Repot

856 63 5
                                        

Nayaka sedikit menggeleng pelan kala melihat azka dan putrinya yang tertidur pulas setelah seharian bermain. Hari ini anak itu tak mau lepas dari papinya sampai atha tantrum dibuatnya. Nayaka sampai pusing sendiri mendengar atha merengek ingin perhatian papinya, sesekali mencoba untuk mencakar adiknya karena tak mau mengalah. Memang wajar atha kesal, mungkin juga cemburu karena sedari pagi papinya taruh atensi penuh pada sang adik. Meski begitu bukan berarti azka tak menggubris segala rengekannya, dia tetap beri perlakuan adil pada si sulung agar tak merasa diabaikan. Tapi memang kadang azka dan Nayaka itu tak terlalu paham semembludak apa emosi sang anak meski sudah dibujuk sedemikian rupa.

Nayaka bergerak untuk selimuti azka dan si kecil di pelukannya, sekilas ia perhatikan bibir putrinya yang terus bergerak seraya menyusu, mengeluarkan suara kecipak yang sesekali terdengar nyaring dari bibir kecil itu. Nayaka tersenyum, ia mengingat-ingat suara gumaman dengan nafas Ngos-ngosan dari si kecil kala menyusu bak irama lagu yang akhirnya menjadi candu. Tak jauh beda dengan atha dulu, anak itu pun punya suara candunya sendiri, mungkin bedanya suara acel lebih lembut dan terdengar merintih, tetapi sesapan anak itu luar biasa kuat.

Ke-tiga bayinya sudah masuk ke alam mimpi, maka tak ada alasan untuk nayaka tetap terjaga. Tanpa berpikir panjang ia memutuskan untuk tidur juga setelah bubuhkan kecupan kecil di pipi bayi kecilnya.

***

Tepat pukul 2 malam nayaka rasakan gerakan kecil dengan sedikit rengekan. Matanya sedikit terbuka kemudian menggeser pelan si kecil untuk mensejajarkan bibir anak itu di depan putingnya sebelum ia keluarkan untuk berikan asupan asi. Dengan mata terpejam dan setengah sadar ia bisa rasakan si kecil yang sudah mulai menyusu, membiarkan anak itu mengambil jatah asi sebanyak banyaknya. Meski begitu baby acel tak merasa puas, ia kembali merengek buat nayaka kembali membuka setengah matanya, kemudian membawa tangannya untuk mengelus punggung juga menepuk halus pada pantat mungilnya.

Setelah beberapa saat terdengar lagi rengekan itu, kini si kecil sudah terduduk dengan kepala yang diletakkan di dada maminya, wajah lucu itu mengarah pada nayaka lengkap dengan bibir memble nya, berusaha membangunkan.

Terlalu berat untuk bangun di dini hari nayaka hanya balas elusan lembut pada rambut si kecil, tak menggubris rengekan manjanya. Tapi lama kelamaan risih juga, maka setelah beberapa saat nayaka membuka matanya menatap lekat pada acel yang kini tersenyum ke arahnya.

Nayaka memutar bola matanya malas, anak itu memang sengaja mengganggu tidurnya, bukan sekali dua kali dia merengek tengah malam untuk lakukan hal ini.

"Nakal!" - Nayaka kembali merebahkan si kecil, ia pun kembali tidur membiarkan anak cantiknya itu bermain-main dengan jari nya.

Namun kesalnya lagi, Tiba-tiba azka mengorok. Hal itu mengundang penasaran bagi si kecil yang seketika kembali duduk dan bergerak merangkak ke arah papinya. Nayaka yang rasakan pergerakan itu kembali membuka matanya, menoleh sekilas pada acel yang tengah asik mengorek lubang hidung papinya. Maka dengan segera Nayaka tarik tangan mungil itu hingga buat empunya mengejat.

Disamping rasa kaget, sepertinya rasa penasaran lebih mendominasi si kecil. Ia kembali memperhatikan papinya yang tertidur menghadapnya itu lalu menyandarkan kepalanya di pipi azka seakan suara ngorok itu pengantar tidurnya.

Nayaka yang lihat itu terkekeh pelan, anak cantiknya itu memang ada ada saja. Tak lama setelah itu nayaka mengulurkan tangannya untuk menjepit hidung azka dengan jari nya, tujuannya sih untuk hilangkan suara ngorok itu.  Tapi rupanya ia malah buat azka tersedak sampai terbatuk-batuk juga buat si kecil kembali melonjak kaget kemudian kembali duduk memperhatikan papinya. Sepertinya itu bukan ide yang bagus untuk hentikan ngorok yang menganggu.

Bestfriend to Lover? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang