PROLOGUE

2.3K 121 20
                                    

DISCLAIMER!

1. Cerita ini 80% fiksi!

2. Cast yang ada disini saya hanya meminjam nya dan tidak ada sangkut pautnya dengan idol.

3. Work ini sudah saya revisi dua kali ini (Karena akan ada perubahan kata dan alur)

"Setidaknya, biarin aku hidup untuk membuat orang lain bahagia. "
-aji Alvareza

________________________

PROLOGUE

Hidup terkadang tidak lah mudah, ada saja masalah yang menghampiri dan bahkan hampir membuat orang yang di hampiri masalah frustasi dan memutuskan mengakhiri hidupnya

Namun, menurut pemuda berinisial aji ini. masalah apapun yang menghantam dirinya, tidak ada alasan untuk mengakhiri hidup nya, kecuali memang jika Tuhan sudah menginginkan aji kembali ke pangkuan nya.

Sore ini hujan turun dengan lebatnya mengguyur jakarta selatan sore hari ini. Seorang pemuda berambut coklat fluffy memasangkan air phone nya, mendengarkan lagu kesukaan nya. Evaluasi,dari hindia.

Aji alvareza, seorang pemuda dengan cerita yang menyedihkan. Dimulai dari kedua orang tuanya yang sudah bercerai lalu menikah dengan pilihannya masing-masing. Lalu dengan cerita temannya, bahkan ia tak memiliki teman selain shaka. Ia selalu menjadi korban bullying dari semasa sekolah dasar nya bahkan hingga sekarang. Aji tidak pernah speak up tentang kasus pembullyan nya, ia takut dengan ancaman ancaman dari pembully nya.

Ia dikatai karena fisiknya yang lemah dan ia selalu membawa kacamata minusnya kemana mana. Aji itu siswa yang sangat pendiam dan tertutup di kelasnya, Jarang sekali ia keluar dari kelas untuk membeli makan siang, karena dia sudah membuat bekal untuk nya sendiri dari rumah.

Aji berdiri dari duduknya lalu melangkah kearah pintu balkon kamarnya lalu membuka sedikit pintu balkon itu, membiarkan air hujan menciprat ke muka pucat nya.

Kata kata pembully yang merundungnya waktu jam istirahat tadi terus terulang di kepalanya, saat aji sedang berjalan untuk membelikan makan siang temannya, sebenarnya ia adalah pembully yang biasa mempersuruhnya untuk membelikan makanan di kantin.

"Hujan, apa aku seburuk itu? Kenapa mereka cuman memperbudak aku dan memanfaatkanku saja? Seburuk itukah aku?. " aji selalu terbayang bayang dengan kejadian pembullyan yang selalu dia alami saat disekolah, terkadang ia

Tidak ada yang mau berteman tulus dengannya. Mereka hanya datang lalu mengambil kesempatan untuk memanfaatkan kepintaran yang dimiliki aji lalu meninggalkan nya begitu saja.

"mereka hanya datang lalu meninggalkan ku begitu saja, tanpa mau tau bagaimana rasanya menjadi aku. " aji menggulung lengan sweater putihnya hingga menunjukkan beberapa luka lebam dan sayatan yang masih baru di lengan seputih susu nya.

Menurut aji, menyakiti diri sendiri itu lebih baik daripada bercerita kepada orang lain yang belum pasti bisa mendengarkan cerita kira dengan baik.

Ting!

Aji menoleh ke meja dimana handphone nya berada. Lalu ia menutup pintu balkon dengan rapat dan melangkah menuju meja belajar nya, ia mendudukkan dirinya lalu melihat bar notifikasi. Terdapat notifikasi chat dari teman satu satunya, shaka.







Shaka :3

Last seen today at 16.17

Ajii!
16.17

Lo dirumah gak? Gue mau
Kesitu, bosen dirumah.
16.17

Boleh yaa
16.18

Aji tersenyum tipis membaca pesan yang dikirim dari shaka,

Shaka :3

Iya sha, kesini aja.

17.19

Aku juga bosen.
17.19

On the way, aji!
17.23

Aji tersenyum lalu mematikan handphone, memilih untuk merapikan buku bukunya yang berserakan. Meletakkan nya di rak buku milik aji. Dirak itu banyak sekali buku buku milik aji atau yang dia pinjam dari perpustakaan, ia juga sering kali membeli novel untuk mengisi waktu luangnya di rumah.

Membaca menjadi salah satu hobinya, karena menurut aji buku adalah teman sejati kita.

Ini saya revisi ulang, karena ada pergantian alur sedikit dan saya akan berusaha untuk publish satu persatu bab disini.

Dear Alvareza || Park Jisung (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang