51

7 0 0
                                    

Setelah puas seharian bermain dengan teman-temannya Kila berpamitan untuk pulang. Hpnya berdering tanda ada yang meneleponnya. Kila melihat ponselnya dan ada nama Rahman di sana. Kila segera menerima panggilan dari Rahman.

"Iya Man ada apa?" Tanya Kila setelah menjawab panggilan Rahman

"Kamu dimana? Seharian gak dirumah kata Ayahmu.... Bisa-bisanya pergi ga pamit sama orangtuamu. Coba cek chat, Ayahmu udah kirim banyak pesan gak dijawab" dumel Rahman dari sana

"Hah? Emang iya? Bentar saya liat dulu" buru buru Kila membuka WhatsApp dan memang benar banyak pesan dari Ayahnya.

Ayah Junot not not

Kila kamu dimana?
Kila udah Dzuhur kok
belum balas chat ayah?
Kila udah lewat dzuhur loh?
Kamu dimana?
Kila udah mau Ashar, kenapa
chat ayah belum dibaca juga

10 panggilan tak terjawab dari Ayah Junot not not.

"Aduh mampus, aku ga bawa motor lagi Man... Gimana nih" kata Kila panik. Pasti Ayah dan Mamanya panik tak melihat Kila seharian di rumah. Ditambah lagi sedang ada sedikit masalah yang membuat mereka khawatir.

"Aduh... Bisa bisanya... Kamu pergi sama siapa tadi? Shareloc, nanti saya jemput" Rahman tak habis pikir dengan Kila. Bisa-bisanya anak itu seceroboh itu.

"Tadi aku minta jemput Rama. Tadinya mau minta tolong kamu, tapi kamu lagi sibuk, jadi minta tolong Rama aja. Tadi aku kumpul di rumah Tama, bareng Rama sama Afif. Udah ya tar aku shareloc" Kila mematikan teleponnya dan segera share lokasi ke Rahman.

Rahman mendengus kesal. Kenapa sih Kila masih saja kumpul sama teman-teman cowoknya. Bikin gerah aja. Walaupun mereka hanya berteman tapi menurut Rahman tak ada persahabatan murni laki-laki dan perempuan. Dia memilih untuk segera menjemput Kila daripada melanjutkan rasa kesalnya.

Setelah menempuh perjalanan beberapa menit, Rahman sudah sampai di depan rumah yang terlihat sederhana. Tak terlalu mewah, tapi sepadan dengan rumah milik Jono. Rahman menangkap satu objek yang melambai ke arahnya.

"Cepet naik" kata Rahman cuek

"Oke" jawab Kila dan segera naik tanpa memperhatikan nada bicara Rahman.

Dalam perjalanan mereka hanya diam saja tanpa ada yang memulai topik pembicaraan. Kila pun malah asyik memperhatikan jalan yang mereka lewati. Sepertinya Rahman masih kesal gara-gara Kila berkumpul dengan teman-teman laki-lakinya. Akhirnya mereka sampai di depan rumah Jono.

"Makasih ya Man, sini mampir dulu" ajak Jono

"Saya langsung pulang aja Jon,.ada kerjaan" Rahman segera meninggalkan rumah Jono.

"Tumben" gumam Jono dan setelah itu ia masuk ke rumahnya untuk menginterogasi putrinya.

"Habis darimana kamu? Kok chat ayah gak dibalas?" Jono melipat tangannya di depan dada.

"Dari rumah Tama yah... Bareng Rama sama Afif" jawab Kila

'oh pantes Rahman mukanya kayak orang kesal. Jadi begitu rupanya ' batin Jono

"Ayah kan udah pernah bilang... Main boleh, asal tau waktu. Dari pagi sampai sore kamu baru pulang. Coba kalau Rahman ga berinisiatif nelpon kamu. Pasti kamu belum pulang kan?" Jono kembali menasehati Kila

"Iya yah, Kila minta maaf" Kila menunduk merasa bersalah. Setelah itu hening, Jono sibuk dengan hpnya dan Kila menatap Jono berharap Ayahnya itu mengatakan sesuatu padanya.

"Mmm... Yah" panggil Kila

"Hmm?" Sahut Jono tanpa mengalihkan perhatiannya dari HP

"Ayah... Ga mau ngasih tau sesuatu gitu?" Tanya Kila yang membuat Jono langsung merasa deg-degan. Apa maksud anak itu?  Apa anak itu tau sesuatu mengenai Khalid?

Jalani Saja [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang