4. Ayo Pulang

445 43 0
                                    

Yena benar-benar kebingungan sekarang, sejak pagi itu Ajun terus menggumamkan papa nya. Yena tau kalau Ajun pasti merindukan papa nya, tapi di satu sisi Yena juga tidak tau harus mengantarkan Ajun kemana.

Tidak kehilangan akal, Yena pun memutuskan untuk mengajak Ajun jalan-jalan ke taman yang waktu pertama kali Yena bertemu dengan anak itu. Semoga saja ada titik terang disana.

Yena sudah tiba di taman tersebut. Namun, Ajun sama sekali tidak menunjukan reaksi apapun. Anak itu terlihat sedih dan murung.

Yena berjongkok di depan anak itu, "Ajun mau beli eskrim?" Yena mencoba membujuk anak itu agar tidak murung terus.

Ajun hanya menggeleng pelan, matanya juga kian berembun, Ajun akan menangis lagi.

"Maaf ya," ucap Yena pelan yang merasa bersalah pada anak itu. Yena pun langsung memangku Ajun kemudian berjalan menyusuri jalan. Namun, beberapa langkah dia berjalan, Yena menemukan sebuah spanduk yang terpasang di sebuah tiang.

Yena mendekat ke arah spanduk itu, Alis Yena mengerut, "di cari anak hilang, ... Jika ada yang menemukan nya tolong langsung antarkan anak ini ke alamat yang sudah tertera," Yena membaca tulisannya.

Lalu, Yena terkejut sehingga matanya langsung terbelak lebar, "ini Ajun kan?" monolognya. Yena juga sesekali melirik pada Ajun yang menenggelamkan wajah nya di ceruk leher Yena. Karena yakin kalau itu memang Ajun, Yena pun langsung bergegas pergi dan mencabut spanduk itu. Yena pun segera pergi mencari alamat rumah tersebut.

*****

"Maafin aku Jun, aku belum bisa nemuin Juna dimana. Tapi, aku udah berusaha semaksimal mungkin,"

Ucap seseorang dari seberang telepon sana. Mendengar jawaban itu, Junkyu menghela napas berat.

"Aku mohon, bantu aku buat nyari Juna. Apapun yang kau minta, aku akan menuruti semuanya," ucap Junkyu memohon.

"Aku sudah berusaha, aku juga yang meminta bantuan dari teman-teman ku yang lain nya. Jangan terlalu mencemaskan Juna, kau fokus saja pada pemulihan tubuh mu."

"Bagaimana bisa aku tidak mencemaskan nya, Juna putra ku satu-satu nya." Junkyu menjawab dengan suara putus asa.

"Iya aku tau, tapi kau juga harus mencemaskan diri mu sendiri. Kondisi mu sedang tidak baik sekarang, jangan terlalu keras pada dirimu. Pikirkan juga kondisi tubuh mu, kau harus makan juga minum obat supaya tubuh mu kembali sehat dan nanti bisa mencari Juna."

Junkyu menganggukkan kepala nya, itu teman nya yang selalu perhatian pada Junkyu.

"Iya terima kasih atas perhatian mu,"

"Sama-sama, kalau begitu aku tutup telepon nya ya."

"Silahkan."

Junkyu menghela napas panjang, "Ajun nya papa ada dimana, papa kangen sama Ajun." monolog nya seraya menatap foto Juna di wallpaper ponsel nya.

*****

Keesokan harinya.

Kini Yena tengah bersiap-siap untuk mengantarkan Ajun pulang ke rumah nya. Harus nya kemarin tapi karena kemarin Ajun tiba-tiba mengantuk dan tidur, jadi Yena tidak tega. Jadi nya sekarang Yena akan mengantarkan Ajun pulang dengan alamat perumahan yang sudah Yena temukan lewat internet.

Ajun nampak kebingungan karnwa tiba-tiba saja Yena mengajak nya pagi-pagi begini.

"Mama, kita mau mana?" tanya Ajun mendongak menatap Yena yang sedang memakai sepatu nya. Ajun bertanya karena dirinya merasakan akan ada perpisahan di antara mereka setelah nya.

Setelah selesai memakai sepatu, Yena menatap lekat manik cokelat milik anak tampan itu. Yena menghela napas dalam-dalam.

Tangan nya bertumpu di kedua bahu Ajun. "Kemarin Ajun kan mau ke papa, jadi sekarang mama mau antar Ajun pulang ke papa," jelas Yena dengan suara lembut.

Seketika mata Ajun terbelak kaget, "mama mau tinggalin Ajun?!" pekik nya yang tiba-tiba menjadi cemas.

Yena menggeleng pelan, "bukan, mama cuman mau anterin Ajun ke papa. Kemarin Ajun nangis kan mau ke papa."

Bibir Ajun bergetar dan melengkung ke bawah, "mama mau tinggalin Ajun...," ucap nya lirih.

Yena menggelengkan kepala nya. "Bukan, mama cuma mau anterin Ajun ketemu sama papa nya Ajun. Ajun mau ya." Yena berusaha meyakinkan Ajun. Walaupun Ajun merindukan papa nya tapi bukan berarti Ajun mau berpisah dengan Yena. Ajun sudah terlanjur sayang dan nyaman pada Yena begitu juga sebaliknya.

Ajun mendongakkan kepala nya, atensinya menatap lamat pada Yena. "Mama nda tinggalin Ajun kan, Ajun juga mau mama."

Yena menggenggam erat tangan Ahan. "Ajun harus pulang, Ajun harus ke papa."

"Tapi mau sama mama," balas nya kekeh.

Yena menganggukkan kepala ribut. "Iya, sama mama. Kalo begitu ayo berangkat."

Yena menuntun Ajun, mereka pun pergi menuju rumah anak itu. Walaupun sekarang perasaan Ajun campur aduk, di satu sisi Ajun memang seperti merindukan sang papa. Namun, di sisi lain Ajun juga enggan berpisah dengan Yena yang sudah merawat nya selama beberapa hari ini.

.

𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐌𝐚𝐦𝐚 || 𝐊𝐢𝐦 𝐉𝐮𝐧𝐤𝐲𝐮 𝐟𝐭. 𝐉𝐮𝐧𝐚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang