Dear Alvareza,chapter 35

482 40 4
                                    



©© : hak cipta dilindungi undang-undang.
________________________________

Tissue ready?









































Pada akhirnya memang kita akan kembali kepada sang Pencipta, mau kita membuat kita sesempurna apa, secantik atau setampan apa, pada akhirnya wajah kita akan membusuk di bawah tanah sana.

di ruang tamu mendiang aji, sudah sangat ramai dengan suara tangis yang bersautan dari orang terdekat yang sudah ditinggalkan. Walaupun mereka sudah berjanji untuk ikhlas, namun siapa yang tidak sedih apabila di tinggal orang tercinta meninggal dunia?

Bahkan yang tidak di sangka sangka, Jhonatan menangis di samping peti mati milik aji, sang anak yang telah ia telantar kan bertahun-tahun.

"Maaf aji.. Maafin ayah kamu yang bodoh ini, hiks ayah menyesal aji!. " memang penyesalan pasti akan datang diakhir, seperti Jhonatan ini.

Mau sebanyak apapun ia meminta maaf kepada jasad sang anak, tidak akan ada jawaban. Karena sang pemilik tubuh sudah pergi sangat jauh, saking jauh nya, sahabatnya tidak di perbolehkan ikut.

"Ayah sangat menyesal udah nelantarin kamu, setelah ini ayah bakal menyerahkan diri ke polres karena kasus yang ayah perbuat hingga membuat kamu di bully habis habisan sama barra. kalau ada kesempatan lagi, ayah bakal perlakuin kamu sebaik mungkin. " Jhonatan tersenyum sambil mengelus pigura yang bergambarkan aji sedang tersenyum sangat manis disana.

"Tidurlah... jagoan kecil ayah. beristirahat lah dengan tenang. "

jovian berjalan mendekat kearah Jhonatan yang masih setia bersimpuh di samping peti sang anak.

"Om Jhonatan, tadi dokter Yuda ngasih jovian ini. Surat dari aji buat om sama tante teyfa. " Jhonatan segera menerima surat itu lalu berterimakasih.

Ia menatap surat yang sudah cukup kucal itu, mungkin karena diremas remas oleh aji. Yang pertama ia lihat adalah tulisan 'untuk ayah dan ibu jijii'

Ia tersenyum melihat gambar yang aji gambar sendiri, di gambar itu ada aji kecil, teyfa dan dirinya sendiri. Kemudian ia membuka surat yang aji tulis dengan tangannya sendiri, air matanya langsung meluruh membacanya.


Untuk ayah dan ibu dan yang lainnya dari aji.

Hai ayah, ibu! Kalo kalian udah baca surat ini berarti aji udah jauuuuh banget dari kalian :)


Maaf ya belum bisa bikin kalian bangga, aji cuman beban :(
Aji sayang banget sama kalian tau, kalian walaupun udah pisah harus tetep berhubungan baik yaaa

Jangan pernah kepikiran nyusul ajii !

Sama apalagi yaa.. OH YAA! Waktu kelulusan besok, aji minta tolong ambilin ijazah aji yaaa.

Kalau bisa ayah sama ibu datang bareng hehe, aji juga mau ijazahnya di ambil sama orang tuaa. Nanti aji lihat loh dari sini, awas aja boong! Hehehe.

Dear Alvareza || Park Jisung (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang