Dear Alvareza,chapter 36

554 37 1
                                    


_____________

©© : gak cipta dilindungi undang-undang.
_______________________














Saat kembali kerumah mendiang aji, Jovian langsung membantu sahabat sahabatnya untuk membereskan rumah itu. Masih ada beberapa pelayat yang datang di sore menjelang malam itu.

jovian naik ke lantai dua dimana kamar sang mendiang sahabat berasa, ia ingin mencari cari whiskas milik kucing peliharaan aji karena ia se daritadi mengeong.

Klekkk...

Yang pertama ia lihat adalah kamar bernuansa putih dengan kasur jing size nya. Serta lipatan selimut yang di tilap aji sebelum aji dinyatakan hilang saat itu.

Jovian menoleh kearah laci diatas kandang kucing, ia segera mengambil whiskas milik kucing oren itu. saat berniat keluar matanya menangkap sebuah rak buku yang penuh dengan buku buku novel milik aji dan satu buku diary milikknya.

Buku itu berjudul 'diary jiji', jovian sedikit tertawa saat membaca tulisan tangan aji saat menceritakan dirinya yang hampir tertabrak zargo.

Klekkk...

Jovian mengalihkan perhatian nya pada pintu kamar aji yang dibuka oleh seseorang dari luar sana.

Jhonatan tersenyum saat melihat jovian ada di dalam kamar anaknya, ia berjalan masuk dan langsung berjalan ke almari buku milik aji

"Aji, ga ada berubahnya dari dulu. Dia selalu suka sama buku fiksi.." ujar jhonatan lirih lalu tersenyum menatap buku yang ia ambil.

Jovian meletakkan album itu di rak buku kembali. Ia menatap sekeliling kamar aji yang sekarang sudah kosong.

"Om jhon. " panggil jovian.

Jhonatan menoleh lalu menunjukkan raut muka yang seolah mengatakan 'apa?.'

"Aji pernah cerita ke jo, kalau dia mau ayah sama ibunya yang ambil ijazah nya. Apa om sama tante bisa?. "

Jhonatan terlihat berfikir, kalau ia pasti sangat bisa namun entah dengan mantan istrinya yang masih dalam perjalanan kembali ke Indonesia.

"Kalo om jelas bisa, tapi entah dengan teyfa. Nanti om tanyakan ke dia, besok pagi pasti dia sudah berada dibandara. " jovian mengangguk kan kepalanya mengerti.

Lalu mereka berdua berjalan bersamaan untuk menyambut pelayat dari pihak keluarga sang ibu yang baru saja datang kerumah yang sedang berduka ini.
































Keesokannya, renan diminta untuk menjemput teyfa di bandara internasional. ia datang sendirian karena memang tantenya ini datang pukul lima pagi, jadi ia berinisiatif untuk menjemputnya.

Sahabat sahabatnya juga menginap dirumah aji malam tadi.

Renan melirik arloji nya, sudah hampir jam setengah enam. Seharusnya sang tante sudah datang.

Ia memutuskan untuk memainkan ponsel nya membalas pesan dari sang paman yang menanyakan apakah dirinya sudah bertemu tantenya atau belum.

Dear Alvareza || Park Jisung (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang