Dear Alvareza,chapter 25

448 43 2
                                    



__________________________________

©© : gak cipta dilindungi undang-undang.

____________















Matahari kembali menaikki tahta nya takala dua pasang bola mata indah itu mengerjap perlahan karena sinar matahari yang masuk lewat sela sela kain gorden kamarnya, menggantikan warna pucat purnama yang bersemayam indah.

Kedua kelompok mata yang masih setengah merekat itu lantas berpedar ke penjuru ruangan, nyawanya terasa hilang begitu saja seperti ditelan gulita. Mendudukkan dirinya hingga sadar ada atensi orang lain yang berasa di depan pintu kamarnya. Dan tak lain tak bukan adalah sang sepupurenanyang sudah berkacak pinggang menatap dirinya.

Ya, aji baru saja pulang dari acara liburannya malam tadi. karena perjalanan yang cukup jauh Anak itu terlihat kelelahan sampai jam sepuluh anak itu barusaja bangun dari tidur nya.

Renan masuk kedalam kamar bernuansa putih yang tertata rapih perabotan nya. Aroma parfum menyeruak di rongga hidung bangir milik aji, yang tentu saja aroma parfum itu berasal dari renan yang sudah rapih pagi pagi seperti ini.

"Bang ren mau kemana? Pagi pagi gini udah rapih. " tanya aji

Renan berdecak malas lalu membuka gorden kamar aji, membuat sinar matahari masuk kedalam kamar aji membuat sang empu sedikit  menyipitkan matanya untuk menyesuaikan cahaya matahari masuk ke kornea mata nya.

"Pagi pala lu botak? ini udah siang dodol!. "

Aji tersenyum menanggapinya. Ia benar-benar kesiangan, aji merasa tak enak karena tidak membantu renan membereskan rumah nya. "Maaf ya bang, aji kesiangan jadi ga bisa bantuin abang. " ia bawa kepalanya untuk menunduk lesu.

Renan menggelengkan kepalanya heboh, ia malah beryukur kalau aji pulang dengan keadaan baik baik saja. Karena jujur, sedari aji berangkat berlibur bersama teman temannya renan diliputi rasa takut dan cemas, ia khawatir adik sepupunya itu kenapa napa.

"Gapapa kali, santai aja lo juga kecapean. " renan menjeda ucapannya

"Nanti mandi terus sarapan gue bikin sarapan buat lo. gue mau pergi shift pagi dulu. " renan itu berkerja menjadi barista, dan sekarang ia sedang mendapatkan shift pagi yang biasanya ia shift siang atau sore.

Aji menganggukkan kepalanya tanda mengerti dengan apa yang diucapkan oleh sepupunya.

"Yaudah gue berangkat, hati hati dirumah!. " renan kembali keluar dari kamar aji dan bergegas berangkat ke cafe tempat dia berkerja.

Sedangkan aji sedang terdiam di tempat, jujur saja ia merasakan tak enak ketika sepupunya berkerja dan rela berpisah dengan keluarganya demi dirinya yang tak berguna ini. ia tidak akan merepotkan orang lagi, karena merepotkan orang itu sangat tidak enak.

Setelah merenung aji langsung bangun dari tempat tidurnya dan berjalan kekamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang terasa tidak nyaman.







_________________





Aji kini mendudukkan bokongnya di sofa ruang tamu. aji barusaja selesai mencuci piring bekas makannya kemudian ia berjalan ke ruang tamu karena tak tahu apa lagi yang harus ia kerjakan.

Dear Alvareza || Park Jisung (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang