Berusaha melupakan apa yang baru saja terjadi diruang rawat Kak Aqsa, Alina berjalan dengan tenang melintasi koridor panjang menuju ke ruang rawatnya. Ia menyampaikan permintaan maaf dan terimakasih karena Ia memang merasa itu perlu, dan tidak ingin terlibat lebih jauh dengan seniornya itu. Apa yang berusaha Ia yakini adalah, apa yang Kak Aqsa lakukan untuknya adalah hal yang sudah seharusnya dilakukan sebagai sesama Manusia.
Gadis itu berusaha fokus pada jalan dihadapannya, bersamaan dengan itu seorang wanita berseragam perawat lengkap tiba-tiba saja menyapanya ramah, dihadapan wanita itu duduk seorang wanita dengan wajah pucat dan kosong diatas kursi roda, Ia terlihat begitu lemah namun menjadi berbinar begitu Ia menatap Alina. Tangannya yang lemah berusaha meraih jemari Alina.
Wanita itu terlihat berusaha mengucapkan sesuatu, tetapi Alina tidak mengerti. Gadis itu kemudian menghentikan langkahnya dan berlutut tepat di depan kursi roda wanita itu.
Gadis itu berusaha memahami gerak bibir ambigu wanita itu, tetapi tidak peduli seberapa keras Ia berusaha, Ia sama sekali tidak mengerti, yang tergambar di wajah wanita itu hanya raut penyesalan, hingga tanpa sadar setetes air mata jatuh membasahi pipi-nya.
"Maaf Sus, apa mungkin Ibu ini mau membicarakan sesuatu dengan Saya?" Suster itu hendak berbicara namun gagal karena Mama tiba-tiba saja muncul dari arah lobi dan bergegas membawa Putrinya pergi dari sana. Ia hanya tersenyum sekilas pada suster yang ber name tag Diana itu, tanpa menoleh sedikitpun pada wanita dikursi roda itu.
"Alinaa... ayo. Mama sudah bilang jangan kemana-mana kan tadi?" Mamanya yang jarang mengomel hari ini terlihat lebih sensitif dari biasanya, Alina bisa merasakan perbedaan itu dari Mamanya.
"Ma, Ibu yang tadi mungkin pengen ngomong sesuatu sama Alina. Kenapa Mama narik Alina tiba-tiba begitu? Bukankah selama ini Mama yang selalu mengajarkan etika dan adab sopan santun sama Alina" potong Gadis itu panjang lebar.
"Iyaa Mama minta maaf karena tiba-tiba menarik kamu. Tapi ini beda Alina, wanita itu... dia. Sudahlah lupakan, Pesan Mama cuma satu kali ini, jangan bicara dengan orang asing apalagi jika dia terlihat mencurigakan seperti wanita tadi!" Ucap Helena tegas sebelum berlalu ke toilet setibanya Mereka diruang rawat Alina.
Gadis itu mengernyitkan dahinya bingung. Ia merasa ada sesuatu yang disembunyikan Mamanya. Ini benar-benar aneh. Mamanya tidak biasa bertingkah seperti itu padanya bahkan pada orang asing sekalipun.
Ia kemudian memutuskan untuk beristirahat saja, sepanjang hari ini Ia sudah cukup mengelilingi area rumah sakit, besok Ia akan langsung kembali ke rumah dan mendapat perawatan disana. Namun, baru saja Alina hendak merebahkan tubuhnya, suara ketukan pintu segera mengalihkan perhatiannya.
Diambang pintu, Pemuda dengan pakaian casual santai muncul bersama dua buah tote bag ditangannya.
"Kak Gaza!??"
~•♡•~
"Kamu Gilaa Aqsa!! Benar benar Gila. Aku gak pernah berpikir kamu bakal ngelakuin ini!" Andra berteriak dengan lantang setibanya Ia dikamar Aqsa.
Ia masuk tanpa menghampiri Aqsa dan berhenti tepat di jendela yang memperlihatkan pemandangan taman Rumah sakit dan berdiri disana tanpa menoleh kebelakang.
Sementara itu disudut ruangan Yagiz masih asyik membaca buku yang baru saja dibelinya, tidak menggubris perdebatan dua sahabat itu.
Reaksi Andra yang berlebihan hanya mendapat respon helaan nafas pelan dari Aqsa. Ia hanya melirik sekilas dan kembali fokus pada ponselnya.
"Oke! kamu nolongin orang tapi kalau ternyata perbuatan kamu itu malah membuat nyawamu tidak selamat bagaimana? Kamu ini atlet Aqsa!"
"Kalau sudah saatnya mati, pasti akan mati. Jadi kamu tidak perlu khawatir" Aqsa memberikan jawaban halus sambil menggulirkan layar ponselnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Oddlove
Teen FictionSejak pertemuan di bandara hari itu, hidup Aqsa seolah selalu terhubung dengan Alina-gadis kecil tunanetra yang selama hampir enam tahun ia cari. Seperti takdir yang sudah digariskan, mereka kembali bertemu sebagai senior dan junior di sekolah. Namu...