Sore ini Junkyu mengajak Ajun juga Yena jalan-jalan. Sebelumnya Yena menolak dan alasannya karena ia malu sebab banyak jejak petualang di lehernya. Tapi, Junkyu si pemaksa mana bisa di tolak, jadi yaudah ikut aja.Saat sedang di dalam mobil, "siniin tangan nya, sayang," pinta Junkyu pada Yena.
Tapi, Yena langsung menepis tangan Junkyu dengan cepat. "Udah ah, tangan aku udah keringetan di pegang terus sama mas Junkyu daritadi!" ketus nya.
Junkyu menatap Yena sekilas, "kenapa emangnya?" tanya Junkyu menaik-turunkan alis nya.
"Udah lah, mas Junkyu fokus aja nyetir nya," tukas Yena.
Di sisi lain. Ajun yang sedari tadi cuman nyimak dan menjadi saksi kebucinan mereka, kini giliran Ajun memegang erat tangan Yena.
"Papa nyetil aja, jangan pegangin tangan na mama telus nanti blum blum na nablak," kata Ajun dengan wajahnya yang di sangar-sangarkan pada Junkyu. Kini Ajun juga memegang kedua tangan Yena erat.
Yena tersenyum kecil, "tuh apa kata anak nya juga," seru Yena. Junkyu pun mencebikan bibirnya kesal.
****
Di tempat lain.
Ajun datang menghampiri Junkyu yang sedang sibuk dengan laptop nya, tiba-tiba.
Duk!
Ajun menabrak kaki jenjang milik papa nya itu dengan sepeda pemberian Yoshi tanpa merasa bersalah.
"Aduh! Kaki papa di tabrak sama Ajun, aduh tolong kaki papa sakit. Tolong ... Tolong selamatkan diri," ucap Junkyu mendrama sembari guling-guling di lantai ketika ia berpura-pura kesakitan juga memegangi kakinya, kemudian Junkyu terbaring dan pura-pura mati juga.
Ajun datang dan menabrak nya, memang tidak sakit namun Junkyu pura-pura agar sang anak tertawa dan benar saja detik itu juga Ajun langsung tertawa lalu langsung pergi begitu saja tapi suara tawa nya masih terdengar.
Ajun mengayuh sepeda nya menuju dapur yang disana ada Yena yang tengah mengupas buah-buahan. Tiba kesana Ajun masih belum berhenti tertawa.
"Mama, mama," panggil nya pada Yena. Yena langsung menoleh tanpa menjawab.
"Mama. Tadi kaki na papa Ajun tablak" jelas nya lalu ia kembali tertawa.
"Kok di tabrak, kasian kan papa nya pasti kesakitan," pungkas Yena masih sibuk dengan aktivitas.
"Bialin aja, kalena papa na juga mati," celetuknya.
Yena pun tertawa lalu ia berdiri dan mengambil wadah yang berisikan buah-buahan yang sudah ia potong tadi.
"Ajun anterin ini ke papa yah," titah Yena lalu menaruh wadah nya di keranjang sepeda nya Ajun.
Ajun langsung mengangguk, "okey, " jawab nya.
Namun saat Yena berdiri, Ajun masih belum perg.
"Kenapa masih disini?" tanya nya.
Ajun mendongak, "Ajun mau itu" Ajun menjawab seraya menunjuk ke atas dengan jari tangan mungil nya itu.
Yena mengerutkan dahi, "ini?" Yena memperlihatkan buah apel pada Ajun, dengan cepat Ajun menggelengkan kepala nya
"Itu Choco," Jari telunjuknya yang masih menunjuk.
Yena pun mengikuti arah tunjuk Ajun dan ia melihat selai coklat di atas.
"Selai cokelat?" tanya Yena membenarkan.
Kali ini Ajun mengangguk, "buat apa, Ajun kan kata papa jangan kebanyakan makan, makanan manis apalagi cokelat kayak gini."
Ajun pun memajukan bibirnya, "mama mau choco..." ucap nya lirih.
Karena takut anak itu nangis apalagi ini malam-malam, Yena pun mengambilnya. "Satu sendok aja tapi ya," Yena mengambil sendok teh dan Ajun mengangguk cepat.
"Ini... aaa," Yena menyuapi selai cokelat itu, "enak?" tanya Yena. Ajun mengangguk ribut.
"Kan udah di kasih choco, jadi Ajun harus sun pipi mama dulu," pinta Yena, Ajun langsung mendekat lalu Ajun pun mencium pipi Yena hingga berbunyi, muah.
"Ajun sayang mama," ucapnya membuat Yena tersenyum.
"Mama juga sayang Ajun, udah sekarang Ajun anterin buah nya ke papa yah." Ajun mengangguk dan langsung mengendarai sepeda nya lagi juga mengantarkan buah-buahan itu untuk Junkyu.
Tiba nya disana, perhatian Junkyu langsung teralihkan pada si gemas di sebelah nya.
"Pak, ini buah-buahan na." Ajun meletakan wadah buah-buahan nya di atas meja.
Junkyu menengok, "iya Pak, terima kasih ya," balas Junkyu. Setelah itu Junkyu fokus lagi ke layar laptop nya.
Ajun yang sudah naik ke atas sepeda nya itu, langsung turun lagi dan mendekat ke Junkyu.
"Ini nda gelatis papa, papa halus bayal," papar Ajun, ucapannya tentu membuat Junkyu langsung tertawa gemas. Kemudian Junkyu pun merogoh saku celana nya.
"Ada nih, dua ribu aja ya," kata Junkyu seraya memberikan uang pecahan dua ribu tersebut.
Ajun tidak protes lagi setelah nya, Ajun menaruh uang itu di keranjang sepeda nya. Kemudian langsung mengayuh dan pergi lagi. Junkyu menarik ujung bibir nya, terbentuk senyuman manis di bibir nya.
Junkyu senang dengan kehadiran Yena yang mengubah segalanya, Yena mengubah sikap diam nya Ajun menjadi sangat cerewet dan banyak tingkah. Padahal dulu nya, Ajun tidak seperti sekarang.
Setelah itu, Junkyu pun fokus lagi pada pekerjaan nya. Juga sesekali memakan buah-buahan tadi.
Beberapa saat kemudian.
"Mas Junkyu," panggil Yena seraya berjalan ke arah Junkyu.
Junkyu menghentikan aktivitas nya, lalu menoleh ke Yena yang sekarang duduk di sofa di sebelah nya.
"Kenapa?" tanya nya.
"Makanan nya udah siap, ayo makan," ajak Yena.
Junkyu pun mengangguk pelan, "iya, sebentar ya." Junkyu langsung membereskan laptop serta kertas-kertas nya itu.
"Belum selesai ya?"
"Udah kok, lagian aku cuman bagian ngecek aja. Aku udah serahin semuanya ke sekretaris aku, besok aku mau libur lagi," jelas Junkyu.
"Kok gitu, padahal pergi aja ke kantor. Aku juga di rumah kan ada Ajun," balas Yena.
Junkyu menatap Yena dengan ekspresi wajah memelas, "kamu gak ngerti? Kita pengantin sayang, apalagi kalo bisa kita honeymoon keluar negeri selama seminggu. Menikmati waktu bersama cuman berdua aja, aku libur mungkin cuman besok lagi aja," tutur Junkyu mengusap wajah nya frustasi.
Yena tertawa hambar, benar juga apa kata Junkyu. Tapi kan masalah nya sekarang ada si kecil Juna yang pasti mereka pergi kemana aja mau ikut.
"Yaudah ayo makan sekarang, nanti keburu dingin." Yena bangkit dari duduknya. Junkyu juga langsung mengikuti.
______
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐌𝐚𝐦𝐚 || 𝐊𝐢𝐦 𝐉𝐮𝐧𝐤𝐲𝐮 𝐟𝐭. 𝐉𝐮𝐧𝐚
Teen FictionYena tidak ada niatan untuk menikah dengan seorang duda, hanya saja Yena tidak sengaja bertemu dengan anak yang terus memanggilnya 'mama'. Pada akhirnya, Yena pun di nikahi oleh papa dari anak itu. Namun, menikah dengan seseorang yang sudah berpen...