Mobil itu berhenti tepat disisi lain pintu masuk cafe BearsCrown, Alina hendak keluar namun sentuhan tangan Aqila menghentikannya.
"Al, hati-hati ya. Aku dengar-dengar Kak Hera itu judes banget orangnya. Aku ga mau terjadi apa-apa sama kamu. Dan kamu tahu gak, Aku dengar gosip kalau Kak Hera itu...."
"Sudah jangan dilanjutkan. Aku tau kok kalau kamu khawatir sama Aku. Ga bakal terjadi apa-apa kok, Qil."
"Pokoknya kamu hati-hati ya, Al. Aku yakin Kak Hera pasti sudah tau soal berita penusukan itu," Nada bicara Aqila terdengar begitu khawatir.
Sementara Alina hanya meresponnya dengan senyuman tipis dan kemudian membalas sentuhan tangan Aqila padanya.
"Tenang aja Qil. Aku cuma mau wawancara soal pencapaian Kak Hera secara profesional. Dan seperti yang aku bilang sebelumnya, aku dan Kak Aqsa ga ada hubungan apa-apa, jadi kamu gak perlu khawatir," Gadis itu berusaha meyakinkan Aqila. Mendengar respon Alina ada sedikit ketenangan diwajah Aqila.
Keduanya kemudian berpisah setelah Alina mengucapkan terimakasih karena Aqila sudah mau mengantarnya ke cafe ini.
Cafe ini tidak asing bagi Alina karena memang Ia sudah pernah kesini sebelumnya untuk mewawancarai Kak Aqsa. Tetapi berbeda dengan saat itu, kali ini Ia hanya datang sendirian karena berita tentang Kak Hera hanya akan dimuat di majalah sekolah saja. Jadi tidak memerlukan tim Reporter dan kameramen.
Gadis itu masuk melalui pintu utama, yang terhubung dengan tangga. Seorang pelayan dengan ramah menyapa Alina setibanya Ia di dalam. Melihat seragam sekolah yang Ia kenakan, pelayan itu langsung tahu jika Alina adalah bagian dari siswa sekolah yang melakukan reservasi sebelumnya.
Pelayan itu kemudian memandu Alina kearah meja tujuannya.Meja itu terletak disisi kanan ruangan utama, yang menghadap langsung ke monumen kebudayaan kota.
Alina mendudukkan dirinya dikursi tepat disamping Kak Hera yang segera menyambutnya dengan ramah setibanya Ia disana. Gadis itu cukup terkesan karena apa yang Aqila katakan sepertinya tidak benar sepenuhnya, Dia terlihat begitu ramah dengan senyuman yang khas dan gaya yang begitu elegan, Ia bertindak seperti wanita dewasa, bukan siswi SMA pada umumnya.
Kak Hera masih mengenakan seragam sekolah persis seperti Alina. Tetapi yang membuat Ia lebih terkejut bukan itu, tetapi keberadaan Ketua OSIS dan Kak Andra disini. Ia berpikir jika agenda wawancara kali ini hanya akan melibatkan dirinya dan Kak Hera saja.
Awalnya Ia mengira jika yang duduk dihadapannya adalah Aqsa tetapi Ia bisa melihat perbedaan jelas dari rambut keduanya, Aqsa memiliki potongan rambut yang lebih pendek seperti militer, sementara Ketua Osis cukup panjang namun tetap rapi dan sesuai aturan.
Hera yang bisa membaca raut wajah terkejut Alina segera memberikan penjelasan.
"Alina, maaf jika kamu mungkin terkejut. Tapi, aku sudah lebih dahulu membuat janji temu dengan Mereka berdua jadi tidak apa-apa kan, jika Yagiz dan Andra juga bergabung bersama kita?"
"Hei.. aku tidak diundang untuk ikut pada awalnya, tetapi Pak Ketua OSIS yang terhormat malah memaksaku datang untuk menemaninya" Andra segera menyela ucapan Hera sebelum Alina sempat menjawab pertanyaannya.
Gadis itu menarik kesimpulan jika hubungan Andra mungkin tidak sedekat hubungan antara Yagiz dan Hera.
"Sudahlah, Ndra. Nikmati saja. Sudah lama juga sejak terakhir kali kamu bertemu Hera. Anggap saja ini silaturahmi teman SMP" Yagiz berusaha mendinginkan suasana. Sepertinya ucapan Andra membuat Hera sedikit kecewa, terlihat dari air mukanya yang berubah sendu.
"Maaf Al. Andra memang suka berbicara sembarangan. Silahkan lanjutkan agenda kalian berdua. Aku dan Andra akan pindah ke meja lainnya sampai kalian selesai." Yagiz kemudian segera pindah ke meja lain yang kosong di seberang Meja mereka, diikuti kak Andra dibelakangnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Oddlove
Teen FictionSejak pertemuan di bandara hari itu, hidup Aqsa seolah selalu terhubung dengan Alina-gadis kecil tunanetra yang selama hampir enam tahun ia cari. Seperti takdir yang sudah digariskan, mereka kembali bertemu sebagai senior dan junior di sekolah. Namu...