekati kamu"
"Kamu adalah harta Papa yang paling berharga untuk saat ini. Sumber kebahagiaan Papa setelah bertahun-tahun Papa tidak memiliki tujuan hidup"
"Kamu adalah harta yang akan Papa jaga sekalipun nyawa Papa yang jadi taruhannya. Apapun itu, akan Papa pastikan kamu bahagia. Papa akan mendukung semua yang kamu lakukan nak"
"I love You" batin Khalid terus saja berbicara. Khalid membatin sambil menatap foto mantan istrinya, Humaira. Wanita cantik dan manis itu adalah cinta pertama dan terkahir untuk Khalid.
~Ren Ofii~
Dipublikasikan pada
Jumat, 26 Januari 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Jalani Saja [TAMAT]
Teen FictionMenceritakan kehidupan anak SMK dengan Lika-liku kehidupannya. Syakila Khaira Aisyah, siswa SMKN 2 Jayakuta. Banyak rahasia tersembunyi dibalik cerianya seseorang yang akrab dipanggil Kila. Kila jatuh hati pada seseorang di tempat ia melaksanakan pr...