Di rumah sakit.
Yena datang untuk pertama kali nya kesana, tentu untuk menjenguk Juna yang kata dokter kalau kondisi nya Juna sudah lumayan membaik dari sebelumnya, bahkan sekarang Juna sudah di tetapkan di ruang rawat.
Saking seneng nya, Yena juga membawa makanan kesukaan nya Juna.
Setibanya di depan kamar rawat Juna dengan senyuman yang menghiasi wajah nya.
Saat masuk, nampak Juna yang sedang di posisi duduk menyender.
Juna menoleh ketika menyadari kehadiran sang mama, namun saat Yena semakin mendekat. Juna pun mengarahkan pandangan nya ke arah lain.
Tangannya terkepal kuat menahan diri agar tidak ingin memeluk Yena, Juna juga sesekali memejamkan mata nya.
"Hai sayang, gimana kabar kamu heum?" tanya Yena dengan suara lembut nya.
"Ngapain kesini?" Juna menjawab dengan suara dingin bahkan ia masih mengalihkan pandangan nya ke sebelah kiri.
Yena mematung dengan tatapan sedih, ternyata Juna masih belum berubah.
"Mama bawa makanan kesukaan kamu, tadi mama juga udah nelpon dokter kok dan bilang kamu boleh makan. Makanan yang mama bikin kamu pasti lap—"
"Aku udah makan," sela Juna cepat.
Yena kiceup mendengar ucapan nya dan seketika senyum di bibir nya juga langsung pudar, Yena tau kalau Juna ini sangat menyukai makanan apa saja jika yang masak nya Yena dan Juna tidak pernah menolak bahkan ia selalu semangat kalo soal makanan apalagi jika Yena yang membuat nya.
Kini pandangan Yena teralihkan ke meja yang di sebelah brankar, disana ada kotak makanan. Siapa yang sudah mengirimi Juna makanan? Pikir Yena.
"Terus kam—"
"Mendingan mama pulang aja, aku mau sendiri," lagi-lagi Juna menyela ucapannya.
Bohong kalau Yena tidak sakit hati dengan perkataan Juna yang terkesan tidak menyukai nya itu, mau bagaimana pun Yena akan melakukan segala cara agar Juna mau menerima nya lagi.
"Maaf," ucap Yena lirih.
Cklek!
Seorang perempuan keluar dari dalam toilet dan tanpa izin air mata nya Yena tiba-tiba menetes membasahi pipi nya, perempuan yang di benci Junkyu itu tersenyum miring ke arah Yena. Apa Juna masih lebih memilih perempuan itu di banding diri nya.
Perempuan itu mendekat ke arah Juna. "Kayaknya kamu telat deh, Juna udah makan. Makanan yang aku bawa," ucap nya dengan nada licik.
Dayeon mengetukkan jari nya di dagu, "katanya ibu nya tapi kok gak tau kapan harus peduli sama anak nya," cibir nya.
Yena hanya mematung di tempat nya.
"Oh ya, sayang. Kamu harus minum obat dulu," kata Dayeon pada Juna yang sengaja saja itu di buat-buat.
Juna mengangguk pelan, kemudian Juna tiba-tiba meringis pelan, "aww mama kepala aku sakit," adu Dayeon pada Dayeon.
Sungguh hati Yena seperti di sayat-sayat saat mendengar Juna memanggil Dayeon dengan kata 'mama'.
Dengan perasaan nya yang sakit, Yena pun keluar dari ruangan itu. Dan Dayeon tersenyum menang.
"Eumm, mana yang sakit sayang?" tanya Dayeon pada Juna. Dayeon hendak menyentuh kepala nya, tapi tiba-tiba saja Juna menepis nya.
"Jangan di sentuh, kepala gue lagi sakit," ucap Juna yang tiba-tiba berbicara dengan kata 'gue'. Padahal sebelum nya, Juna berbicara begitu lembut pada Dayeon. Tapi, apa sekarang.
Juna menatap Dayeon dengan tatapan yang tidak biasa, "mama juga mending keluar deh," usir Juna.
Dayeon masih mencoba sabar, "kan kamu mau minum obat dulu biar mam—"
"Gue bisa sendiri, mending mama pergi juga deh yah. Inget kan kata dokter tadi kalo gue harus banyak istrahat dan sekarang mama pergi yah," tutur Juna dengan nada mengusir.
Dayeon menatap manik Juna dengan lekat, "lohh, kok kamu jadi ngusir mama juga terus kenapa kamu jadi ngomong pake kata gue, kayak gitu," ucapnya tak terima.
Juna memutar bola mata nya malas, "bukan nya ngusir tapi aku mau sendirian dulu, kalo perlu tolong telpon temen aku dong. Tolong telpon Haruto buat datang kesini dan temenin gue,"
Dayeon pun mulai merasa ada yang tidak beres dengan Juna ini. "Nggak, nggak usah kamu nelpon temen kamu. Dan mama aja yang bakal disini," balas nya kekeh.
Juna membelalak, Dayeon juga sekarang merasa kesal dengan sikap Juna yang tiba-tiba jadi begini.
Juna mengdengkus kesal, "udah lah, mama rese. Aku mau tidur mending mama pergi aja!!" usir Juna dengan suara lumayan keras, tapi Dayeon tidak menggubris nya dan tetap berada disana.
Juna juga tidak peduli, secara perlahan Juna merebahkan tubuhnya. Lalu mencoba menutup mata nya, jujur kepala nya memang terasa nyeri sekarang ini. Terlebih lagi, perempuan gila ini sangat keras kepala.
Pintu kamar itu terbuka dan
"Nona Park Dayeon anda kami tangkap!" seorang polisi menodongkan pistol pada Dayeon hingga membuat Dayeon kaget dan berniat kabur.
"Anda kami tangkap karena kasus tabrak lari, serta kejahatan yang Anda lakukan dulu," ucap tegas polisi satu nya lagi dan langsung menahan tangan Dayon.
Dayon malah cengo, dia kaget dan panik. Dia tertangkap basah sekarang.
"Juna kamu tolongin mama dong!" ketus nya berharap Juna akan membantu nya. Dayeon akan melakukan perlawanan jika saja tenaga nya tidak kalah begini.
Juna justru menatap tajam ke arah perempuan yang kini langsung di borgol oleh dua polisi tersebut.
"Kerja bagus, kalian tolong bawa perempuan ini dan jangan pernah berikan dia ampun," kata seseorang yang datang kesana.
Dayeon pun berontak saat polisi itu mulai menyeret nya secara paksa.
"Semua bukti sudah kita serahkan pada polisi, sekarang tinggal memikirkan hukuman apa yang setimpal untuk mu," lanjut nya lagi.
"Tolong bawa dia pak," titah nya pada polisi dan mereka pun langsung menyeret paksa walaupun Dayeon terus berontak minta di lepaskan.
"AWAS SAJA KAU KANEMOTO YOSHI, AKU AKAN MEMBALAS MU!" teriak nya lalu hilang dari pandangan mereka.
Laki-laki itu tersenyum puas, "aku tidak tau Dayeon ternyata bisa sebodoh ini," monolog nya dengan senyuman menyeringai.
Juna tersenyum ke arah nya, "makasih banyak ya om," ujar Juna.
_____
Oke bayyy
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐌𝐚𝐦𝐚 || 𝐊𝐢𝐦 𝐉𝐮𝐧𝐤𝐲𝐮 𝐟𝐭. 𝐉𝐮𝐧𝐚
Teen FictionYena tidak ada niatan untuk menikah dengan seorang duda, hanya saja Yena tidak sengaja bertemu dengan anak yang terus memanggilnya 'mama'. Pada akhirnya, Yena pun di nikahi oleh papa dari anak itu. Namun, menikah dengan seseorang yang sudah berpen...