Bab 4. Namaku Alina

3 1 0
                                    

Menjadi bagian dari Alexandria Islamic Senior High School (SMA Islam Alexandria), salah satu sekolah yang diimpikan banyak orang tak pernah terpikirkan sekalipun dalam benak Alina, yang ada dalam pikirannya saat tamat sekolah menengah pertama adalah, bisa masuk SMA yang dekat dari toko dan membantu ibu mengelola toko bunga setelahnya. Namun, seperti yang orang-orang selalu katakan, Manusia bisa berencana, tetapi pada akhirnya Tuhan yang menentukan. Rencana Tuhan pada Gadis itu ternyata tak sejalan dengan yang Ia inginkan. Atas dorongan Nenek, Alina akhirnya mendaftar dan lolos menjadi salah satu dari 10 anak dengan predikat terbaik disekolah itu. Sekolah yang menjadikan ilmu agama sebagai landasan utama dengan tidak meninggalkan ilmu pengetahuan umum.

Tak menyia-nyiakan kesempatan, Alina bertekad untuk fokus dan berjanji untuk menjadikan belajar sebagai prioritas utama disekolah, lulus dengan nilai memuaskan dan masuk universitas impiannya di Inggris. Alina memastikan bahwa Ia tidak akan mengecewakan Ibu dan Nenek yang sudah mendukungnya dengan sepenuh hati.

Jika itu berkaitan dengan pelajaran Alina mungkin akan mengusahakannya sebisa mungkin, namun kali ini berbeda, ada sedikit keraguan didalam hatinya, mengingat tawaran yang dilontarkan Kak Gaza padanya kemarin. Dan atas dasar keraguan itulah Alina akhirnya masih berada diposisinya sejak tadi, duduk termenung didepan ruang Jurnalistik. Ia bukan tidak ingin, hanya saja Ia masih meragukan kemampuannya sendiri, suara - suara ribut dari dalam perlahan terdengar mendekat kearah pintu keluar, seorang Gadis dengan bet bertuliskan kelas XI muncul dari arah pintu, Ia kemudian mendekat kearah Alina, menatap name tag yang terkait dihijab gadis itu.

"Alina? Kamu Alina Amaradiva kan?"
Alina mengangguk ragu. Namun belum sempat Ia mengeluarkan sepatah katapun, perempuan yang sudah dipastikan adalah seniornya itu menggandeng tangannya untuk masuk ke dalam ruangan. Ia kemudian meminta Alina untuk duduk disebuah meja yang berhadapan langsung dengannya.

"Dita, namaku Dita. Aku adalah sekretaris Club Jurnalistik di SMA ini. Gaza sudah banyak cerita tentang kamu." Ucap Dita memperkenalkan dirinya dengan penuh semangat.

"Dan karena kamu masuk lewat jalur rekomendasi khusus yang dapat dipercaya. Aku jadi tidak ragu untuk menerimamu. Tapi sebelum itu, aku akan menanyakan beberapa pertanyaan sebagai prosedur wawancara, jawab sebisa dan sebaik mungkin"

Alina yang masih cukup terkejut dengan situasi dihadapannya hanya bisa mengangguk mengikuti arahan seniornya itu.

~~~~~

Kak Nadita tersenyum puas setelah mendengar jawaban dari pertanyaan terakhir yang Ia tanyakan pada Alina.

"Nah, ini pakai ini setiap kamu bertugas."
Ia mengalungkan name tag khusus jurnalis dileher Alina yang masih ternganga dengan kejadian yang terjadi begitu cepat dihadapannya.

Hanya dengan menjawab lima pertanyaan, ia langsung diterima menjadi bagian dari salah satu organisasi bergengsi disekolah.
Seperti mimpi disiang hari yang panas...

"Majalah dan berita online sekolah harus segera diisi, selama ini sangat sulit mencari anak-anak yang ingin menulis kebanyakan dari mereka mendaftar untuk mengisi divisi reporter, fotografer atau podcaster. dan saat melihatmu pertama kali, aku yakin kamu adalah orang yang layak untuk mengisi posisi penting itu."

"Baik, kak. Tapi apa divisi penulis hanya ada saya saja kak?"

"Tenang ada 3 anak lain dari kelas XI kok, jadi kamu tidak usah khawatir"

Selain prestasi akademiknya, SMA Alexandria juga terkenal dengan kualitas ekstrakulikulernya yang berada di grade A. Beberapa ekstrakulikuler populer seperti, Osis Club Jurnalistik, Club Renang, Club Olimpiade dan bahkan Club Taekwondo selalu menjadi ajang persaingan yang ketat bagi murid baru, agar Mereka bisa bergabung dan mendapatkan pengakuan disekolah. Namun tidak dengan Alina. Sejujurnya Ia hanya ingin menjalankan misinya masuk kesekolah ini dengan tenang, Ia hanya ingin belajar dengan giat, tidak membuat masalah dan lulus dengan baik dari sekolah ini. Tapi sekarang Ia ragu, karena pada akhirnya disinilah Ia sekarang bergabung dengan salah satu ekstrakulikuler populer disekolahnya.

The OddloveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang