28. Khawatir

225 22 0
                                    

Empat jam kemudian.

Di depan ruangan operasi itu kini hanya ada Yoshi dan Jaehyuk saja, karena yang lain di suruh pulang dan memutuskan untuk datang lagi kesana besok. Tapi beberapa detik juga ada Haruto yang kesana lagi, Yoshi sengaja meminta Junkyu untuk tidak mengajak Yena kesana lagi agar dia bisa istirahat.

Junkyu juga masih belum datang kesana, mungkin ia perlu menemani sang istri di rumah nya.

Haruto datang dan menghampiri Yoshi.

"Ngapain kesini lagi, kan ayah bilang Ruto istirahat aja di rumah temenin bunda," ucap Yoshi menatap Haruto yang kini duduk di sebelah nya.

"Ruto gak capek jadi gak usah istirahat, lagian bunda juga ngizinin," jawab nya.

Yoshi tertawa kecil, begitulah Haruto yang masih tidak mau di panggil kamu atau manggil dirinya sendiri aku.

Yoshi mengusap pucuk kepala Haruto. "Bukan masalah capek, kan besok Ruto sekolah," timpal nya.

"Kan besok, bukan sekarang ayah," balas nya dan Yoshi kembali tertawa, bisa saja dia selalu menjawab.

Sesaat kemudian nampak lampu di ruangan operasi itu sudah redup, menanyakan operasi telah usai.

Dan seorang dokter pun keluar dari ruangan tersebut masih dengan memakai pakaian khusus untuk operasi.

"Keluarga nya?" ucapnya.

"Iya kami keluarga nya," jawab Yoshi dan mereka bertiga langsung berdiri.

"Alhamdulillah operasi nya berjalan dengan lancar dan kami berhasil menyelamatkan pasien, kini pasien hanya perlu perawatan khusus untuk pemulihan nya dan nanti kami juga akan memindahkan pasien ke ruang rawat." tutur panjang dokter itu.

"Baiklah kalau begitu," ujar Jaehyuk dan kini mereka bisa bernapas lega.

"Apa sekarang boleh di jenguk?" tanya Yoshi.

Dokter itu mengangguk, "boleh, tapi hanya satu orang saja, supaya menghindari pasien dari infeksi atau hal berbahaya lainnya," jelas nya.

Yoshi dan Jaehyuk mengangguk bersama.

"Jika ada yang ingin di tanyakan silahkan?" ujar nya.

"Ttidak ada, kami hanya berterima kasih banyak pada dokter,"balas Yoshi dan dokter itu tersenyum, "sama-sama, eoh kalo begitu saya permisi dulu." kata dokter itu,

Tiga laki-laki itu mengangguk dan dokter pun pergi.

Yoshi hendak masuk namun baju nya di tarik oleh Haruto, "kenapa?" tanya Yoshi. Jika sedang seperti ini, Haruto nampak seperti anak kecil saja.

"Ruto ikut," kata Haruto.

Yoshi tersenyum gemas, "gak boleh, emangnya gak denger apa kata dokter barusan. Juna cuman boleh di jenguk sama satu orang, udah Ruto tunggu di luar aja sama om Jaehyuk yah," pesan Yoshi, Haruto pun merengut sebal.

"Aku hubungin Junkyu dulu," Jaehyuk langsung merogoh hp dari saku nya dan segera menelpon Junkyu dan memberitahukan kabar baik ini.

Saat Jaehyuk pergi, Haruto mengedarkan pandangan nya ke seluruh tempat itu. Dan tatapan nya langsung tertuju pada wanita yang seperti nya sedang memperhatikan nya dari jarak lumayan jauh. Haruto memicingkan mata nya dan memperjelas penglihatan nya juga.

"Ck! Kenapa anak sialan itu malah disana, aku kan mau ngejenguk anak aku!" decak nya yang tak lain tak bukan adalah Dayeon, ia mengintip dari kejauhan dan maksud ingin menemui Juna tapi ia tidak bisa masuk karena ada Haruto yang berdiri di depan ruangan Juna.

*****

Jieun merasa sakit hati dengan sikap Yena yang jauh lebih mementingkan Juna, bukan nya apa tapi kan Jieun agak merasa gimana gitu dengan sikap sang mama yang terus menangisi anak tiri kesayangan nya. Jieun mengerti jika Juna memang berhak di perlakukan begini sekarang tapi Jieun benar-benar sakit hati.

Kini Jieun juga menyaksikan dimana Yena yang memaksa Junkyu agar mengizinkan nya ke rumah sakit lagi setelah mendapat kabar baik dari Jaehyuk.

"Mas Junkyu, ayo kita ke rumah sakit lagi, Juna pasti kesepian ... Ayo!" rengek Yena seraya mengguncangkan tangan Junkyu.

"Nggak! Mending kamu istirahat aja, lagian percuma kita ke rumah sakit juga belum di izinin ngejenguk udah besok aja kita kesana,"  tegas Junkyu.

Air mata Yena semakin berjatuhan, "aku gak bakal bisa istirahat kalo kayak gini, aku gak tenang ayo kita—"

"Aku bilang nggak, ya nggak!! Sekarang Juna belum bisa di jenguk lagian disana juga ada Yoshi sama Jaehyuk dan mereka juga yang nyuruh kamu buat istirahat!" bentak Junkyu untuk pertama kali nya. Yena langsung menunduk takut.

Junkyu mengusap wajah nya dan menetralkan napas nya, "bukan nya aku gak mau ngejenguk Juna tapi sekarang dia butuh istirahat dia lagi ada di tahap pemulihan dia harus istirahat Yena, sama juga kayak kamu. Kamu perlu istirahat biar kamu gak sakit kalo sakit nanti kamu juga jadi beban pikiran buat Juna yang sayang sama kamu, terus nanti Juna juga malah mikirin kamu dan dia gak sembuh-sembuh ...."

"... kamu boleh peduli sama orang lain. Tapi diri kamu jangan kamu biarin, kamu juga harus istirahat yaahh. Kamu tidur yah," tutur Junkyu dengan suara lembut di akhir kata.

Tanpa bicara sepatah kata, Jieun yang daritadi cuman nyimak akhirnya memutuskan untuk pergi ke kamarnya.

"Kamu tidur yah? Atau mau makan dulu?" tanya Junkyu yang kali ini suara nya sangat lembut.

Yena menggelengkan kepalanya, "mau langsung tidur aja?" ulang Junkyu, Yena pun mengangguk pelan.

Junkyu tersenyum lalu ia pun mengangkat tubuh Yena ke gendongan nya, kemudian membawa Yena ke kamar mereka.

Setiba nya di kamar, perlahan Junkyu meletakan tubuh Yena di atas kasur, Junkyu juga ikut merebahkan tubuh nya lalu ia menarik selimut. Yena langsung memeluk tubuh Junkyu serta menenggelamkan wajahnya di dada bidang milik Junkyu.

"Udah jangan nangis terus yah, Juna gak suka ngeliat kamu nangis," ucap Juna sembari mengusap surai Yena sesekali mengecup nya juga.


______

𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐌𝐚𝐦𝐚 || 𝐊𝐢𝐦 𝐉𝐮𝐧𝐤𝐲𝐮 𝐟𝐭. 𝐉𝐮𝐧𝐚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang