Azka dengan tergesa-gesa masuk ke dalam rumah dengan membawa tempe mendoan pesanan Nayaka. Untungnya ia bisa dapatkan makanan itu setelah berjam jam terus berkeliling mencari pedagangnya karena terlalu larut. Kala sampai kamar ia lantas mendekat pada si manis yang sudah bergulung selimut, ia dudukan dirinya pada tepi kasur lalu membuka sedikit selimut yang menutupi istrinya itu.
Azka mengelus pundak Nayaka yang kini memunggunginya, "Makan dulu yuk? Tempe mendoan nya udah dateng nih" - Nayaka tak terusik sedikit pun
"Gak mau! Udah gak pengen" - jawabnya dengan suara parau, mendengar itu Azka mengerutkan dahinya, apakah Nayaka menangis, pikirnya.
Azka dengan segera mendekat untuk pastikan Nayaka nya. Dan benar saja, empunya menangis.
"Maaf lama, tadi agak susah nyari nya karena terlalu malem. Maaf ya by?" - Azka terus mengelus pucuk kepala empunya
"Gapapa, kamu makan aja. Aku udah gak mau"
"Ya udah gapapa kalo udah gak mau"
Nayaka yang masih terisak itu sedikit buat Azka bingung, kala sedang seperti ini Azka tak tau harus lakukan apa, karena memang akhir akhir ini si manis itu sedikit cengeng.Azka membawa Nayaka untuk menghadapnya, ia bisa lihat wajah cantik itu sudah sembab dan merah. Entah sudah berapa lama empunya menangis, "Udah dong nangis nya, sampe keringetan gini loh" - Azka menurunkan selimut yang setia membungkus itu agar nayaka dapat udara.
Tangan Azka terulur untuk menghapus air mata yang terus menggenang itu, matanya tak beralih sedikitpun dari wajah Nayaka yang tak pernah buatnya bosan, "Kamu kalo mau lanjut kerja gapapa, biarin aja aku begini, nanti juga tidur sendiri" - Azka tak menjawab, ia hanya terus menghapus air mata Nayaka yang tak henti itu.
"... Aku cengeng banget! Aku nyebelin ya ka?"
"Apa sih ngomongnya gak jelas, orang gak nyebelin kok"
"Ya tapi nangis terus! apa apa nangis, apa apa ngerengek. Kamu capek pasti kalo aku tiba-tiba kayak gini" - tangan Azka beralih untuk mengelus perut nayaka, Nayaka pula menggenggam tangan Azka yang setia mengelus itu agar berhenti.
"... Azka gak mau di elus" - Azka tersenyum
"Terus mau apa hmm?" - Nayaka menggeleng, ia menatap lamat wajah Azka yang sedari tadi menatapnya, tangannya beralih meraba seluruh lekuk wajah Azka yang entah kenapa terlihat lebih tampan dari biasanya.
Azka pula kembali menghapus air mata Nayaka, membiarkan empunya puas bermain main dengan wajahnya.
"Baru cukur kamu ya?"
"Iya sayang, kata kamu kan sebel kalo liat aku ada kumis kumis tipisnya"
"Huum, jelek gak suka" - Azka terkekeh gemas
"Gerah banget ya? Keringat kamu gak berenti loh. Aku bawain baju pendek deh, mau gak?" - Nayaka mengangguk, tanpa basa basi Azka lantas mengambilnya.
"Itu tanktop bukan baju pendek" - protes Nayaka kala azka sudah kembali
Azka terkekeh, "Baju pendek maksudku tuh ini. Kan biar kamu gak gerah" - Nayaka berdecak, ia lantas membuka baju untuk pakai tanktop yang Azka bawa.
Kala selesai Nayaka menarik tangan Azka untuk kembali duduk disamping nya, "menurut kamu wajar gak kalo aku selalu nangis tanpa sebab tiap malem?"
Azka mengelus singkat pada pipi Nayaka, "wajar kok sayang. Mungkin mood kamu emang lagi gak bagus, jadi rasanya pengen nangis terus"
"... Its okay, kan ada aku" - Nayaka tersentuh atas ucapan itu, lalu ia kembali menangis.
Melihat itu Azka mendekat lalu memeluk si manis yang tengah sensitif sekali malam ini. Ia elus punggung itu sembari bubuhkan kecupan kecupan manis pada sisi wajah empunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bestfriend to Lover?
General FictionFull Daily life dari NayAzka! Gak ada alur yang benar-benar merujuk pada ending karena setelah aku pikir pikir aku bikin cerita ini untuk isi gabut ku aja. So yeah that's it! Terimakasih untuk semuanya yang masih baca cerita gak jelas ini🖤 •Fiksi ...