36. TIDAK SENDIRIAN 🦣

661 102 40
                                    

[TIDAK SENDIRIAN]

▪️▪️▪️

"Keadaan paru-paru Awan sudah cukup parah, bahkan beberapa bagiannya sudah mulai rusak menyebabkan kebocoran udara ke rongga dadanya sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Ditambah imun tubuh Awan yang lemah akhir-akhir ini membuat paru-parunya yang sudah rusak mudah sekali terinfeksi virus atau bakteri" ujar dokter Juan kepada Abi.

"Jadi, untuk saat ini untuk saat ini terlebih dahulu akan dilakukan pemasangan Selang Dada WSD untuk mengeluarkan cairan atau timbunan udara, dan untuk selanjutnya akan dilakukan observasi agar dapat memastikan tindakan selanjutnya. Dokter Abi jelas tahu, keadaan Awan saat ini dapat dikatakan dalam keadaan yang tidak baik-baik saja, namun semoga saja dengan ini keadaan Awan dapat lebih baik"

"Pemeriksaan bulan lalu masih baik, kenapa sekarang keadaan Awan tiba-tiba memburuk?" Tanya Abi yang merasa heran akan keadaan putranya karena ia merasa selama ini baik-baik saja.

"Gejalanya tidak secepat ini memburuk, jadi kemungkinan Awan sudah merasakannya beberapa waktu lalu namun ia tidak mengatakannya. Atau mungkin ia mengabaikan rasa sesak atau nyeri pada dadanya selama ini"

Abi hanya menghela nafas pelan setelah mendengar penjelasan dokter Juan.

▪️▪️▪️

"Awan harus tahu, sewaktu Ibu dan ayah baru sampai, Abang menangis keras di depan ruang IGD"

"Abang menangis?" Sebenarnya bukan hal baru jika kakaknya menangis saat melihatnya sakit, namun tetap saja ia sangat antusias untuk itu.

"Heum .. seperti anak kecil yang mainannya direbut anak lain" sang ibu masih betah sekali meledek putra sulungnya.

"Abang tidak begitu ya.." elak Gema walau matanya terlihat sangat sembab, dan itu adalah bukti nyatanya.

"Mengaku saja Abang, Abang takut kan Awan kenapa-kenapa?" Awan mengedipkan sebelah matanya ikut meledek sang kakak, karena ia berada satu kubu dengan ibunya, memangnya siapa yang berani melawan ibu negara.

"Biasa saja" tetap saja Gema tidak mudah mengiyakan ledekan adik dan ibunya.

"Halah, Abang seperti itu, tapi kemarin sudah hampir pingsan karena dokter lama sekali memeriksa Awan" sahut sang ibu lagi.

"Ibuuu~" rengek Gema yang sedari tadi menjadi ledekan ibu dan adiknya.

"Abang ternyata bisa merengek juga" ucap Awan yang mengundang tawa sang ibu.

Bahkan ayah yang sedari tadi berada di luar pun tersenyum mendengar candaan ketiga orang tersayangnya.

"Hei, ada apa ini?" Akhirnya sang ayah memutuskan masuk ke dalam ruang rawat si bungsunya.

"Ayah.." panggil Gema yang langsung mendekati dan memeluk tubuh sang ayah, seakan ingin mengadukan apa yang telah ibu dan adiknya lakukan terhadapnya.

"Abang mulai mencari pembelaan dari ayah hihi" ucap Awan.

"Diam kau anak kecil nakal..!!" Seru Gema yang masuk betah memeluk tubuh tegap ayahnya.

"Ayah, mereka menakali Abang" adu Gema memelas kepada sang ayah.

"Eh, Abang sedang mengadu ini?" Tidak sesuai harapan, sang ayah pun ikut meledek si sulung.

CASUARINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang