Gaura tidak menyangka bahwa dekorasi yang dia inginkan untuk acara resepsinya benar-benar sesuai dengan apa yang dia dambakan selama ini. Walau sejak dulu dia tidak pernah memikirkan secara serius tentang pernikahan, tapi selintas dia pernah membayangkan akan seperti apa pernikahannya kelak, pesta seperti apa yang dia inginkan.
Lalu hari ini dia berdiri di ujung untuk melangkah masuk, tatapannya tertuju pada hiasan-hiasan bunga azalea berwarna putih di beberapa sudut meja. Ada kain tile putih menjuntai menyambung di beberapa pohon. Gaura memilih lokasi outdoor, di antara pohon pinus dia menjejerkan kursi dengan kain yang terikat di bagian belakangnya untuk tamu. Setiap meja tersedia alat makan serta kue, sedangkan makan beratnya akan diantarkan nanti. Ada dua lilin tinggi diantara hiasan bunga di tengah meja.
Karpet sudah tergelar, panjang menuju pelaminan. Gaura tidak ingin hiasan yang berlebihan pada pelaminannya, hanya dihiasi bunga-bunga kesukaannya dia pilih untuk menjuntai jatuh menghiasi. Ada juga bunga yang membentuk lingkaran sebagai gerbang kedatangan. Gaura memilih kursi kayu untuk pelaminan dan kursi tamunya, agar lebih menyatu dengan tema alam yang dia pilih.
Alunan musik yang menenangkan sudah mulai terdengar sejak beberapa saat yang lalu. Keduanya hanya tinggal menunggu MC memanggil untuk mereka berjalan ke pelaminan. Gaura tampak sangat cantik dengan gaun putihnya, walau tampak sangat sederhana namun gaun itu mampu membuatnya terlihat anggun dan berkilau. Praya memakai kameja dan celana yang senada dengan Gaura, keduanya memakai pakaian putih.
Mereka melangkah beriringan menuju pelaminan, tersenyum pada orang-orang yang sudah hadir di sana, Gaura melangkah dengan perlahan sambil membawa bunga putih di tangannya. Matanya menangkap beberapa temannya yang sudah hadir di sana, Gaura menyambutnya dengan tersenyum manis. Keduanya berjalan diiringi musik.
Acara berlangsung dengan tenang. Gaura sudah memberi wanti-wanti pada wedding organizer yang dipilihnya agar tidak memutar musik yang berisik dan mengganggu, dia ingin pernikahannya berjalan dengan tenang, orang-orang bisa menikmati pestanya dengan santai. Dan itu semua berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang dia inginkan.
"Semuanya sesuai yang kamu mau?" Tanya Praya berbisik, saat ini tidak ada orang yang naik ke pelaminan untuk memberikan selamat, mereka sedang senggang.
Gaura menoleh, "Iya Mas, gimana?"
"Bagus, kamu banget."
Gaura tentu setuju, untuk orang yang mengenalnya, mereka akan langsung bisa menebak bahwa ini benar-benar sesuai dengan dirinya, apa yang dia inginkan terealisasikan dengan baik. Seluruh dekorasi, susunan acara serta printilan kecil lainnya yang ada di sana menggambarkan Gaura sekali.
Kemudian dari arah gerbang masuk, beberapa wanita sudah melambai-lambaikan tangannya. Gaura tersenyum, teman-teman SMAnya akhirnya datang. Lima wanita itu memeluknya bergantian, mengucapkan selamat dan kata-kata yang sudah seharusnya terdengar dipernikahan.
"Kalian sampainya kapan?" Tanya Gaura masih dengan senyum lebar di wajahnya. Dia senang sekali, sudah berapa lama dia tidak bertemu dengan temannya, hanya saling bertukar kabar di dunia maya.
"Siang tadi, tapi tepar dulu di hotel. Maaf telat nih datengnya tau kan kita rempongnya kayak apa."
"Santai, kalian dateng aja gue udah seneng banget loh."
"Kalian kok nggak bawa anak sih ke sini?" Tanya Gaura, dia baru menyadari kelima temannya ini hanya membawa diri sendiri, padahal kelimanya sudah menikah dan punya anak.
![](https://img.wattpad.com/cover/361842524-288-k833918.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TOLERATE IT
RomansaGaura terlalu terpaku dengan hidup nyamannya hingga tidak pernah terpikir untuk menikah. Tapi tanpa dia ketahui, ternyata Ayahnya memberikan syarat padanya jika ingin melanjutkan pendidikan doktornya. Yaitu, dia harus menikah. Lebih buruknya lagi, t...