Dear Alvareza, chapter 10

643 72 6
                                    

Aji baru saja pulang dari acara perayaan ulang tahunya bersama teman temannya jam delapan malam. Untungnya aji sudah mengambil cuti sehari di cafe milik widya saat shaka memberitahu acara birthday boy untuk aji.


Aji melepaskan sepatunya dan menaruhnya di rak sepatu. Tubuhnya sangat lemas sekarang, padahal ia banyak makan tadi karena nathael yang terus menambahkan makanan ke piring aji. Aji menutup mulutnya saat merasakan gejolak dari perutnya, ia segera berlari ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya kembali.

Aji memijat tengkuknya sendiri lalu mencuci tangan setelah dirasa reda. ia menatap pantulan dirinya sendiri di kaca kamar mandi itu, wajahnya semakin tirus saja. Tak seperti terakhir kali ia berkaca.

Mungkin itu karena ia sering kelelahan akhir akhir ini.

Aji keluar dari kamar mandi karena tak ingin terlalu banyak melamun. Ia berjalan masuk kedalam kamarnya dan membuka pintu balkon.

aji sengaja manaruh kursi disana agar ia bisa duduk dan melihat langit malam serta bintang bintang yang berasa di sekitaran bulan.

Tingg!!

Aji mengambil ponsel nya yang berasa di saku celana dan membuat bar notifikasi, ada notifikasi dari ayahnya diantara banyak notifikasi lainnya yang berasal dari grup sahabat nya yang masih saja mengucapkan selamat ulang tahun pada nya. Aji membuka room chat nya bersama sang ayah yang sudah lama sekali tidak memberinya kabar.



Ayah!

Online

| aji.

20.07

Iya, ayah? |

Aji menunggu jawaban dari sang ayah beberapa menit, sembari ia menunggu aji membalas chat sahabat nya yang masih saja ribut apa emoji yang cocok untuk aji, entahlah sahabat sahabatnya kadang mengatakan dirinya mirip dengan seekor hamster.


Tingg!!

Aji kembali ke room chat nya dengan sang ayah ketika mendapatkan notifikasi dari ayahnya. hati nya terasa tak karuan saat membaca rentetan pesan singkat yang dikirim ayahnya

Ayah 😆
L

ast seen today at 20.11


| sppu km bkln tgl
Di rmh, siapin kmr buat
Dia.
20.10

tapi yah, kenapa gak
Di rumah ayah? |

20.10


| gsh protes, dia
sppu km
20.10

| itu bkn rmh km, jgn
sok kamu.
20.11

iya, ayah. |

20.11

Aji menghela napas panjang, sepupu yang di maksud oleh ayahnya adalah renan. Orang yang bertemu dengannya di cafe beberapa hari lalu, dan ia pasti akan terus-terusan diganggu oleh sepupunya itu.

Aji tak habis fikir, kenapa dunia harus mempertemukan mereka lagi, sesempit itu kan dunia?. Dengan keberadaan renan di rumahnya, maka bertambah lagi penderitaan aji. Renan pasti akan terus mengatai nya.

"Psstt pssstt. "


Takkk..

Aji langsung berdiri dan mengintip ke bawah saat pagar balkon nya terkena lemparan batu dari arah bawah. "Loh, asep?. " asep adalah anak tetangga yang membangunkan nya pagi pagi buta tadi.

"Ngapain malem malem masih diluar? Nanti di culik genderwo loh. " aji menatap asep yang hanya menggunakan kutang dan celana pendek warna hitam, anak itu terlihat menggendong womzi-kucing oren aji.

"Mau balikkin kucing mas aji, dari sore main di rumah asep terus. " asep mengangkat womzi dan ber ancang ancang untuk melemparkan womzi dari bawah.

"Eh ehh asep , bentar biar mas aja yang turun. " aji langsung berlari ke luar saat melihat kucing oren kesayangannya akan di lempar asep. Sedangkan anak kecil itu hanya mengangguk lalu meletakkan asep di rumput samping rumah aji.

"Kok bisa womzi ada di rumah kamu sep?. " tanya aji saat ia sudah berasa di depan asep dan womzi yang asik berguling di rerumputan.

"Itu mas, tadi asep baru beli es di depan terus liat si oren ini di depan rumah mas, eh dia ikut asep pulang kerumah. Disuruh pulang ke rumah mas gak mau dia. " jelas asep sambil mengelus bulu kucing oren itu.

Aji memijat pelipisnya, bisa bisanya ia lupa mengunci kandang womzi. Namun bagaimana bisa kucing itu keluar dari dalam rumah?.

"Yaudah mas, asep pulang dulu takut di cariin mamah. " lalu anak kecil itu keluar dari pekarangan rumah aji.

Sedangkan aji masih berjongkok di depan kucingnya itu sembari menoel noel perut buncit milik womzi. "Kok kamu bisa keluar sih zi? kucing oren itu emang punya jurus teleport apa gimana sih." aji langsung mengangkat womzi untuk dibawa masuk ke dalam rumah, angin malam semakin menembus jaket yang masih ia pakai.















































『••✎••』








Pagi harinya renan benar-benar datang kerumah aji dengan membawa dua koper besar yang entah berisi apa.

Sepupu dari pihak ayahnya itu datang sekitar jam tiga pagi, ia menggedor gedor pintu rumah aji hingga sang empu yang memang belum tidur keluar dari zona nyamannya.

"Yang bener ngelap nya, mahal tuh! " renan duduk di sofa kamar kosong dirumah aji, sedangkan si pemilik rumah sedangkan membersihkan koleksi action figure milik sepupunya itu.

Aji hanya bisa menganggukkan kepalanya ketika diminta untuk membersihkan dan menata ulang kamar yang akan di tinggali oleh renan. Sudah dua jam ia beberes kamar renan dan akhirnya selesai, ia melirik renan yang sudah tertidur di sofa.

Ia tidak ingin menggangu renan, aji lebih Memilih untuk memasak makanan kalengan lagi dan melakukan mandi pagi. Aji itu bisa sedikit memasak, namun ia sudah kehabisan bahan makanan di kulkasnya dan ia belum berlanja lagi, hanya tersisa makanan kalengan.

Padahal ia juga tahu akibatnya karena terlalu sering mengonsumsi makanan kalengan seperti itu.































TBC

Dear Alvareza || Park Jisung (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang