"Mami mami mau warnai" - Celotehan atha itu akhirnya berhasil membangunkan Nayaka.
Dengan perlahan nayaka membuka matanya, hal yang ia lihat pertama kali adalah anak gembul nakalnya yang sudah duduk di sampingnya.
"Hmm kenapa kak, mau apa?" - Nayaka yang masih mengumpulkan nyawa itu kembali memastikan
"Mau warnai"
Nayaka lupa, dia memiliki janji akan membelikan atha pensil gambar baru untuk mewarnai. Anaknya itu sedang suka menggambar meski gambar yang dibuat terlihat aneh.
Nayaka yang baru sadar kemudian melepas tangan Azka yang bertengger apik di dada berisi nya. Kemudian bangun untuk mengajak si kecil mandi.
"Mandi dulu yuk? Nanti siang kita beli sama papi" - atha mengangguk
"Mau gosok gosok gigi pake gosok gosok yang balu. Yang ada ini robot robot nya mami"
"Iya, nanti mami ambil dulu, kakak tunggu di kamar mandi ya"
"Onie mandi tidak?" - Nayaka terkekeh
"Tidak, onie mandi nya nanti siang. Kalo pagi kedinginan"
"Mami onie mandi sama dedek acey aja"
"Iya"
"Mami mami, papi tidak mau bangun pagi?"
"Sebentar lagi juga bangun"
"Mami_____"
"Udah! Bawel ah mami capek jawabnya. Sekarang kakak duluan ke kamar mandi aja, biar mami ambil dulu sikat gigi baru nya" - selaan itu akhirnya buat atha berhenti bertanya.
Atha yang sudah berusia 2,7 tahun itu sudah bawel sekali. Terkadang, nayaka kesal sendiri kala atha sudah mulai bawel dengan pertanyaan pertanyaan random nya. Dibanding dirinya, Azka lebih sabar untuk menjawab pertanyaan si kecilnya itu.
Dengan perlahan nayaka menurunkan si kecil dari kasur, membiarkannya ke kamar mandi duluan selagi dia mengambil sikat gigi baru. Atha itu tak pernah susah diajak mandi, dia suka main air. Kadang dibiarkan sendiri oleh azka untuk main air di bathtub.
Setelah selesai mandi rupanya baby acel sudah bangun, anak itu juga pindah tidur disamping papinya sembari mengemut mainan.
"Eh adek udah bangun? Tumben gak nangis"
"Hmm rengek dikit, terus aku bawa ke kasur" - jawab azka dengan setengah sadar
"Eh kamu jangan bobo lagi, sana mandi! Anak kamu rewel tuh pengen beli pensil warna"
"Papi tata mau warnai papi, ayoo" - timpal atha
Azka menghela nafas, "papi masih ngantuk kak, agak siang ya?"
"Tidak mau, mau warnai sekalang"
Nayaka beralih menggendong baby acel untuk mandi. Membiarkan atha membujuk papinya."Pakein atha baju tuh, aku mau mandiin adek" - setelah berucap Nayaka melenggang pergi dari sana.
"Papi tidak boleh tidak mau"
"Bukan tidak mau, tapi nanti siang beli nya" - jawab Azka sembari telaten memakaikan baju
"Siang itu apa papi?"
"Siang itu kalau matahari sudah keluar semua" - jawabnya sembari menggaruk kepala
"Itu mataharinya sudah keluar papi" - tunjuk atha pada luar jendela. Azka mengatup-ngatupkan matanya
"eeeuuu berarti harus lebih keluar dari itu"
"Kenapa papi tidak mau sekalang, kenapa menunggu siang. Papi tata mau warnai sekalang"
Azka menghela nafas, pertanyaan atha itu tak akan pernah habis. Memang anaknya itu pintar sekali bicara, kosakata yang ia kuasai juga selalu bertambah karena Azka dan Nayaka rajin sekali mengajaknya ngobrol. Jadi tak heran jika dirinya selalu terjebak oleh pertanyaan random dari anak gembulnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bestfriend to Lover?
General FictionFull Daily life dari NayAzka! Gak ada alur yang benar-benar merujuk pada ending karena setelah aku pikir pikir aku bikin cerita ini untuk isi gabut ku aja. So yeah that's it! Terimakasih untuk semuanya yang masih baca cerita gak jelas ini🖤 •Fiksi ...