Dear Alvareza,chapter 26

395 42 2
                                    


_____________________

©© : hak cipta dilindungi undang-undang.

_______

Suara bising dari kendaraan roda dua juga roda empat menghiasi gendang telinga, hiruk pikuk ibu kota yang sudah di normalisir oleh masyarakat.

Di tengah hiruk pikuk jalan raya yang ramai, seorang pemuda berperawakan tinggi dan memakai stelan serba putih itu mengendarai montor scoopy berwarna biru muda. Tangannya terlihat memegang handphone yang menampilkan sebuah maps.

cuara terik siang ini ditambah dengan pakaian serba hitamnya membuat dirinya merasa kepanasan. Namun ia tak bisa berhenti sebelum menemukan apa yang ia cari sedari tadi.

"Dimana sih , gue udah muter muter gak nemu juga komplek nya. " kesal pemuda itu memukul helm nya sendiri.

Ia seketika berhenti di depan tag sebuah nama komplek yang mirip seperti yang ia cari.
"Kayaknya ini deh, halah masuk aja deh"

Pemuda itu langsung beranjak masuk kedalam komplek yang ia tuju.

_____________

"Bokap lo dateng?. " tanya renan pada aji yang memilih bungkam dengan apa yang barusan menimpanya.

Aji mengangguk dengan semangat dan memamerkan senyuman manisnya, walaupun matanya tak bisa bohong bahwa tersirat rasa sakit yang dalam yang baru saja menimpa dirinya. "Iya, ayah bawain banyak jajan enak!, tapi udah aku abisin,hehe! "

Renan langsung mendekati aji, dengan perlahan ia menggulung kemeja lengan panjang aji hingga menampilkan beberapa memar yang seperti baru.

"Ini oleh olehnya?. " tanya renan dengan nada sedikit tak bersahabat.

Aji menunduk lesu, ia hanya tak ingin sepupunya yang nekat ini mencari gara-gara dengan ayahnya. "I-iya.. "

Terdengar helaan napas yang berat diruangan itu, renan langsung mengambil kotak p3k dan langsung mengobati beberapa memar dan bibir aji yang mengeluarkan darah karena sobek.

"Shhh."

Di tengah-tengah kegiatan mengobati luka aji, terdengar ketukkan pintu dari arah luar. Aji dan renan saling tatap dan mengendikan bahunya.

Renan meletakkan kapas yang ia gunakan untuk mengobati luka aji kemudian pergi untuk memeriksa siapa yang datang, sedangkan aji memilih untuk membereskan kotak p3k itu lalu meletakkan pada tempatnya.

Klekkk...

Renan membuka pintu rumah aji dan mendapati seorang pemuda berpakaian serba hitam itu tersenyum, mau tak mau renan membalas senyumannya dengan bingung.

"pertama tama, boleh saya masuk? Saya rasa hal ini lebih nyaman jika dibicarakan di dalam rumah. " renan mengangguk lalu mempersilahkan tamunya untuk masuk kedalam rumah dan mereka bergabung duduk di sofa bersama aji.

"Jadi, saya adalah suruhan dari ibu teyfa alias ibu dari aji. " pemuda itu melirik aji yang berada di sofa sebrang nya.

Aji sendiri terlihat bingung karena nama ibunya di sebut sebut.

Dear Alvareza || Park Jisung (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang