Prahara

799 62 1
                                    

Bergelut dengan pekerjaannya sedari pagi sampai sore membuat azka sedikit pening. Keadaan jalanan yang sering macet dari arah rumah nayaka ke rumahnya akibat banyaknya para manusia yang juga baru pulang dari aktivitas kerjanya tentu agak membuatnya kesal. Itulah alasan mengapa ia malas pulang ke rumah dan memilih menunggu sampai malam di rumah tunangannya itu.

Tapi hari ini sepertinya nayaka sedang banyak pekerjaan di kantor, memang seminggu belakangan ini setelah ia tak masuk kerja karena sakit pekerjaan nya sangat menumpuk. Si manisnya itu terlihat tak bersemangat. Jadi ia memutuskan untuk pulang dan membiarkan nayaka-nya istirahat.

Azka yang sudah membersihkan diri lantas membuka handphone nya, ia dapat lihat satu bubble chat dari regas yang sedikit membuatnya kaget. Ia buka dan ia lihat chat itu. Rupanya regas masih bersikeras untuk mengajaknya keluar untuk sekedar makan karena alasan tanda terimakasih itu. Sebenarnya regas tak perlu sampai seperti ini, toh juga ia hanya membantu memberikan nomor telpon temannya yang kebetulan punya bengkel. Regas itu sedikit berlebihan? Pikirnya.

Sebenarnya bukan sekali dua kali regas mengajaknya makan, hanya saja ia tak bilang pada nayaka karena takut buat nayaka-nya marah. Tapi sepertinya ia harus bereskan semua malam ini. Azka pikir tak ada salahnya menerima ajakan regas, toh hanya makan dan setelah ini mungkin regas tak akan terbebani oleh bantuan kecilnya itu, dan setelah ini cekcok kecil antara ia dan nayaka karena regas akan selesai.

Azka mengiyakan ajakan regas tapi bukan untuk makan, ia minta untuk dibelikan kopi saja karena kebetulan sudah makan dengan nayaka sebelum ia pulang. Hal itu disetujui regas dan mereka akan bertemu di cafe jam 9 malam.

Sepertinya nayaka itu sudah tidur, karena chat terakhir Azka tak kunjung dibalas, meski begitu Azka tetap memberi tahu Nayaka kalau ia akan keluar membeli kopi.

"Hai azka, thank u ya udah mau diajak keluar, sorry banget ganggu lo yang mungkin mau istirahat" - ucap regas kala keduanya sudah duduk di salah satu meja cafe

"Hai, thanks juga udah ajak ngopi, gas. Padahal gak perlu segininya tau, gua kan cuma kasih nomor temen gua aja"

"Gak papa lah, anggap aja ini tanda terimakasih gua. Kalo gak ada lo mungkin gua bakal nunggu orang rumah jemput sampe malem" - keduanya tertawa renyah seperti teman yang akrab lama, tapi nyatanya ini pertama kalinya mereka mengobrol. Regas itu memang terlihat ramah, azka tau sekali. Makanya mereka cepat akrab.

Beberapa saat setelahnya pesanan mereka datang, keduanya meminum kopi sembari berbincang, asik sekali.

"Gimana kerjaan? Aman?" - tanya regas
Azka terkekeh, "Aman. Cuma ya gitu, kalo lagi banyak banyaknya suka tiba tiba males ngerjain" - hal itu di sambut tawa oleh regas

Keduanya larut dalam obrolan ringan dan tawa, tak sadar kalau sedari tadi seseorang tengah memperhatikan.

Itu Nayaka! Ya, dia ada di sana. Nayaka pikir azka ke cafe sendirian seperti yang ia bilang di chat kalau ia ingin membeli kopi. Rupanya dengan___ah Nayaka sampai tak ingin menyebut namanya. Entah dorongan dari mana ia juga ingin meminum kopi setelah melihat chat dari azka yang sebelumnya belum ia lihat karena ketiduran. Dan entah dorongan dari mana pula ia menuju cafe ini, seperti sudah tertulis dalam takdir bahwa ia akan melihat azka dengan regas sedang meminum kopi berdua sembari berbincang dan tertawa. Nayaka muak sekali. Nayaka kecewa?

Nayaka melangkahkan kakinya mendekat pada dua orang yang asik berbincang itu.

Ia berhenti tepat di belakang azka membuat regas yang tengah tertawa seketika diam sembari menatap Nayaka yang tersenyum padanya. Azka tentu mengerutkan dahinya melihat perubahan mimik regas, ia menoleh dan_____ ya matanya menangkap Nayaka yang masih tersenyum.

Bestfriend to Lover? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang