27. Takdir

224 20 0
                                    

Di tempat lain.

"Dasar bodoh kenapa kamu malah nabrak pemuda itu, saya sudah bilang kan orang yang harus kamu celakai itu perempuan itu. Bukan...." perempuan itu mengacak kan rambutnya frustasi sampai tidak bisa berkata-kata.

"Ngelakuin hal kayak gini aja gak becus, percuma kamu saya bayar besar jika misi saja tidak kamu lakukan dengan baik!" hardik nya emosi.

"Saya memang sudah menargetkan perempuan ini tapi entah dari mana, pemuda ini datang dan menghalangi jalan saya. Saya tidak bisa mengendalikan mobilnya," tuturnya dengan nada takut.

Perempuan itu hanya mendengkus kesal.

****

Haruto dkk tiba di rumah sakit. Mereka tergesa-gesa masuk dan menghampiri orang-orang yang ada disana.

Di sana, ada Yena yang menangis sesegukan di pelukan Junkyu. Hyunmi juga nampak diam begitu juga Seohye, Jaehyuk dan Yoshi mencoba menenangkan istrinya masing-masing. Bahkan Jihoon juga ada disana. Juna itu anak yang paling mereka sayangi juga, makanya di sana sampai ramai beberapa orang.

"Mama... Gimana keadaan nya abang?" tanya Jieun menghampiri Yena. Raut wajah Jieun begitu kentara karena khawatir.

Yena masih sesegukan, ia tidak peduli dengan pertanyaan Jieun. Junkyu juga mengelus pucuk kepala putri nya itu.

"Juna harus di operasi karena terjadi benturan kuat di kepala nya sehingga ada gumpalan darah yang harus di keluar kan dan kaki kanan nya mengalami patah tulang," Jihoon yang menjelaskan.

"Tadi malam Juna ada ke rumah, dia minta di obatin luka di wajahnya," ucap pelan Seohye dengan tatapan lesu. Iya, malam itu Juna juga ada ke rumah Seohye tapi Juna pergi lagi. Makanya Jeongwoo juga tidak tau.

"Ini gara-gara aku, kalo aja aku yang di tabrak, Juna gak.."cucapan Yena terhenti ia merasa dada nya begitu sesak bahkan saat ia mengingat dimana tubuh Juna yang tergeletak dan darah berceceran di mana-mana.

"Udah, Juna kuat dia pasti bakal baik-baik aja," kata Junkyu sambil mengelus punggung sempit milik Yena untuk menenangkan nya.

"Mending Yena pulang dulu, ganti baju dan istirahat aja. Ini udah mau malam lagian kan operasi nya masih belum selesai ... Terus biar kita aja yang nunggu kabar Juna disini," tutur Hyunmi dan langsung di angguki setuju oleh Yoshi.

Yena dengan cepat menggelengkan kepala nya, "aku mau ketemu sama Juna," racau nya.  Padahal emang baju Yena kotor karena noda darah dari tubuh Juna tadi.

"Meskipun operasi nya udah selesai, gak mungkin bisa langsung di temuin. Jadi mending pulang aja dulu," timpal Jihoon.

"Pulang dulu yuk, nanti kesini lagi," ujar lembut Junkyu pada Yena, Yena diam sebentar lalu ia pun mengangguk.

"Kita pasti bakal langsung kabarin kalo ada apa-apa." kata Yoshi, Junkyu mengangguk lalu ia pun langsung memapah Yena untuk di ajak pulang dulu. Setelah Junkyu dan Yena pergi.

"Ternyata Juna main nya gini," Haruto buka suara dan cowok itu langsung di tatap oleh orang-orang yang mendengar suaranya.

"Ini pasti ada kebenaran nya kan, Juna gak mungkin bersikap gini kalo gak ada tujuannya. Dia cuma pengen ngelindungin tante Yena," ucap Jeongwoo.

Beberapa saat hening.

"Yena bilang nggak, siapa yang nabrak Juna?" Jaehyuk kini buka suara.

Yoshi menggeleng, "nggak, dia cuman bilang kalo si penabrak nya melarikan diri. Tapi untungnya Yena ingat plat nomor mobilnya jadi gak bakal lama juga polisi bakal nemuin pelaku nya."

"Polisi juga pas kita ngelapor langsung pergi ke tkp yah kan?" Sahut Hyunmi pada Yoshi, Yoshi mengangguk menyetujui.

"Apa jangan-jangan pelakunya tante Dayeon," Jeongwoo beralibi.

Doyoungi menoleh padanya, "gak salah pasti dia, soal nya yang mau di celakain kan tante Yena," jawab nya.

"Haruto tau tempat tinggal nya Dayeon?" tanya Seohye pada Haruto namun Haruto langsung menggelengkan kepala, jelas ia tidak tau karena waktu itu dia hanya tau tempat Dayeon dan Juna bertemu.

Pembicaraan mereka terhenti ketika mereka mendengar suara tangisan dari Jieun.

Jeongwoo menengok, "lo kenapa nangis?" tanya nya.

Jieun mengusap pipinya dengan telapak tangan, "kemarin itu, abang habis di marahin dan di tampar sama papa karena dia nuduh mama. Kalo mama yang ngebunuh mama kandungnya, abang jadi berubah sejak dua hari dia engga pulang ke rumah. Bahkan pas ngomong aja abang nunggiin suara nya, sampe berani nampar mama juga," tutur Jieun.

"Terus abang pergi dari rumah sampe besoknya, ia gak ada pulang tapi sekarang dia malah kayak gini, " lanjut nya.

Seohye menghampiri Jieun. "Ini takdir sayang, Juna pasti kuat kok," ucap Seohye mengusap bahu Jieun dengan lembut.

Haruto melirik sekilas pada Jieun, terbesit rasa kasihan pada gadis itu. Tiba-tiba saja Hyunmi mencubit pelan tangan Haruto. Kalau saja itu Jeongwoo mungkin Haruto sudah menendang nya.

Ah, kenapa Hyunmi selalu menganggu suasana.

"Jieun jangan nangis ya, ini salah nya bang Juna juga. Makanya punya abang itu kayak abang nya aku dong, abang Doyoung gak pernah tuh bentak-bentak, apalagi ke mama. Bahkan papa aja suka cemburu kalo liat abang udah manis ke mama." Junghwan angkat bicara, Junghwan juga mengusap pelan pucuk kepala Jieun.

Jihoon pun mengusap wajah nya kasar, anak nya ini emang kompor banget mulut nya.

______

𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐌𝐚𝐦𝐚 || 𝐊𝐢𝐦 𝐉𝐮𝐧𝐤𝐲𝐮 𝐟𝐭. 𝐉𝐮𝐧𝐚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang