29. Baper

246 16 0
                                    

"Juna kemana kok, udah hampir seminggu dia nggak masuk kelas?" tanya seorang cowok bernama Gyuvin.

"Biasa, anak durhaka di rawat di rumah sakit," jawab Jeongwoo sembari memainkan rambut Haruto. Sedang kan Haruto hanya menenggelamkan wajah nya di atas meja.

"What! Kok bisa," tanya Gyuvin heboh, bahkan Gyuvin reflek menggebrak meja dan membuat Haruto langsung menatap tajam pada nya. Gyuvin pun menyengir takut. Haruto tak peduli dan kembali ke posisi sebelum nya.

"Biasa aja kali," sindir Doyoung.

"Ya jelasin dulu tolol, kenapa itu anak bisa di rawat di rumah sakit. Cosplay jadi orang sakit," ketus Gyuvin.

Jeongwoo sudah ancang-ancang ingin menabok Gyuvin, "kan emang lagi sakit itu si Juna, monyet!" seru Jeongwoo kesal.

Gyuvin meringis ketika Jeongwoo membentak nya.

"Gitu doang di ributin, heran," celetuk Haruto yang masih berpindah posisi dari tempat nya.

"Juna kecelakaan, maka nya dia di rawat di rumah sakit," jelas Doyoung yang lebih tenang.

"Pembalap kok kecelakaan," balas Gyuvin.

"Kan sama-sama manusia juga," sahut Doyoung yang ikut kesal juga.

"Kalo aja lo bukan anaknya kakek Songkang, gue pites juga leher lo, gemes banget gue," gemas Jeongwoo kembali menoyor kepala Gyuvin.

"Apa sih anjir, bapak gue belum kakek-kakek ya. Orang dia masih gemes juga," kata Gyuvin sembari menyugar rambut nya ke belakang.

*****

Jam pelajaran di sekolah Jieun sudah berakhir.

"Junghwan, kamu bakal di jemput lagi sama kak Doyoung?" tanya Jieun yang baru saja keluar dari kelas nya. Ngomong-ngomong, Junghwan sama Jieun itu memang beda kelas. Tapi Junghwan dan Jieun selalu saling menunggu, itu perintah Jihoon papa nya Junghwan yang meminta agar selalu menjaga Jieun.

Junghwan mengangguk, "lo juga nanti bakal di jemput sama bang Ruto," jawab nya.

Lalu, mereka pun berjalan berdampingan menuju keluar dari area sekolah.

Baru saja akan berjalan ke area gerbang sekolah, Jieun dan Junghwan di hampiri beberapa murid perempuan.

"Jieun, emang bener ya kak Juna kecelakaan?" tanya salah satu nya.

"Kenapa lo gak pernah bilang ke kita sih!"

"Terus kondisinya kak Juna gimana sekarang, luka nya kak Juna parah nggak?"

"Aku boleh jenguk calon suami gak sih?"

Iya, Juna memang se famous itu di kalangan anak-anak muda seperti mereka. Jieun juga bingung harus menjawab apa sekarang, kalau bilang baik tapi Juna lagi nggak baik. Kalau bilang buruk, tapi enggak buruk juga.

"Kenapa sih, lo itu sombongnya kebangetan. Mentang-mentang lo adek nya kak Juna, diem aja kerjaan lo!" bentak salah satu dari mereka.

Itu membuat Jieun dan Junghwan langsung kaget.

"Apa—"

"Padahal tinggal bilang aja, baik atau enggak. Gitu doang susah, cih!"

"Dasar cupu,"

Mereka bahkan memotong ucapan Junghwan.

"Kak Juna lagi sekarat." itu bukan Jieun maupun Junghwan yang menjawab.

Mereka pun langsung menoleh ke belakang.

"Puas?" tanya nya dengan tegas.

"Ih, kak Haruto!" salah satu dari mereka langsung mendekat ke arah Haruto.

"Kak Haruto gak boleh ngomong gitu, nanti kalo emang beneran kak Juna sekarat gimana?" celotehan nya membuat Haruto muak, begitu juga dengan Junghwan.

Haruto tidak memperdulikan gadis itu, Haruto langsung menarik pergelangan tangan Jieun untuk pergi dari sana.

"Ayo," Haruto juga melirik sekilas pada Junghwan agar dia menyusul.

Beberapa perempuan itu menatap sebal ke arah Haruto. Bukan sebal karena tidak suka pada Haruto nya, tapi mereka tidak suka dengan sikap peduli nya Haruto pada Jieun.

Haruto dan Jieun serta Junghwan tiba di jalan dekat gerbang, ada Doyoung dan Jeongwoo juga.

Jieun masih diam dan menundukkan kepala nya.

"Mau langsung pulang atau ke rumah sakit dulu?" tanya Haruto dengan suara nya yang lebih rendah.

"Pulang aja," jawab Jieun masih ada di posisinya.

Haruto menghela napas pelan, "jangan nunduk mulu, orang yang ngajak ngomong nya disini," kata Haruto yang merasa tidak suka kalau di diemin begini. Biasa nya ketika pulang dengan nya, Haruto akan di buat kesal oleh pertanyaan-pertanyaan random dari gadis itu.

Haruto menghela napas berat, kemudian Haruto memposisikan kedua tangan nya tepat di telinga Jieun. Haruto sengaja agar Jieun mendongak menatap nya.

"Punya telinga itu, cukup pake buat denger yang baik-baik aja. Kalo sekira nya ada ucapan yang bikin lo nggak nyaman atau sakit hati, jangan di dengerin. Paham kan?" tukas Haruto seraya menatap manik cantik milik Jieun.

Jieun menatap Haruto, mereka melakukan kontak mata.

"Iya kak," jawab Jieun pelan. Haruto pun tersenyum samar.

Plak!

"Aww, sakit ege!" bentak Jeongwoo pada Doyoung yang tiba-tiba memukul nya.

"Apa sih, banyak nyamuk juga," kata Doyoung sembari mengedipkan mata nya beberapa kali, memberi kode pada Jeongwoo kalau diri nya hanya bercanda saja.

"Eh iya ya, kok siang-siang banyak nyamuk." Jeongwoo langsung menepuk-nepuk kan tangannya di udara.

"Udah bang, ayo pulang ah. Tiba-tiba panas gini ya." Junghwan langsung naik ke jok motor nya Doyoung.

"Iya, Har. Kita duluan ya," Doyoung langsung menghidupkan mesin motor nya dan langsung pergi begitu saja. Begitu juga dengan Jeongwoo yang langsung ikut-ikutan pergi.

Haruto menggeleng pelan, "biarin aja mereka, mereka emang aneh," ujar Haruto.

Jieun tertawa pelan, tangannya bergerak mengusap-usap wajah nya. Jujur Jieun baper dengan apa yang di lakukan Haruto barusan, walaupun itu hal kecil tapi mampu membuat wajah Jieun memerah serta panas yang langsung menjalar ke telinga nya.

Kemudian, mereka pun langsung memutuskan untuk pulang.


_______

𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐌𝐚𝐦𝐚 || 𝐊𝐢𝐦 𝐉𝐮𝐧𝐤𝐲𝐮 𝐟𝐭. 𝐉𝐮𝐧𝐚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang