7

14 0 0
                                    

Hari-hari terus berlalu dengan tempat yang sama dan cerita yang berbeda di setiap harinya. Tak terasa masa Praktik Kerja Lapangan akan berakhir dalam satu Minggu lagi.

Kila sedang duduk di kursi depan laboratorium sambil bermain game yang biasa ia mainkan. Tak jauh dari Kila tampak Rahman sedang membersihkan lantai koridor. Kila duduk seperti bos besar membuat Rahman geleng-geleng kepala dan tersenyum.

"Mainan apa sih, serius amat" tegur Rahman kepada Kila yang dari aura auranya tak mau diganggu. Dan benar saja Kila tidak menyahuti Rahman sama sekali.

Rahman mendengus kesal. Ia melanjutkan kegiatannya dengan tenang. Tiba tiba Rahman mengambil hp Kila dan menekan tombol power agar hp Kila mati. Lalu ia masukkan hp tersebut ke kantong celananya.

Kila tentu saja merasa kesal. Ia merengek kepada Rahman agar mengembalikan hp nya. Sebenarnya ia pun bisa mengambil sendiri. Tapi ia tidak berani melakukannya karena tidak sopan.

"Mamannn.... Balikin hp Kila!" Kata Kila dengan nada galaknya.

Jono pun tampak sedang berjalan mendekati mereka. Sepertinya pengganggu Kila akan bertambah lagi.

"Lagi apa si Man, asik bener" kata Jono

"Ini nih main hp terus, ditanyain diam aja ga mau nyahut, ya udah saya ambil aja Jon hp si bocil" kata Rahman sambil dengan santainya mengepel lantai.

"Hahahaha, emang iya itu Man, kalau main game suka gak peduli sekitar" ejek Jono membuat Kila mendengus sebal

Duggg

Kila menendang pantat Jono dengan keras. Jono memegang pantatnya yang habis ditendang Kila dan mengaduh kesakitan.

"Aduh aduh... Ngeri banget ni anak, kamu ikut karate ya, shhh" aduh Jono sambil mengusap-usap pantatnya.

"Makanya balikin hp saya!" Kata Kila dengan galak sambil ambil posisi melempar topi Rahman yang tadi sempat Rahman letakkan di sebelah Kila.

"Lah kok jadi saya... Kan Rahman yang ambil" sungut Jono

"Mamann... Balikin gak, saya buang topimu ini loh"ancam Kila kepada Rahman yang masih santai mengerjakan pekerjaannya.

"Jangan dong, topi mahal itu" kata Rahman masih tetap santai yang membuat Kila berdecih. Menurut Kila nada Rahman begitu sombong.

"Mahal konon, sok banget si" dengus Kila

"Yoh man, selagi masih jomblo ya Man" kata Jono

"Yoi" jawab Rahman

"Bapak Abdurrahman Azzami... Saya tidak peduli topimu mahal atau nggak, saya juga tidak peduli kalian berdua jomblo apa tidak, yang saya inginkan hanyalah hp saya kembali, sini balikin hp saya" kata Kila greget dan melempar topi Rahman dengan kesal. Dengan sabar Rahman mengambil topinya dan memakainya.

"Galak banget kamu, saya jadi takut punya istri kayak kamu" kekeh Rahman sambil mengembalikan hp Kila

"Siapa juga yang mau jadi istrimu, halu aja terus" dumel Kila membuat Rahman agak tertohok tapi ia sembunyikan itu dengan tawanya yang renyah.

"Uhuk!! Rahman tertohok" ledek Jono sambil lari dari dekat Rahman.

Rahman biasa saja. Ia tak ada niatan untuk mengejar Jono. Lebih baik ia menyelesaikan pekerjaannya daripada meladeni Jono. Merasa gerah ia melepas topinya dan memakaikan topinya ke Kila yang sudah kembali fokus kepada gamenya. Hp Kila sudah Rahman kembalikan. Kila pun tampak tak peduli apa yang baru saja dilakukan Rahman.

Setelah selesai main game, Kila masuk ke laboratorium untuk melayani daftar hadir mahasiswa. Sebelum membuka pintu ruang administrasi ia mengucapkan salam terlebih dahulu. Setelahnya ia masuk dan duduk.

Jalani Saja [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang