Aqsa melangkah dengan mantap, menapaki satu persatu anak tangga menuju panggung utama. Tepat ketika namanya dipanggil. Diatas panggung sudah terlihat kepala Sekolah, Guru-guru, Komite Sekolah berserta pelatihnya ada disana. Dihadapan ratusan siswa dan siswi di SMA Alexandria hari ini, Ia mendapatkan kehormatan itu. Sebuah kehormatan yang menjadi impiannya sejak lama.
Aqsa berusaha untuk tetap tenang, memberikan penghormatan ala militer sebelum kepala sekolah mengalungkan medali yang sudah Ia dapatkan. Sementara itu, Komite sekolah menyerahkan sebuah piagam yang sudah dibingkai berwarna emas kepada dirinya.
Tak lupa Mereka kemudian berfoto bersama untuk mengabadikan momen yang menjadi sejarah bagi dirinya. Gugup? Tentu saja, Aqsa bahkan bisa mendengar dengan jelas suara detak jantungnya sekarang.
Bersama seorang rekan lagi yang baru saja meriah prestasi dibidang olimpiade nasional. Keduanya berpose dihadapan kamera dengan backsound riuh tepuk tangan para siswa dan siswi yang menyaksikan pencapaian keduanya.
Terharu, bahagia, bangga dan beban yang dipikul terasa semakin berat. Semua perasaan menjadi satu hari ini, rasanya seperti tak bisa dideksripsikan dengan kata apapun.
Menjadi bagian dari siswa berprestasi adalah impian semua orang termasuk Aqsa. Dan hari ini adalah pembuktian dari semua usaha, air mata dan doa yang selalu Ia panjatkan setiap saat serta dukungan dari berbagai pihak dibelakangnya.
Auditorium SMA Alexandria sangat penuh dengan ratusan siswa yang ingin menyaksikan acara penghargaan hari ini. Acara yang dilakukan setiap satu bulan sekali ini adalah bagian dari apresiasi sekolah kepada siswa dan siswi yang berprestasi. Sebagai wujud dan bukti bahwa sekolah mendukung 100% minat dan bakat siswa mereka, tanpa memandang batasan apapun, selagi itu positif dan tidak melanggar norma agama dan sosial, silahkan.
Sementara itu berada tak jauh dari sana tepatnya di Section A. Alina yang sejak tadi berusaha untuk melihat wajah para peraih prestasi hanya bisa gigit jari, saat ini Ia yang tadinya bisa berdiri untuk melihat mereka sekarang malah harus keluar dari tribun ketika Ia mendapat kabar bahwa Akyla pingsan, Gadis itu saat ini sedang ada di ruang kesehatan dan dilaporkan sedang mencari - cari dirinya.
~~~~~~
"Al, maaf ya aku jadi ngerepotin kamu" Akyla yang masih terbaring dikasur perawatan meraih tangan Alina yang kini sudah ada disampingnya.
"Gapapa, Kyl. Justru aku yang mau minta maaf gara-gara ga nemenin kamu tadi. Jadinya kan sekarang kamu malah pingsan begini"
"Tenang aja Al. Ini bukan salah kamu kok. Aku aja tadi yang bandel, ga sarapan dulu sebelum berangkat ke sekolah"
"O ya, Al. Apa Kamu udah ketemu sama kak Aqsa?"
Alina menggelengkan kepalanya pelan. "Belum Kyl. Aku belum sempat bilang mau wawancara hari ini. Tapi nanti aku bakal minta bantuan sama Kak Dita. Mereka kan satu angkatan pasti lebih mudah untuk buat janji temu"
"Ya sudah kalau begitu. Aku yakin kamu pasti bisa!! Semangat Al"
Alina tersenyum lebar, tangannya mencubit lengan Akyla yang dilapisi seragam sekolah berwarna cream.
"Makasiiiiii Akylaa yang baikk. Tapi kamu jangan lupa sarapan. Besok-besok Aku ga mau ya denger kamu pingsan lagi"
Akyla tertawa keras, dan kemudian mengangguk mantap, ia tak menyangka jika tak sarapan bisa membawa dampak yang begitu fatal pada dirinya. Tetapi disisi lain, ia sedikit lega karena bisa meminimalisir kejadian buruk pada Alina di auditorium hari ini.
~¤♡¤~
Kelas olahraga sudah selesai tepat 15 menit yang lalu. Alina berjalan perlahan menuju loker, mengambil baju ganti untuk persiapan mata pelajaran kedua hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Oddlove
Teen FictionKehidupan Aqsa yang sempurna berubah menjadi kedukaan yang mendalam setelah kematian Ibunya akibat kanker dan Ayahnya yang menghilang bersama wanita selingkuhannya ke Inggris. Ketidaksempurnaan itu membawa Aqsa bertemu seorang Gadis kecil di sebuah...