Sore itu, sekitar pukul 4 sore di Cafe redribbon yang tidak terlalu ramai, terlihat hanya ada beberapa pengunjung disana, termasuk Alina, Aqila, Gaza dan juga Sasha yang masih mengenakan seragam sekolah dan seragam karyawan Oddflorist. Mereka berempat kini sedang duduk di sebuah meja bundar dengan empat kursi di ujung barat kafe yang menampilkan pemandangan jalanan kota yang sibuk.
Alina terlihat fokus menatap meja sambil menyeruput secangkir Coklat panas ketika Gaza tiba-tiba membuka obrolan.
"Selamat Ulang tahun ya Al" Gaza terlihat tersenyum tipis, sesekali Ia terlihat berusaha menatap Alina namun segera mengalihkannya kearah yang lain ketika Gadis itu tak sengaja menatap kearahnya juga.
Agenda hari ini terjadi atas ajakan Gaza yang sengaja datang ke Odd Florist sekitar dua jam yang lalu. Bersikeras ingin meneraktir Alina, Aqila dan Sasha yang saat itu memang sedang berada di toko sejak pulang sekolah.
"Terimakasih banyak Kak. Padahal Kak Gaza gak perlu repot neraktir ke Cafe begini. Cukup dengan Ucapan dan doa Aku udah seneng banget" Gadis itu tertawa kecil hingga menampakkan lesung pipinya.
"Iya nih Za. Saya juga mau ngucapin terimakasih banyak sama Kamu sudah mau neraktir saya. Padahal kan yang ulang tahun Alina. Hehe saya jadi terharu" tambah Sasha sambil menghapus air mata dipipinya seolah-olah sedang terharu.
"Iya kak Gaza. Kakak baik banget. Semoga Rezeki Kak Gaza jadi bergunung-gunung. Amiin" Timpal Aqila tidak kalah heboh.
Mendengar pujian dari ketiganya, Gaza hanya mengangguk dan tersenyum kecil.
"Sama-sama semuanya. Ini bukan apa-apa kok. Lagi pula Aku dan Alina kan sudah saling mengenal sejak kecil jadi ini bagian dari tanda persahabatan kita. Ditambah Aqila dan Mbak Sasha juga teman Alina yang berarti teman Aku juga"
"Ahh. Kamu bisa aja Za" Sasha menoel lengan Alina.
"Aduh kok aku tiba-tiba kebelet ya. Bentar, Aku ketoilet dulu ya. Al, Kak Gaza, Mbak Sa-" potong Aqila cepat, sepertinya Ia sudah tidak tahan ingin buang hajat, Gadis itu segera bangun dari kursinya, hendak berjalan ke toilet namun terjeda ketika Sasha tiba-tiba saja menghentikannya.
"Qil, kamu mau ke toilet kan?. Aku ikut ya. Kebetulan jilbab Aku nih kayaknya kurang rapi"
Sasha tersenyum sekilas kepada Kedua orang dihadapannya, dan kemudian bangkit dan menyusul Aqila yang sudah berdiri beberapa langkah dari meja yang mereka tempati. kemudian, keduanya berjalan kearah toilet dibelakang cafe.
Alina menghela nafas panjang, menatap penuh curiga pada punggung Aqila dan Sasha yang menghilang dipersimpangan ruangan.
~¤♡¤~
Sudah hampir sepuluh menit, Aqila dan Sasha belum menunjukkan batang hidungnya. Alina menatap kearah kotak berwarna merah hati yang diberikan Gaza padanya beberapa saat yang lalu.
"Makasih banyak Kak untuk kadonya. Harusnya Kak Gaza ga perlu repot ngasih kado begini. Lagipula selama ini kak Gaza udah terlalu sering bantu Alina dan itu lebih dari cukup"
"Sudah Al. Gak usah merasa bersalah begitu. Kado ini kan aku yang kasih bukan dipaksa oleh siapapun. Jangan lupa dibuka ya setelah sampai dirumah nanti" Gaza menggeser kado itu lebih dekat kearah Alina.
"Ekhem..."
Obrolan keduanya terhenti, mereka kompak menoleh kearah sumber suara dan mendapati ketiga orang yang sangat mereka kenal tengah berdiri sambil menatap keduanya.
"Za? Al? Kalian berdua ada disini?" Suara itu adalah milik Brigita bersama Nora dan Vivian dibelakangnya.
Alina tidak terkejut karena Ia tahu Cafe baru ini cukup populer dikalangan anak muda dan siswa di sekolahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Oddlove
TeenfikceKehidupan Aqsa yang sempurna berubah menjadi kedukaan yang mendalam setelah kematian Ibunya akibat kanker dan Ayahnya yang menghilang bersama wanita selingkuhannya ke Inggris. Ketidaksempurnaan itu membawa Aqsa bertemu seorang Gadis kecil di sebuah...