Tembak Dalam

663 52 11
                                    

Duduk manis sembari memperhatikan dua anaknya bermain merupakan rutinitas yang selalu nayaka lakukan. Asalkan keduanya memegang mainan yang sama, nayaka tak perlu khawatir akan terjadi keributan. Tapi kadang, acel itu sedikit menyebalkan, dia sengaja merebut mainan atha sampai anak itu kesal. Jadilah drama ribut-ribut itu harus nayaka saksikan.

Di umur atha yang sudah menginjak 3 tahun, nayaka dan azka sepakat untuk mulai berikan pendidikan tingkat pertama. Azka dan nayaka ingin atha bisa berbaur dengan teman-teman sebaya nya, itu saja dulu. Kemudian belajar fokus dan mengenal huruf maupun angka akan mengikuti. Tak mungkin juga anak itu terus bergaul dengan ikan ikan nya yang setiap hari semakin bertambah.

Di hari pertama, atha menangis ingin pulang, dia bahkan tak mau bergabung meski sudah dibujuk sedemikian rupa. Tapi nayaka tak mungkin ikuti mau anaknya itu, dia tetap berdiam diri sembari sedikit demi sedikit memberi pengertian. Toh para guru disana pun mengerti, mereka tak akan mengusir nayaka hanya karena tangisan atha. Hari ke dua sudah mulai mau bermain meski harus nayaka temani. Hari ketiga menangis lagi karena bosan. Hari ke empat sudah mau di ajak bermain dengan guru disana. Dan hari ke lima, anak itu sudah mau di ajak bergabung dengan teman-temannya. Meski begitu, pastilah selalu ada drama menangis dulu. Nayaka sih sabar sekali, jauh dari sebelum atha mulai preschool, hal-hal seperti ini sudah nayaka terka akan terjadi. Nayaka juga mewajarkan dan memaklumi itu. Dan untungnya, sesudah 2 minggu atha preschool anak itu sudah mau berbaur dan tak pernah menangis lagi, jadi sekarang nayaka tak perlu temani dia di sana, hanya mengantar dan menjemput setelah di kabari.

Selama nayaka terus menemani atha di preschool nya, untung nya lagi acel tak pernah rewel. Anak itu nayaka titip ke omanya, atau sesekali oma bubu akan menjemput. Nayaka juga bersyukur sekali oma-oma nya selalu sigap jika berkaitan dengan cucunya. Jadi azka maupun nayaka tak begitu khawatir.

Sekarang sudah pukul 5 sore, agendanya adalah temani 2 tuyulnya yang ingin bermain air di kolam karet, tentu saja si bawel atha yang sedari siang terus mengoceh, acel sih ikut kakaknya aja.

"Udah yuk, adek udah geter-geter tuh badannya" - Nayaka mengangkat acel untuk ia gendong setelah nya. Kemudian menarik atha untuk keluar juga dari sana.

"Tata mau main air mami, tidak mau selesai"

Meski atha merengek, nayaka tak hiraukan sama sekali. Dia terus menarik anak itu masuk ke kamar untuk dipakaikan baju. Pasalnya sudah hampir 30 menit mereka main air, kalau masuk angin kan tetap saja dia dan azka yang repot.

"Besok main lagi, sekarang udah sore nanti masuk angin"

"Angin tidak akan masuk, mami. Tata mau main"

Nayaka mengunci kamarnya agar atha tak kabur dari sana, sekarang anak itu sedang merengek sembari memukuli pintu. Selagi Nayaka mengurus acel, dia juga sembari perhatikan atha yang sedang mereog di depan pintu. Anak itu berguling-guling disana.

Nayaka tertawa melihat atha yang tengah menangis sembari mengoceh, rancauan aneh yang keluar dari mulut anak itu selalu membuat dia menggelengkan kepalanya. Atha itu sedang lucu-lucunya.

"Udahan nangis nya, sini pake baju dulu. Liat tuh adek udah cantik"

Atha menoleh, "Tidak mau, tata mau main!"

"Nanti main lagi setelah pakai baju, ayo sini dulu"

"Tidak mau!"

"Bentar lagi papi pulang, nanti marah kalo liat kakak belum pake baju"

"... Ayo sini"

"Tapi tata mau beli ikan!"

Nayaka menghela nafas, ikan lagi ikan lagi. Padahal aquarium nya sudah penuh dengan berbagai macam ikan.

Bestfriend to Lover? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang