Dear Alvareza, chapter 17

588 59 6
                                    

Happy reading and enjoy!



"Pokoknya gue yang bakal anter jemput lo, kita se sekolah. Gada pembantahan. " seloroh jovian pagi hari itu, kini jovian renan dan aji tentunya sedang duduk di sofa rumah aji.

Aji hanya memperhatikan tingkah sahabatnya dan sepupunya yang entah sejak kapan berubah itu. Kini renan dan jovian sedang berdebat siapa yang akan mengantarkan aji.

Helaan napas kasar renan meng udara. "Aji sepupu gue asal lo tau!. " kekeh nya, ia ingin sesekali merasakan bagaimana mengantarkan adik sepupu.

"Sepupu mana yang tega nyiram air ke wajah sepupunya sendiri?!. "

"Ya waktu itu gue belom tobat! Sekarang kan beda. "

"Tetep aja lo--

"diem atau aku usir dari rumah kalian ini? " renan dan jovian sontak terdiam. aja sudah benar benar muak mendengarkan pertengkaran antara sepupunya dan sahabatnya ini yang jika di lanjutkan akan berlanjut hingga windu keberapa.

"Sekarang aku berangkat sama jovian, baliknya kan bisa sama renan biar adil? Atau lebih baik aku berangkat sama gojek" sambung nya.

Jovian dan renan hanya bisa mengangguk dan menurut daripada tidak ada yang bisa mengantarkan nya sama sekali.

Jovian berdeham lalu melirik renan yang menatapnya nyalang, bukannya takut jovian justru malah Memelototi renan dengan sengaja.

"Heh, sopan dikit sama yang lebih tua!. " tegur renan yang dianggap angin lalu oleh jovian.

"ngaku juga kalau tua" cibir jovian.

Aji hanya menggeleng lagi. "Aku berangkat, kalo laper itu kemarin aku ada belanja ciki. " renan mengangguk lalu membiarkan adik sepupunya itu pergi bersama jovian.

"Idih, lagian ngapa juga gue perhatian sama aji. " renan berjalan ke dapur dan membuka rak makanan untuk mengambil beberapa ciki yang dibeli aji.

"Tapi kasian juga tu bocah, udah ortunya ga ada yang peduli sama sekali , eh kemarin malah hampir di buat lumpuh sama bokap nya sendiri. " monolog renan sambil membuka bungkus lays.

"Asin bener. "

.・。.・゜✭・.・✫・゜・。.

Sekarang sudah waktunya istirahat, aji tengah mengemasi barang-barang nya dan berniat untuk kekantin bersama teman temannya.

Namun ia merasakan sepi walaupun dari tadi reihan dan hares selalu bertengkar di sebelah bangku nya, alasannya karena shaka tidak berangkat sekolah karena membantu orangtua nya untuk menyiapkan pesta kecil kecilan karena adik perempuan shaka berulang tahun.

Tapi shaka itu orang kaya, pasti ia bisa menyewa orang untuk mempersiapkan acaranya. Itu mungkin hanya akal akalan shaka saja agar tidak bersekolah karena mapel hari ini adalah fisika.

"Kantin yok ji. " panggilan dari nathael membuka aji mengeok kearah belakang lalu mengangguk.

"Tapi aku ke kamar mandi dulu. " nathael dan lainnya mengangguk lalu mereka berjalan bersama namun berpisah karena aji ingin ke kamar mandi terlebih dahulu.

aji tak menyadari bahwa jovian tengah berlarian di belakangnya. Detik kemudian dengan santainya jovian merangkul aji di samping nya. Aji jelas saja terkejut karena kemunculan jovian yang tiba tiba seperti itu.

"Lah? Nggak ke kantin?. " tanya aji.

"Nggak, mau nemenin lo ke kamar mandi. " jawab jovian dengan santainya.

Dear Alvareza || Park Jisung (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang