Azka itu benar-benar membuktikan seluruh ucapannya, ia benar-benar obrolkan niat baiknya untuk menikahi nayaka di pertemuan keluarga. Nayaka tak banyak bicara saat itu, hanya tersenyum dan menyetujui apapun yang azka katakan. Lelaki itu gentle sekali, nayaka sangat mengakuinya.
Para orang tua pula tak banyak basa basi, toh juga umur keduanya sudah cukup siap untuk berkeluarga. Jadi sekalian saja mereka bicarakan mengenai tanggal pernikahan dan lain sebagainya yang harus disiapkan.
. • .
Nayaka tau sekali sepanjang bulan ini ia dan azka akan sangat sibuk mengingat harus mempersiapkan pernikahan di tengah banyaknya pekerjaan.
Nayaka berjalan menuju parkiran kantor karena azka sudah lama menunggu. Malam ini ia pulang larut sekali karena pekerjaannya yang menumpuk. Ia membuka pintu mobil lantas masuk kedalamnya, sedikit mengulum senyum karena dapat sambutan senyum pula dari sang kekasih.
"Capek hmm?" - Nayaka mengangguk, azka mengelus pipi Nayaka sekilas sebelum melajukan mobilnya.
Ditengah perjalanan itu tampak sedikit hening, hanya terdengar suara mesin mobil dan klakson pengendara lain yang juga berlalu lalang, suasana malam ini cukup dingin karena habis hujan, namun tampilan gedung-gedung pencakar langit di tengah hiruk pikuk kota sangat memanjakan mata.
Azka menggenggam tangan si manisnya yang tengah sibuk melihat keindahan luar, hal itu seketika membuat empunya menoleh.
"Bobo aja kalo ngantuk" - Nayaka menggeleng
"... Kenapa?" - tanya azka
"Kepikiran mau ketemu orang WO besok" - mendengar itu azka tertawa
"Kayak mau ketemu siapa aja sih sampe dipikirin"
"Ih lu gak paham ya. Ini kan pertama kalinya kita mau bahas acara nikah"
"Iya, tapi kan cuma ngobrol biasa aja, lagian lu kan biasa ngobrol sama orang banyak by"
"Beda azka, kalo itu kan buat kerjaan. Ini kan buat nikahan" - azka terkekeh
"... Gua kayaknya gak bisa tidur deh nanti malem"
"Astaga by, cuma mau bahas konsep nikahan aja" - nayaka diam tak berniat menjawab.
Setelah beberapa menit keduanya sampai di rumah, nayaka keluar dari mobil itu lantas masuk disusul azka.
"Gua kayaknya mau langsung istirahat aja. Lu pulang ya, istirahat juga"
Azka tersenyum, ia mendekat sembari terus menatap. Azka tau nayaka sedang capek sekali malam ini. Saat berhadapan tangannya terangkat untuk rapikan rambut nayaka dengan sesekali mengelusnya. Disisi lain nayaka hanya balas menatap dan menikmati belaian itu sembari tangannya meremat kemeja bagian pinggang azka.
Tangan yang asik membelai itu kemudian menarik nayaka untuk masuk pada peluknya, "Habis ini mandi, terus bobo yang nyenyak. Istirahat yang cukup sayang. Besok pagi gua kesini lagi buat jemput lu kerja" - nayaka mengangguk dalam pelukan itu.
Saat azka akan melepas peluknya justru nayaka semakin mengeratkan pelukannya, "Tunggu 5 menit lagi" - ucapnya
Azka akhirnya kembali memeluk sembari satu tangannya mengelus kepala dan rambut nayaka. Saat dirasa cukup barulah nayaka melepas peluknya.
"Gua pulang ya, jangan mikir macem macem, langsung bobo aja" - nayaka mengangguk. Setelahnya mengantar azka ke depan untuk pulang.
🦋 . • . 🖤 . • . 🐺
Kini keduanya baru saja menyelesaikan sesi meeting pertama dengan WO yang mereka pilih. Banyak sekali yang mereka bahas, konsep gedung, dekorasi, susunan acara dan lain sebagainya yang perlu dipersiapkan untuk kelancaran acara. Nayaka rasa pembahasan ini lebih membuatnya pusing daripada pekerjaannya yang menumpuk. Ia dibebankan oleh keputusan final konsep mana yang akan mereka pilih. Untungnya azka selalu memiliki banyak saran yang kemudian membuat pikirannya terbuka, jadilah meeting hari ini berjalan lancar dan semuanya sudah clear setelah obrolan panjang selama 3 jam. Ia pikir konsep yang ia dan Azka pikirkan dan susun sudah sangat baik dan semoga hasilnya pun baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bestfriend to Lover?
General FictionFull Daily life dari NayAzka! Gak ada alur yang benar-benar merujuk pada ending karena setelah aku pikir pikir aku bikin cerita ini untuk isi gabut ku aja. So yeah that's it! Terimakasih untuk semuanya yang masih baca cerita gak jelas ini🖤 •Fiksi ...