Bestfriend to Lover?

Liburan

Selesai dengan pendidikan bukan berarti selesai dalam kehidupan, pencapaian itu rasanya tidak cukup untuk menjamin kehidupan di masa depan, nayaka tau sekali akan sekeras apa perjuangannya setelah masuk ke dunia kerja. Jauh dari sebelum ia lulus, ibunya selalu menyuguhkan tawaran untuk melanjutkan pekerjaannya dalam mengelola sebuah perusahaan. Jujur, nayaka belum siap jika harus mengelola sebuah perusahaan menggantikan sang ibu! Ia sadar, pengalamannya dalam dunia bisnis itu belum banyak. Rasanya aneh jika hanya mengandalkan pengalaman magangnya untuk penjadi orang penting di sebuah perusahaan. Maka, nayaka rasa ia harus mencari banyak pengalaman dan pelajaran sebelum dirinya benar-benar siap dalam mengelola suatu perusahaan yang tidak bisa dibilang kecil itu. Ia ingin bekerja sesuai porsi pengalamannya yang lambat laun akan penuh. Hal itu tentu disetujui oleh ibu, dia tau apa maksud putranya itu.

Ibu tau sekali nayaka itu anak yang cerdas, dia mudah bersosialisasi dengan banyak orang. Ibu mengizinkan nayaka untuk bekerja di bagian front office executive yang nantinya nayaka akan berperan aktif dalam hal yang berhubungan dengan klien, baik mengarahkan klien maupun menyusun jadwal janji. Rasanya berkomunikasi dengan orang orang penting bukan hal yang sulit untuk nayaka. Hal ini juga dapat menjadi awal karir bagi nayaka karena akan banyak bertemu orang orang hebat dan sedikit banyaknya ia akan belajar mengenai dunia bisnis.

Kemudian jangan tanya mengenai azka, lelaki itu tentu punya lebih banyak pengalaman di dunia bisnis, bekerja dengan sang papa selama satu tahun terakhir memberikannya kesiapan tersendiri jika sewaktu-waktu sang papa akan mengalihkan perusahaannya padanya. Sekarang saja azka sudah diwanti-wanti untuk berperan penting di perusahaannya. Selama satu tahun bekerja menjadi personal assistant dari sang papa, tentu ia sudah sangat berpengalaman dan progresnya selama bekerja pun sangat bagus sehingga membuat papa yakin dengan kemampuan azka.

Azka dan nayaka bersyukur karena perjalanan mencari kerjanya tidak sesulit orang lain, tapi perlu diingat, meski orang tua mereka merupakan orang penting di perusahan, keduanya tetap mengikuti prosedur penerimaan kerja dan tidak serta merta bekerja atas privilege orangtua.

Selama tiga bulan dihabiskan untuk fokus pada pekerjaan. Mereka lupa kalau tidak ada perayaan apapun atas selesainya pendidikan, rasanya kurang mengesankan kalau tidak lakukan jalan jalan, itung itung bentuk apresiasi karena 4 tahun terakhir sudah berjuang keras mengejar gelar yang bukan serta merta dipilih tanpa tujuan. Memang telat, tapi tidak salah kan?

Azka dan nayaka serta arsha dan jevan memutuskan untuk ke puncak dan menyewa villa disana setelah lalui diskusi panjang. Tidak lama, hanya 2 malam saja karena setelahnya mereka harus kembali pada aktivitas kerja.

Saat sampai disana rupanya ada sedikit masalah mengenai villanya, karena ternyata sang penjaga villa salah memberi informasi mengenai jumlah kamar di sana, awalnya penjaga villa itu bilang kalau kamarnya berjumlah 4 namun yang mereka lihat hanya 2, buruknya lagi ternyata villa berkamar 4 itu sudah diisi. Lalu harus bagaimana lagi? Uang sudah masuk, mereka tak punya pilihan selain menempati villa tersebut.

Dan lagi sebelumnya ada sedikit perdebatan dari nayaka dan jevan mengenai penempatan kamar. Nayaka mau sekamar dengan arsha karena ia tau Azka harus tidur dengan lampu yang mati. Tapi jevan tentu menolak, ia ingin tidur dengan pacarnya!

Memang benar begitu adanya, alasan nayaka dan Azka tak pernah tidur di kamar yang sama adalah kebiasaan keduanya yang berbeda. Azka tak bisa tidur dengan lampu menyala sedangkan nayaka tak akan bisa tidur dengan lampu yang padam.
___________________________

"Kok lama ya? Pada kemana sih mereka, ini udah malem padahal" - ucap jevan sembari sibuk bermain game online

"Lu nanya siapa?" - tanya Azka yang juga fokus pada game nya.

"Elu lah tai, masa nanya setan" - jawabnya lagi yang tak dijawab oleh empunya.

Setelah beberapa saat yang ditunggu datang sembari asik mengobrol dan tertawa.