Sudah terhitung lima hari Kila di Jakarta bersama Khalid. Lima hari pula Helena di jauhi dan di cueki oleh Omar dan Khalid. Rasanya sangat menyakitkan bagi Helena. Hidup tapi seakan tak terlihat dan tak di anggap.
"Mau ini?" Tanya Khalid menunjuk Ayam bakar di depannya. Kila menganggukkan kepalanya dan Khalid dengan senang hati mengambilkannya.
"Mau ini gak Khai?" Tanya Omar yang baru saja datang dan membawa martabak telor.
"Apa itu Pa?" Tanya Kila memandang kantong kresek yang dibawa Omar.
"Martabak telor, denger denger kamu suka ini?" Kata Omar mengeluarkan martabak telor yang dia beli dan meletakkannya di piring.
"Wah, Opa tau darimana?" Tanya Kila sambil melihat martabak telor itu penuh selera.
"Dari Papamu" Omar melihat ke arah Khalid disusul oleh Kila. Khalid pun tersenyum manis membalas mereka.
"Makasih, lopyu semua" Kila segera menyantap makanannya dengan senang hati membuat Omar dan Khalid saling lempar senyum. Mereka merasa senang melihat selama lima hari ini Kila merasa senang bersama mereka.
"Ekhem! Seneng banget kayaknya, Oma boleh ikutan gak" kata Helena kaku. Ia mencoba mendekatkan diri dengan cucunya agar suami dan anaknya memaafkannya.
"Papa, Opa, Kila udahan deh makannya" Kila mendorong pelan piring di depannya. Anak itu segera pergi ke lantai dua ke kamarnya. Melihat Helena membuatnya tak nafsu makan. Kenapa? Karena Kila teringat darah yang mengalir di kepalanya yang di akibatkan oleh Helena. Omar dan Khalid memandang kepergian Kila. Lalu tatapan tajam mereka tujukan untuk Helena.
"Helena! Bisa ga sih kamu ga usah gangguin kita! Merusak momen tau gak!" Sungut Omar geram
"Anda kenapa selalu merusak suasana sih! Bikin gerah saja" Khalid kelepas kancing teratas bajunya.
Helena berkaca-kaca suami dan putranya masih saja membencinya dan tak menginginkannya berada di dekat mereka. Mereka selalu menganggap Helena perusak suasana.
"Gara gara kamu dia jadi gak jadi makan! Tau kenapa?! Mungkin dia jijik mengingat bagaimana kamu menembaknya dengan kejam dan darahnya mengalir begitu saja" sinis Omar
"IYA! AKU TAU AKU SALAH! Tapi apa gak boleh aku menyesal dan ingin memperbaiki semuanya?! Aku cuma mau minta maaf sama cucuku sendiri!" Tangis Helena pecah
"Haha, siapa kamu ngaku-ngaku? Perasaan dulu kamu bilang kamu ga sudi punya cucu seperti Khaira?" Khalid tertawa mengejek Helena.
"Mas Omar, Khalid tolong maafin Mama... Sudah cukup hukumannya.... Mama gak kuat lagi..." Helena menangis tersedu-sedu. Ini lebih buruk dari kematian. Lebih baik ia mati daripada dibenci oleh suami dan putranya sendiri.
"Biar Mama yang bujuk dia makan" Helena menghapus air matanya dan mengambil piring yang tadi sedang digunakan Kila untuk makan. Omar dan Khalid memandang ragu Helena yang mulai naik ke lantai dua. Mereka takut terjadi hal yang tidak-tidak dan mereka menyusul Helena ke kamar Kila dan menyaksikannya dari pintu.
"Syakila, tolong maafin Oma yah..." Kata Helena kepada Kila yang sedang melamun di balkon kamarnya. Anak itu diam saja tak ingin menanggapi Helena.
"Kamu boleh apain Oma sesuka hatimu, asal kamu mau maafin Oma... Oma menyesal Syakila... Oma udah gak kuat lagi di giniin sama anak dan suami sendiri" Helena kembali menangis. Kila benci itu, benci mendengar orang lain menangis tersedu-sedu kepadanya.
"Kalau kamu mau kamu boleh balas tembak Oma kaya waktu itu Oma tembak kamu... Gapapa kok, kalaupun Oma mati setidaknya kamu mau maafin Oma yang kejam ini" kata Helena
KAMU SEDANG MEMBACA
Jalani Saja [TAMAT]
Teen FictionMenceritakan kehidupan anak SMK dengan Lika-liku kehidupannya. Syakila Khaira Aisyah, siswa SMKN 2 Jayakuta. Banyak rahasia tersembunyi dibalik cerianya seseorang yang akrab dipanggil Kila. Kila jatuh hati pada seseorang di tempat ia melaksanakan pr...