Chapter 45

83 7 0
                                    

Sebelum baca jangan lupa tinggalkan jejak ya gayss 🥰

Sebelum baca jangan lupa tinggalkan jejak ya gayss 🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••••

Sesampai nya mereka berdua di ruang tortura dapat mereka liat seseorang yang terikat disebuah kursi ditengah ruangan.

"Bangunkan dia"

Aldo pun membangunkan orang itu.

Byurrr~~

"Heh! Sialan bangun!" Bentak Aldo sambil menyiramkan seember air pada Elina.

Tidak berselang lama karena terkejut Elina pun mulai membuka matanya.
"Hai Elina~" Ucap Faulen penyapa Elina dengan kekehan dan tatapan menghinanya.

"Kamu?!!"

"Kenapa? Kaget Saya masih hidup ya, Elina~ HAHAHA" tawa Faulen memenuhi ruangan.

"Ahh.. tidak tidak bukan Elina tapi bitch" ucap Faulem dengan tatapan merendahkan.

"Mau apa kamu hah?!" Ucap Elina serat akan permusuhan.

"Hmm mau apa ya?" Ucap Faulen serta bertingkah seakan sedang berfikir.

"Kalau saya bilang saya ingin bermain dengan mu bagaimana hm?" Ucap Faulen sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Tapi cara saya tentu berbeda dengan cara murahan mu itu" Faulen tersenyum miring dan menatap remeh Elina.

"Cihh anak bau kencur seperti mu memang tahu apa hah?"ucap Elina mempertahankan keangkuhannya serta memandang remeh atas ancaman yang di berikan faulen

"HAHAHAHA..." tawa Faulen menggelegar di setiap sudut ruangan, namun Elina tak terpengaruh akan hal itu.

"Heumm anak bau kencur ya~"

"Maka kau akan lihat bagaimana anak yang kau sebut bau kencur ini akan meruntuhkan sikap angkuhmu itu" ucap Faulen serat akan penekanan.

"Lebih baik kau lepaskan aku sekarang juga! sebelum kau nanti menyesalinya bocah." Tutur Elia masih menganggap enteng Faulen.

"Lebih baik kau tidak usah main-main denganku, atau kau akan melihat teman-teman jalangmu yang lainnya itu akan menderita di tanganku HAHAHAH..." Ucap Elina dengan keangkuhan nya.

Elina masih tetap angkuh hingga akhir, dan bahkan ia tidak melihat kini keadaan sedang tidak berpihak padanya.

Elina melakukan kesalahan besar dengan menghina teman-temannya Faulen, justru saat ini dia sedang membangkitkan jiwa iblis yang selama ini tertidur dalam diri Faulen. Karna baginya tidak ada yang boleh menghina apa lagi mengusik teman-teman nya sedangkan dia sudah melakukan kedua nya, dan jika ada yang melakukannya maka bersiaplah karna hanya akan ada neraka yang menanti.

Faulen menutup matanya dan ketika ia membuka matanya kembali di saat itu juga seketika keadaan ruangan mendadak berubah derastis, dengan begitu banyak tekanan dan suhu ruangan yang seketika menurun. Yang bahkan Elina pun merasa sesak di buatnya.

Notre Histoire || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang