0.1 Dear Alvareza

1.5K 124 6
                                    


happy reading....








"pernahkah kau merasakan ingin mati saja? "

"tentu saja pernah, walaupun seperti itu tidak ada alasan untuk kita tidak melanjutkan hidup. walaupun kita hidup untuk mati, namun, setidaknya kita sudah bisa membuat orang disekitar menjadi bahagia karena kita. "─aji alvareza







mereka berfikir bahwa menjadi anak tunggal kaya raya itu mudah, nyatanya tidak.

namanya aji alvareza, pemuda kelahiran bulan febuari yang memiliki senyum yang dijuluki sebagai gummy smile itu malah menderita karena menjadi anak tunggal. memang ayahnya meninggalkan rumah yang sangat besar, namun, apakah dengan rumah besar keinginan aji untuk mendapatkan pelukan ayah dan ibu nya akan tertutupi?

tentu saja tidak, aji hanya ingin mendapatkan pelukan saja. dan ia merasa tidak pernah akan mendapatkan nya, ayahnya masih lebih menyayangi sang sepupu.

sedangkan ibu nya sendiri pergi entah kemana, aji tidak tahu menahu.






hari ini, aji akan kedatangan sahabat sejati dan seperjuangan nya.

Tak lama aji menunggu, terdengar suara mobilyang aji yakini adalah milik shaka itu memasuki pekarangan rumahnya. Tak butuh waktu lama untuk shaka sampai ke rumah aji karena jarak rumah keduanya memang tak terlalu jauh, namun jika cuaca seperti ini tetap saja membutuhkan waktu 15 menit untuk sampai.

Aji sontak turun ke lantai bawah untuk menyambut sahabatnya itu. Sekaligus berniat membuatkan teh hangat agar sahabatnya tidak kedinginan karena cuaca diluar masih saja hujan.


Klekkkk!


"Shaka.. Masuk sha, diluar dingin. " aji membuka pintu utama lalu mendapati shaka yang sedang mengotak atik handphone nya tepat didepan pintu utama.

Shaka menoleh ke arah aji yang lebih tinggi darinya beberapa centi. Laki laki berkulit susu itu terlihat menggaruk tengkuknya yang bahkan tidak gatal.

"Hehe, gue mau chat lo barusan, takut nya pintu lo kunci. " cengir nya.

shaka langsung saja masuk kedalam rumah aji yang sangat sunyi namun bersih. Sudah biasa saat shaka berkunjung rumah itu selalu sepi. Hanya ada aji seorang dirumah, dan ia memang sengaja kemari untuk menemani sang sahabat.

"Bentar ya sha, aku bikinin teh anget dulu biar kamu ga kedinginan. " pemuda berkacamata bundar itu menutup dan mengkunci pintu utama itu lalu beranjak untuk membuatkan teh hangat.

Shaka hanya membalasnya dengan senyuman dan kedua jempolnya terangkat menandakan ia setuju dengan ucapan aji. Ia lebih memilih untuk membuka televisi milik aji yang sudah tersambung ke aplikasi N Untuk menonton film yang sebenarnya sudah ia tonton.

Beralih ke posisi aji, aji masih sedang sibuk membuat teh hangat untuk dirinya dan shaka tentunya dengan, tangannya memang berkerja untuk membuat teh sedangkan pikiran nya melayan entah kemana. saat menuangkan air panas, tak sengaja tangannya ikut tersiram karena telalu kalut dengan acara melamunnya hingga tak sengaja ia malah menyiram tangannya sendiri.

Dear Alvareza || Park Jisung (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang