Happy Reading and, enjoy!
Aji merasakan badannya semakin lemas setiap harinya, padahal ia sudah meminta obat yang ia beli di warung beberapa hari lalu. Namun tetap saja dia masih merasakan lemas dan juga ia sering muntah muntah dan ia kehilangan selera makannya, kerap kali juga ia merasakan bahwa perutnya seperti tengah diremas kuat.
Sore ini selepas pulang sekolah, aji dan keenam sahabatnya sudah duduk melingkar di dalam kamar aji yang luas dan cukup untuk tujuh orang.
Mereka sibuk dengan soal latihannya, ini adalah hari terakhir untuk berlatih soal soal latihan. Karena sebentar lagi UAS akan dimulai, tentu saja mereka semua semakin giat belajar demi mencapai nilai yang memuaskan bagi mereka ataupun orang tua mereka.
Apalagi jovian, ia belajar mati matian demi mendapatkan rangking 5 besar. Itulah syarat untuk mendekati karin,anak itu memang paling excited untuk mendapatkan karin. Dan mulai hari besok mereka akan melakukan ujian praktek.
"Mau pada makan gak? Laper nih, gue goput deh. " tanya shaka.
"Oh jadi tadi itu suara perut lo yang kelaperan?. " tanya reihan yang dianggukki oleh shaka, semuannya yang ada disitu tertawa lepas karena tingkah shaka, ada ada saja, pikir mereka.
" udah, mau pada pesen apa? Mumpung shaka baik hati. " tanya mahendra saat tawanya sudah reda.
"Samain aja sama lo sha. " ujar nathael yang dianggukki sahabat sahabatnya yang lain.
"Oke, biar gue goputin. "
Hening kembali menyelimuti mereka cukup lama hingga suara bell rumah aji berbunyi. Shaka hendak keluar dari kamar aji dan mengambil makanan yang sudah berada di bawah namun tangannya di cekal oleh aji yang sudah berdiri di belakang nya.
"Biar aku aja. " shaka mengangguk dan membiarkan aji untuk mengambil makanan yang mereka pesan.
Aji menuruni tangga dan berjalan menuju pintu utama. Di sofa ruang tamu ada sepupunya yang sedang memainkan handphone dan terlihat tidak peduli dengan aji.
Ia membuka pintu itu dan seseorang berpakaian hitam dan hijau khas sudah berdiri di depan pintu dan memegang beberapa plastik makanan di tangannya.
"Ini mas, udah di bayar. " orang itu menyerahkan kantong makanan kepada aji.
"Iya, makasih ya mas. " pengantar makanan itu mengangguk lalu berpamitan untuk pergi, aji segera menutup kembali pintu rumahnya lalu kembali ke kamarnya.
Klekkk
"Nih, udah nyampe. " aji meletakkan beberapa plastik makanan itu di tengah tengah mereka, buku buku yang tadinya berserakan sudah tertata rapih dan dinsingkirkan.
Mereka mulai mengambil makanan yang shaka pesan lewat aplikasi itu, duduk dan mengerjakan soal latihan dalam waktu yang lama membuat energi mereka terkuras banyak.
Aji memasukan potongan pizza itu kedalam mulutnya,namun baru saja beberapa gigitan aji sudah merasakan mual. Ia segera berlari ke kamar mandi di kamarnya dan memuntahkan isi perutnya, tidak memperdulikan tatapan heran sahabatnya yang lain.
sedangkan keenam orang yang tersisa di kamar aji terlihat kebingungan,jovian segera berjalan cepat ke arah kamar mandi untuk mengecek kondisi aji didalam sana.
"Aji,lo kenapa?." jovian membantu aji untuk memijat tengkuknya.
Aji menggeleng pelan lalu membersihkan mulut dan tangannya. "Gapapa , paling kecapean doang." aji mencoba tersenyum walaupun ia sudah sangat lemas. Wajahnya sekarang juga bertambah pucat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Alvareza || Park Jisung (END)
FanfictionTAHAP REVISI BERISI S1/S2 Aji alvareza, seorang pemuda yang harus bertahan dengan ginjal nya yang rusak. Hidup yang kita jalani tidak semulus itu, ketika kita salah melangkah sedikit saja maka semuanya akan hancur dalam satu kedipan. Aji alvareza...