Dear Alvareza, chapter 05

761 98 5
                                    

. . . . . . . . .

Happy Reading

. . . . . . . . .



Hujan turun dengan lebat pagi hari ini, tampaknya matahari enggan untuk keluar dari persembunyiannya. Jalanan sangat lenggang ketika hujan seperti ini, embun putih menyelimuti.

Suara gemercik air yang beradu dengan sepatu hitam milik aji terdengar di pagi hari yang mendung itu. Aji terpaksa berangkat sekolah dengan berjalan kaki dan payung untuk melindungi dirinya dari rintik hujan yang masih saja belum ada pertanda akan reda dan berhenti.

Saat dirinya hampir sampai pada gerbang sekolah nya, aji melihat sebuah kotak gardus berada di halte kosong yang berada di depannya ini. Aji mendekat untuk mengetahui apa yang ada didalam kotak gardus itu.

Meowww...

Meowww. . Meoww. .

Aji melebarkan netra kecoklatan nya hasilnya saat melihat kucing oranye yang masih kecil mengeong di dalam gerdus bekas yang cukup tinggi.

Aji tanpa ragu langsung berjongkok didepan gardus itu lalu mengelus elus kucing oranye tersebut, yang ajaib nya kucing itu berhenti mengeong dan terlihat sangat menikmati elusan dari aji.

Aji tersadar sebentar lagi gerbang sekolah pasti akan di tutup, ia ingin meninggalkan kucing oranye itu disini saja namun ia kasihan. Kucing ini masih kecil dan entah dimana induk nya. Akhirnya aji memutuskan untuk membawa kucing itu dengan gardus nya berlari ke arah gerbang sekolah nya yang sudah didepan mata.

Aji memutuskan untuk menitipkan kucing oranye itu di pos satpam lalu setelah pulang sekolah ia akan menjemput dan membawa kucing oranye nya itu.

"Permisi pak? " ucap aji dengan sopan pada satpam yang sedang berjaga di dalam pos satpam.

Satpam itu keluar dari pos lalu memperhatikan gardus yang dibawa aji. "Iya dek? Kenapa ya?. "

Aji tersenyum lalu melihat kucing barunya yang sedang menjilati ekornya sendiri. "Saya mau nitipin kucing ini boleh ga pak? Nanti kalau pulang sekolah saya jemput kucingnya. "

Tanpa berpikir dua kali, satpam bername tag anton itu mengangguk mengiyakan permintaan aji. Aji segera menyerahkan gardus berisi si kucing oranye yang cukup berisik itu.

"Makasih ya pak! Saya mau ke kelas dulu, permisi. " aji berlari ke arah kelasnya, jam pertama adalah matematika bersama guru yang terkenal kiler di sekolahnya.










『••✎••』





Aji meletakkan tas sekolah nya di kursinya lalu mendudukkan bokongnya di kursi. Mengeluarkan buku catatan dan juga modul untuk pelajaran pertama hari ini.


Brakkk

Aji mendongak ke atas saat meja nya di gebrak oleh seseorang dari samping nya. Barra, laki laki itu tidak ada menyerahnya untuk mengganggu aji. aji sudah sangat lelah dengan segala gangguan yang di lakukan oleh barra.

"Nyontek tugas mtk, cepet!. "

Aji menunduk lalu dengan perlahan tangannya mengambil buku catatan matematika nya untuk disalin oleh barra. ia trauma kejadian lampau akan terjadi kembali saat dirinya tidak mau menyerahkan buku tugas nya.

Dear Alvareza || Park Jisung (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang