Beberapa hari kemudian.
Karena Ajun yang tidak mau di tinggal oleh Yena, akhirnya Yena di minta Junkyu untuk bekerja menjadi baby sitter nya. Dan karena Yena juga kebetulan sedang butuh pekerjaan jadi dia menerima nya dengan senang hati, Yena juga di minta untuk tinggal di rumah Junkyi saja. Semakin hari, Ajun semakin nempel pada Yena. Itu benar-benar membuat Junkyu heran.
Hari ini Junkyu tidak ke kantor dan bekerja mengerjakan tugas nya di rumah. Sekarang Junkyu sedang di halaman belakang rumah nya karena ia juga ingin memantau bagaimana tingkah Ajun saat sedang bersama Yena.
Ajun yang sedang memainkan mobil-mobilanya, ia tiba-tiba mendekat pada Yena yang tengah duduk di karpet di tempat Ajun bermain disana. Ajun mengambil bando bentuk kelinci yang entah darimana ia dapatkan.
Ajun langsung duduk di depan Yena. "Mama ... Ajun lucu ndak?" tanya nya lalu menggerakan kepala nya ke kiri dan kanan.
Yena tersenyum dan menggeleng pelan, "nggak, Ajun nggak lucu."
Junkyu diam-diam mengintip dan menatap dengan ekor matanya.
"Kenapa?" bahu Ajun melemas.
"Papa bilang, Ajun lucu ... Luto bilang lucu. Tapi kenapa mama bilang, Ajun ndak lucu ... Mama Ajun lucu kan?" ucapan nya membuat Yena tertawa pelan.
Ajun memegangi tangan Yena, "mama Ajun lucu 'kan?" ulang Ajun.
"Hah?" Yena sengaja menggoda nya.
"Ajun lucu?"
Yena tertawa gemas. "Enggak, nggak lucu,"
Ajun mencebikkan bibir nya, "kenapa?" bahu Ajun merosot lemas. Ia ingin di bilang lucu katanya.
Junkyu tertawa gemas, memang banyak perubahan dari putra manis nya itu. Dulu Ajun tidak selalu banyak bicara namun sekarang ia sangat cerewet dan itu membuat Junkyu senang.
Ajun menghentakan kaki nya kesal, "aarrkhh mama jahat, mama jelek!" gerutu nya lalu berdiri.
"Heh kok gitu?!" ketus Yena membuat Ajun lari diiringi tawa renyah nya.
"Awas aja yah, mama nggak bakal beliin Ajun eskrim," ancam Yena sedikit meninggikan suaranya dan itu membuat Ajun yang sedang berlari balik lagi.
Ajun tersenyum hingga memperlihatkan gigi susu nya yang rapih itu, "ndak ... Mama cantik, emm nanti beliin Ajun esklim yah." goda Ajun lalu ia mengedipkan sebelah nya.
Ajun kembali tertawa lalu ia kembali bermain dengan mobil-mobilan nya itu. Yena terkekeh pelan, tidak bisa di bayangkan kalau nanti Ajun sudah besar. Mungkin pacar nya akan banyak.
Kini pandangan Yena beralih pada Junkyu. "Tuan. Saya mau tanya, yang sering di maksud Ajun, Luto sama Dobby itu apa?" tanya nya pada Junkyu.
Junkyu menoleh, "oooh itu. Itu nama anak temen saya yang Luto, itu namanya Haruto cuman nama panggilan nya Ruto dan karena Ajun belum bisa nyebutin huruf er makanya jadi Luto. Nah kalo Dobby itu sama nama anak temen saya, namanya Doyoung dan nama panggilan nya Dobby," jelas Junkyu, Junkyu juga terus tersenyum di setiap ucapan nya.
Yena pun mengangguk paham.
"Ouh begitu," kata Yerin.
"Terima kasih yah," ucap Junkyu tiba-tiba.
Yena mengernyit bingung, seketika senyuman nya yang tadi langsung luntur. "Untuk apa?" tanya nya.
Junkyu menghela napas, "karena kamu sudah bikin anak saya nyaman di rumah, biasanya Ajun kalo siang-siang dia pengen nya main keluar kalo malam dia sering nangis-nangis," penuturan nya membuat Yena diam sembari memilin bibir
"Kalo boleh tau dan dirasa nggak nyinggung perasaan tuan, istri tuan kemana?" sebenarnya Yena takut pertanyaan nya membuat Junkyu tidak nyaman. Tapi, Yena juga penasaran
Junkyu pun diam sejenak.
"Tidak apa kalo pertanyaan saya bikin tuan nggak enak, gak usah di jawab." kata Yena menyela.
Junkyu menghela napas pelan untuk kesekian kali nya, "mama nya Ajun meninggal pas ngelahirin dia," Junkyu berucap.
Yena menatap Junkyu dengan tatapan sendu.
"Saya juga kaget, pas dia manggil kamu mama. Seumur-umur Ajun nggak pernah manggil perempuan mana pun dengan sebutan mama bahkan istri temen saya yang sering ikut membantu ngejaga dia juga nggak pernah tuh Ajun manggil dia mama, mau yang di sengaja ataupun enggak ... Saya juga gak pernah ngedenger dia bilang mama dan kayak nya cuma kamu yang berhasil di panggil mama sama Ajun," tutur Junkyu.
"Ajun pernah nggak liat mama nya, maksudnya kayak ngeliat fotonya. Gitu?"
Junkyu menatap sekilas pada Yena. Kemudian mengalihkan pandangan nya ke arah lain. "Pernah, kan foto perempuan yang ada di kamarnya Ajun itu istri saya, saya sengaja masang foto mama nya di kamar nya biar dia selalu ingat sama mama nya." Junkyu menjawab.
"Jujur aja, tuan juga nggak bisa kan ngelupain istrinya." Yena menaik turunkan alis nya, menggoda.
Tatapan Junkyu menerawang ke depan lalu ia mendongak menatap langit, "istri saya sudah tenang. Dan... dia yang nitipin Ajun ke saya, istri saya berkorban banyak. Dia mengandung Ajun padahal tubuhnya lemah dan tidak berkemungkinan ia bisa bertahan saat sedang hamil namun ia tetap bertahan lalu setelah Ajun lahir, dia malah pergi dan setelah nya saya yang bertanggung jawab untuk mengurus Ajun sampai ia besar nanti," papar Junkyu.
"Kehilangan sosok yang sangat di cintai itu sangat menyakitkan," sahut Yena yang langsung di angguki mantap oleh Junkyu. Dulu, Yena juga pernah ada di posisinya. Makanya dia mengerti apa yang sedang di alami Junkyu saat ini.
_______
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐌𝐚𝐦𝐚 || 𝐊𝐢𝐦 𝐉𝐮𝐧𝐤𝐲𝐮 𝐟𝐭. 𝐉𝐮𝐧𝐚
Teen FictionYena tidak ada niatan untuk menikah dengan seorang duda, hanya saja Yena tidak sengaja bertemu dengan anak yang terus memanggilnya 'mama'. Pada akhirnya, Yena pun di nikahi oleh papa dari anak itu. Namun, menikah dengan seseorang yang sudah berpen...