Sebenarnya, selama beberapa hari Yena tidak ke rumah sakit itu. Yena juga sedang sakit, tapi Junkyu sengaja tidak memberitahu Juna tentang itu.
Padahal Juna sudah overthinking, kalau Yena betulan kecewa dan tidak mau bertemu dengan nya.Sekarang, walaupun kondisinya Yena memang belum sembuh total dari sakitnya. Tapi, Yena tetap memasak untuk makan pagi mereka.
Saat sibuk dengan hening nya, tiba-tiba saja Yena terkejut dengan tangan yang melingkar di perut nya. Junkyu?
Bukan.
"Mama," benar itu adalah Juna. Entah bagaimana anak itu sudah ada di rumah nya, yang pasti Juna merengek pada Junkyu supaya mengizinkan nya pulang.
"Mama kemana aja, selama aku di rumah sakit. Mama gak pernah jenguk aku, aku kangen sama mama" ucap nya lirih.
Juna memeluk Yena hanya dengan satu tangan karena tangan satu nya lagi dia gunakan untuk menyekal tongkat penyangga kaki nya.
Senyum Yena mekar namun posisi nya masih belum berubah. Tangan Yena meremas tangan Juna yang sekarang tangan itu sudah lebih besar dari nya.
Juna menenggelamkan wajah nya di pepotongan leher Yena, "maafin aku ma, aku emang jahat banget. Mama pasti marah dan kecewa banget kan sama aku, aku ngelakuin ini biar kita bahagia dan gak di ganggu tante Dayeon lagi ... Maafin Ajun mama," laki-laki itu mulai terisak dengan rasa bersalah yang kian menjadi beban di pikiran nya.
Lalu, Yena tersenyum dan dia pun membalikan badan nya, Yena langsung menangkup dua pipi Juna yang hampir basah karena air matanya itu. Yena menatap intens pada putra kesayangannya itu.
Yena tersenyum tipis, "siapa yang bilang kalo mama kecewa dan marah sama Ajun hem, mama tau kamu ngelakuin ini karena ada maksud tertentu," ucap Yena seraya mengusap-usap pipi Juna.
Juna menunduk namun dengan cepat yerin mendongakkan wajah Juna kembali, "tatap mama, mama gak pernah berpikir kecewa sama kamu. Mama ngerti kok kamu ngerasa gak nyaman sama mama karena mama bukan mama kandung kamu d—"
"Enggak bukan gitu, mama emang bukan mama kandung aku tapi mama segala nya bagi aku. Aku gak mau bikin mama nangis sebenarnya, tapi..." tutur Juna sembari menggeleng ribut dan kini ucapan nya terhenti karena merasa dada nya sesak.
Yena tersenyum, "udah yah, lupain masalah yang kemarin. Yang penting sekarang anak mama udah ada di rumah lagi dengan kondisi baik-baik aja, itu cukup kok buat mama."
"Mama maaf," sahut Juna pelan.
"Iya mama maafin, mama juga minta maaf yah karena gak sempet jenguk kamu di rumah sakit. Udah jagoan nya mama jangan cengeng," Yena pun langsung memeluk tubuh Juna dan Juna langsung menangis karena merasa bersalah. Bukan hanya itu saja, Juna juga sangat merindukan pelukan Yena.
Harusnya, Juna memang tidak melakukan ini supaya tidak membuat Yena sedih. Bagaimana jika misalnya Yena itu tipe orang yang kalau di sakiti sekali langsung kecewa berat, nanti pada siapa lagi Juna membagikan masalah berat nya, pada siapa lagi Juna bisa menyebut mama, pada siapa lagi Juna mengingat sosok mama nya kalau bukan pada Yena.
Mungkin, Yena juga kecewa tapi Yena sendiri tidak mau berlarut-larut dalam kekecewaan itu. Yena hanya ingin keluarga nya hangat seperti sebelumnya lagi, sebelum Dayeon datang.
Yena mungkin memang bukan mama kandung nya Juna. Tapi, Juna tau kalau dari sekian banyak nya perempuan yang dulu pernah menawarkan diri untuk menjadi istrinya Junkyu. Yena lah yang berhasil mendapatkan hati nya juga hati Junkyu.
Yena itu mama terbaik untuk Juna yang memang sangat membutuhkan sosok mama.
"Mama semarah itu sama aku, sampe mama nggak pernah jenguk aku," ujar Juna masih dengan posisi sama.
"Enggak, cuman mama juga kemarin agak gak enak badan terus gak di izinin pergi sama papa," jawab Yena yang masih mengelus punggung Juna.
"Mama sakit gara-gara aku kan?" tanya Juna.
Yena menggeleng pelan, "enggak," balas Yena singkat.
"Heh! Itu mama aku, kenapa kamu peluk-peluk?!" Kim Jieun datang yang baru turun dari kamarnya.
Juna melepas pelukan nya dan mengusap bekas air matanya dengan punggung tangannya.
"Sok akrab banget sih, bukan nya mama kamu yang barusan ada di berita masuk penjara yah? Aneh banget sih hidup kamu punya dua mama, yang satu meninggal dan satunya lagi masuk penjara. Kasian~" tutur Jieun dengan nada meledek, anak ini dekat dengan Haruto. Jangan heran kalau bicara nya ketus, tapi itu hanya berlaku di rumah nya saja.
"Adek jangan gitu ngomong nya!" tegur Yena menatap tajam pada Jieun.
Jieun pun nyengir, "bercanda, maaf," kata nya.
Yena tersenyum, "kalian berdua tuh anak mama tau, mama sayang kalian berdua," setelah mengucapkan itu Juna dan Jieun pun langsung memeluk perempuan itu hingga tubuh nya tidak terlihat karena tinggi badan Juna yang berlebihan.
Sementara di ambang pintu, Junkyu memandangi mereka dengan senyuman yang terukir di bibirnya. Junkyu senang akhirnya keluarga kecil nya berkumpul kembali.
Junkyu berlari kecil. "Papa ikutan dong!" seru Junkyu. Namun saat dia akan memeluk tiga orang itu, Juna dan Jieun menoleh secara bersamaan.
"Lari abang ada beruang liar mau nerkam!" teriak Jieun langsung berlari menjauh begitu juga Juna yang tertatih-tatih menjauh di bantu Jieun, sedangkan Yena yang kebingungan hanya mematung, Yena langsung di rangkul Junkyu ke pelukan nya.
Jieun melotot, "papa, itu mama kita!" kini Jieun dan Juna berteriak bersama lagi. Dan seketika suara tawa pun menggema di ruangan itu.
"Makasih ma, udah ada di kehidupan Ajun," batin Juna melirik ke arah Yena, Jieun dan Junkyu ketika mereka semua sedang tertawa.
______
Tamat....
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐌𝐚𝐦𝐚 || 𝐊𝐢𝐦 𝐉𝐮𝐧𝐤𝐲𝐮 𝐟𝐭. 𝐉𝐮𝐧𝐚
Teen FictionYena tidak ada niatan untuk menikah dengan seorang duda, hanya saja Yena tidak sengaja bertemu dengan anak yang terus memanggilnya 'mama'. Pada akhirnya, Yena pun di nikahi oleh papa dari anak itu. Namun, menikah dengan seseorang yang sudah berpen...