Dear Alvareza, chapter 16

537 54 9
                                    

Happy reading and enjoy!




























Jovian menghentikan mobilnya tepat di depan gerbang masuk rumah aji, kemudian aji dan jovian turun bersamaan.

"Apa gue nginep aja di rumah lo, ji?takutnya lo butuh apa apa atau si gila itu berulah, " Jovian menanyakan ini entah untuk yang keberapa kalinya. jovian merasa tidak tega untuk meninggalkan aji bersama sepupu gila nya berdua dirumah.

"Gapapa jov, aku oke. " jovian hanya bisa menghela napas lalu mengangguk saja, ia tak bisa melawan kemauan aji sendiri.

"Oke oke, gue balik. Tapi kalo ada apa apa langsung hubungin gue ya?. " aji mengangguk lalu menunggu mobil yang dikendarai oleh jovian pergi dari pekarangan rumahnya baru ia masuk.

Klekkk...

Suasana rumahnya masih sama, sepi. Apakah sepupu nya belum bangun juga? Padahal ia sudah meninggalkan renan sejak jam tujuh pagi dan sekarang sudah jam sebelas.

aji tak ingin mengambil pusing dengan itu, dia memutuskan untuk langsung ke kamarnya dan merenungkan apa yang baru saja terjadi.

Aji membuka pintu kamarnya lalu menutup nya kembali, ia berjalan kearah balkon dan duduk di kursi yang berada di sana. Aji kembali mengeluarkan surat pemberitahuan dari rumah sakit tentang penyakitnya yang tidak bisa di sembuh kan.

Ia meremas kertas itu lalu melemparkan nya asal. matanya panas, sudah jelas kalau penyakit itu tak bisa di sembuhkan dan cuci darah hanya menghambat kematian cepat.

Namun aji mendapatkan motivasi untuk tetap bertahan hidup dengan ginjal nya yang rusak, ia akan mempertahankan hidup nya sementara untuk membuat ayahnya bangga.

Aji menghapus lelehan air mata yang entah sejak kapan keluar dari matanya. ia berdiri dari kursi itu dan berjalan ke arah kandang womzi.

"Cielah, jam segini belum bangun kamu zi?. " aji membuka pintu kandang womzi dan mengelus elus kepala kucing oren itu.

aji terpikirkan untuk membeli beberapa bahan makanan untuk ia masak, berhubung di rumahnya sekarang ada sepupunya dan ia ingin melaksanakan hidup sehat jadi ia harus membeli beberapa bahan makanan di supermarket.

aji kembali menutup kandang womzi dan mengambil dompetnya, untung nya masih ada beberapa lembar uang gajian nya di dompetnya.

Tampa pikir panjang, aji langsung keluar dari kamarnya dan berjalan ke pintu utama. Aji akan berjalan kaki karena supermarket itu tidak terlalu jauh dari rumahnya , hanya beberapa blok dari rumahnya.

sesampainya di supermarket itu, aji langsung masuk kedalam dan mengambil tas belanjaan. ia menyusuri rak rak makanan dan bahan bahan lainnya, aji memasukan beberapa sayur sayuran dan bumbu. Lanjut ke bagian perjajanan, ia memilah dan memilih ciki ciki di rak nya.

Setelah mendapatkan semua yang ia cari, aji berjalan ke kasir untuk membayar belanjaan nya.




















































































































.・。.・゜✭・.・✫・゜・。.






































Dear Alvareza || Park Jisung (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang