Dear Alvareza,chapter 28

403 42 3
                                    



_______________________

©© : hak cipta dilindungi undang-undang.

______

Happy reading babe!

_______________

Warn! Boold
Warn! Pisau/cutter
Warn!

_____________













Brakkkk...

"KENAPA BISA?!. " teriak orang itu marah. kini sudah ada lima orang yang sedang berkumpul di suatu ruangan.

Ruangan itu sekarang sudah sangat tegang dan panas, karena kemarahan jovian. Renan,jovian dan tiga orang suruhan jovian untuk menjaga aji dengan ketat terduduk di sebuah ruangan abu abu, mereka sedang duduk dan membahas penculikan aji.

"Lo tau kan kalo katrine balik ke indo? Dia ngincer aji bang! Dia udah gila . " katrine adalah anak tiri dari Jhonatan alias ayah dari aji.

Katrine itu sangat terobsesi untuk membuat aji menderita dan tekanan mental. apalagi jika katrine dan barra bertemu. Mereka sama sama manusia gila yang akan nekat mencelakai aji bagaimana pun caranya. 

"Maaf gue lalai jaga dia. "

"Sekarang cepet kerahin temen temen kalian bertiga dan cari aji sampai ketemu dan bagaimanapun caranya gue gak peduli!!. " teriak jovian frustasi.

"Baik." tiga orang suruhan dari jovian langsung keluar dari ruangan itu untuk memberi tahu yang lainnya agar mencari keberadaan aji sampai dapat.

"Udah check CCTV ruangan rumah sakitnya?. " tanya jovian pada renan

"Belum, sekarang ayo check CCTV-nya. " jovian mengangguk lalu mengikuti langkah kaki lebar renan untuk ke rumah sakit tempat aji cuci darah.











________________________







Pintu ruangan gelap dan berdebu itu di buka, gedung tua yang lama tidak terpakai lagi dan jauh dari kawasan ramai.

Gedung bekas pabrik testil.

Seorang wanita dan seorang pria memasuki gedung berdebu ini dengan senyuman miring di wajahnya saat mendapati target nya masih di dalam ruangan itu, terkapar karena orang suruhannya sudah menyuntikkan obat pelumpuh saraf membuat seluruh sarafnya mati rasa dan tidak dapat di gerakkan.

"Halo, welcome hell baby. " seringai sang wanita.

"Siapa?!. " teriak pemuda yang terkapar itu, kesadaran nya masih utuh walaupun tubuhnya sama sekali tidak bisa di gerakkan.

Suara derap kaki terdengar di telinga pemuda itu, semakin dekat dan semakin dekat.

Pria yang datang bersama wanita itu berjongkok dan mengeluarkan sesuatu dari dalam sakunya.

Dear Alvareza || Park Jisung (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang