21. Ucapan Haruto

236 17 2
                                    

Junkyu memikirkan apa yang terjadi pada putra nya, sejak dua hari lalu Juna tidak pulang ke rumah nya. Bahkan menginap di rumah teman nya saja tidak. Junkyu ya

Saat Junkyu masih sedang melamun, sepasang tangan memeluk nya dari belakang. Dan membuat Junkyu terjengit kaget. Junkyu mengira itu Yena tapi sepertinya bukan, Yena tidak pernah memeluk nya dari belakang.

Junkyu langsung melepas pelukan nya dan menghadap pada orang itu.

"Hai sayangku, sudah lama kita gak ketemu. Aku kangen banget sama kamu, oh iya gimana kabar nya Juna, kebayang dia pasti sudah ganteng banget kayak kamu sekarang," iyahh Dayeon mengatakan itu seakan-akan belum bertemu dengan Juna, walaupun memang sudah. Dayeon sengaja memancing Junkyu.

Junkyu hanya menatap sinis pada perempuan itu.

"Kenapa kamu diem aja, kamu gak kangen apa sama aku. Kita gak ketemu bertahun-tahun loh," celoteh nya yang justru membuat emosi Junkyu semakin meluap.

"Saya tidak mengharap kamu kembali," ujar Junkyu dengan nada dingin nya.

Dayeon tersenyum miring, dia tau sampai kapan pun Junkyu tidak akan pernah baik padanya. Apalagi mengharap kan nya kembali.

"Kenapa? Kamu masih takut, kalo aku bakal ngehancurin keluarga kamu?" tukas nya dengan nada licik.

Junkyu tetap geming, namun tatapan nya menukik tajam pada wanita ini.

Dayeon melipat tangannya di depan dada. "Iya, seperti pemikiran kamu. Aku gak bakal berhenti sampe aku dapetin kamu tapi kayaknya udah gak ada celah deh buat aku dapetin kamu, tapi gak apa-apa sih, kan masih ada Kim Juna yang bakal ada di pihak aku," lanjut nya.

"Jangan pernah berani kamu berani deketin Juna!" pekik Junkyu dengan intonasi keras nya yang menggema di ruangan itu.

Dayeon tertawa dan jujur Junkyu ingin sekali membogem Dayey detik itu juga, tapi tahan dulu jangan gegabah.

Dayeon mengerutkan kening nya, menatap Junkyu dengan tatapan sinis. "Tapi sayang nya, Juna mulai terpengaruh sama omongan aku. Bahkan dia percaya kalo aku itu temennya mama kandung nya, bukan pembunuh nya," ucapnya dengan nada licik lagi.

"Dasar perempuan licik!!" geram Junkyu.

Dayeon pun duduk di kursi Junkyu. "Kan aku juga udah pernah bilang, kalo aku gak bisa dapetin kamu yaudah Juna aja. Aku seneng banget kamu ngedidik dia jadi anak yang baik dan gak gampang curigaan tapi dia gampang di bodohi ... Aku tau kamu pasti ngerasa kalo misalnya Juna ketemu sama aku, dia bakal benci sama aku tapi ternyata dia ngehargain aku banget," tuturan nya benar-benar membuat emosi Junkyu meluap.

Junkyu hendak melayangkan tamparan namun.

"Jangan berani kamu bersikap kasar sama aku, kalo kamu gak mau istri tercinta kamu kenapa-napa," ancam nya Dayeon meninggikan sedikit suara nya.

Junkyu mengurungkan niatnya, tangan nya yang melayang di udara itu ia turun kan lagi.

Dayeon tersenyum, lalu mendekat pada Junkyu. "Kayaknya kamu emosi banget yah, sampe urat leher kamu menonjol gini." Dayeon hendak mengusap leher Junkyu namun dengan cepat Junkyu hempaskan.

"Okedeh, biar kamu gak emosi lagi. Aku pergi yah nanti aku kesini lagi, sayang." setelah itu Dayeon pun pergi dari ruangan Junkyu.

Junkyu mengusap wajah nya kasar,nbagaimana caranya agar perempuan itu jengah dan berhenti mengganggu nya. Apalagi sekarang Dayeon malah semakin menjadi-jadi.

*****

Di tempat lain.

"Mendingan kata gue, lo jadi orang jangan baik-baik banget deh. Lo bego, orang jahat pasti selalu nyari cara apa aja supaya bisa ngehancurin seseorang," ucap cowok kul bernama Yoon Jeongwoo.

"Tapi nggak mungkin dia selalu jahat kan, soalnya dia nunjukin kalo dia pernah jadi temen almarhumah nyokap gue," jawab Juna.

Jeongwoo membelalak.

"Jadi ... lo lebih percaya omongan orang itu daripada omongan bokap lo? Awas lo kena jebakan," kata Jeongwoo kekeh.

"Tapi bokap gue juga pernah bilang, siapapun yang pernah deket sama almarhumah mama pasti dia orang baik," balas nya yang masih tak mau kalah.

Jeongwoo menyugar rambut ke belakang lalu dia pun menepuk Haruto yang sedari tadi bersidekap dada sambil merem.

"To, kasih tau to. Jangan cuman nyimak doang gue tau lo masih pengen hidup," pinta Jeongwoo.

Haruto membuka sebelah matanya, "gue harus apa?" tanya nya lalu menutup matanya lagi.

"Ya kasih tau, dia gak boleh langsung percaya sama orang yang tampang nya baik. Mentang-mentang nih bocah baik nya yang udah gak ketolong, " ujar Jeongwoo frustasi. Jujur, Jeongwoo merasa tertekan sekarang ini.

"Kenapa gak lo aja yang ngasih tau." celetuk Doyoung dengan santai nya. Doyoung itu sebelas duabelas sama Haruto.

"Gue gak setolol itu padahal," gumam Juna.

Jeongwoo nepuk jidat, "gak mempan sama gue mah." Jeongwoo men dramatis lalu dia pun beranjak dari duduknya.

"Eeh lo,kalo lo meninggal mau di fermentasi atau di gradasi?" giliran yang gak masuk akal aja Haruto ngomong.

"Di imunisasi, dahlah capek gue." Jeongwoo pun pergi meninggalkan mereka berdua.

Setelah Jeongwoo pergi dan hilang dari pandangan mereka Haruto pun beralih menatap Juna.

"Lo lebih percaya sama omongan perempuan bernama Park Dayeon itu daripada omongan nya bokap lo, yang pernah bilang kalo perempuan itu jahat," tegas Haruto mengidintimidasi.

"Tapi dia punya bukti, kalo dia pernah deket sama mama. Dia ada fotonya waktu sama mama," sahut Juna masih kekeh.

Haruto menghela napas berat, kenapa manusia ini sangat keras kepala. "Orang yang dulu nya jahat, sampe kapan pun pasti tetep di cap orang jahat meski dia udah terlihat baik. Tapi nggak dengan orang yang kemarin lo temuin, kalo dia emang bener-bener baik, ngapain dia nyuruh lo ngejauhin tante Yena yang udah jelas dia yang ngerawat lo sampe lo segede ini sekarang." penuturan Haruto membuat Juna bungkam.

"Iya gue tau itu, tapi lo jangan buruk sangka dulu," sela Juna.

Haruto memutar bola matanya jengah, "buruk sangka apa? Udah jelas dia orang jahat, dia kan yang udah bikin nyokap lo meninggal,"

"Tap—"

"Lo masih gak ngerti sama ucapan Jeongwoo tadi, jangan pernah menilai seseorang dari tampang nya doang!" geram Haruto dengan suara nya yang sedikit meninggi.

"Otak lo boleh pinter tapi sikap lo jangan bego, lo pasti tau kan hewan berbulu belang yang namanya harimau?" papar Haruto.

Juna mungkin memang lebih tua dari Haruto, tapi jika Haruto sudah bicara tegas siapapun pasti langsung menundukan kepala.

Haruto menghela napas, "harimau senyum bukan karena dia ramah, tapi dia mau nerkam," ucapan Haruto sedikit di tekan.

"Lo inget sama kata-kata gue satu ini dan jangan sampe lo kejebak sama sikap lo sendiri. Lo paham kan?" Haruto pun kembali ke posisi seperti tadi.

Saat Juna akan membuka mulut untuk bicara.

"Jangan banyak omong, cukup cerna ucapan gue barusan. Intinya jangan ke tipu sama senyuman nya harimau, gue tau lo itu nggak bodoh," sela Haruto, kemudian Haruto pun beranjak dari duduk nya.

"Jangan main-main, Haruto di didik baik-baik. Jangan karena lo lebih tua dari Haruto, lo bisa ngambil keputusan sendiri, jangan bego lo!" tekan Doyoung pada Juna. Doyoung pun melangkah kan kaki nya menyusul Haruto dan Jeongwoo.

______

𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐌𝐚𝐦𝐚 || 𝐊𝐢𝐦 𝐉𝐮𝐧𝐤𝐲𝐮 𝐟𝐭. 𝐉𝐮𝐧𝐚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang