2

4.3K 252 3
                                    

Megan's Pov

Aku, tidak masalah terikat dalam pernikahan bersama Rai.
Selain dia orang kepercayaan mommyku, aku juga percaya kepadanya. Dia sebenarnya baik, hanya saja memang aku kesal dengan dia yang selalu menuruti perintah mommyku.

Harusnya dia tidak menuruti mommy untuk menikahiku. Agar aku punya alasan untuk menggugurkan kandunganku. Anak dari laki-laki bajingan yang entah dimana keberadaannya sekarang ini, sangat tidak aku harapkan. Aku bahkan berharap lelaki itu sudah mati menemui karmanya, agar anak dalam kandunganku ini berstatus yatim sejak didalam perutku.

Aku akui bahwa kebencianku, aku luapkan kepada Rai. aku jadi membenci wanita itu, karna secara tidak langsung dia menggantikan posisi si bajingan itu.

Jika aku disuruh memilih menikah dengan lelaki itu atau Rai, aku masih akan tetap memilih Rai. Tapi tidak dengan cara seperti ini. Tidak dengan cara dia yang di paksa mommy agar menutupi status kehamilanku, sampai dia rela berpura-pura menjadi laki-laki didepan para tamu undangan mommy.

Aku tau aku sudah mencoreng nama baik mommy, jika saja aku melahirkan tanpa seorang suami kelak. tapi menjadikan Rai sebagai tumbal dari kesalahanku hanya memperburuk rasa benciku. Mommy egois, dia masih saja memikirkan nama baiknya untuk bisnis-bisnisnya.

"makan dulu ya"

Itu Rai. Dia menjagaku dengan baik, tapi aku juga tau, ini semua pasti perintah mommy.

"singkirkan, aku mual melihatnya" aku tidak bohong, memang aku mual melihat bubur dimangkuk itu.

"mbak, mbak harus makan loh. Biar mbak sama bayinya tetap sehat"

"stop panggil aku mbak, bukannya mommy sudah melarangmu memanggil aku dengan embel-embel mbak" tukasku,

Akh, sebal sekali rasanya berhadapan dengan orang yang hanya menghargai mommyku seperti Rai. Dia seperti anjing yang patuh jika aku sudah menyebutkan mommyku. Seperti sekarang melihatnya sudah manggut-manggut karna aku menyebut kata 'mommy'

"jadi kamu mau makan apa?" dia bertanya dengan wajah polosnya. Apa wajah ini juga yang membuat mommyku mengandalkannya, ah mungkin lebih tepatnya memanfaatkannya.

"aku tidak ingin makan Rai!"

Dia nampak berpikir, apa yang dia pikirkan sampai keningnya berkerut seperti itu?

"gimana kalo kamu liat bahan masakan dibawah, lalu aku yang memasaknya"

Hem, bukan ide yang buruk. Sebenarnya aku lapar, hanya saja memang akhir-akhir ini aku mual jika dihadapkan dengan makanan yang bukan seleraku.

Setelah menyetujui usulnya, aku langsung memilih bahan yang ada didapur. Ternyata dapurku cukup lengkap.

Aku memilih kentang dan tempe. Hanya itu, selebihnya aku percayakan masakan kepada Rai, aku hanya ingin makan kentang dan tempe bukan memilih masakan apa yang ingin aku makan. Jadi apapun hasil akhirnya pada kentang dan tempe itu, sepertinya aku tidak perduli.

Setelah memilih bahan, aku hanya duduk dimeja bar, menyaksikan Rai memasak. Dia sedang menggunakan baju kaos tanpa lengan dan celana pendek warna krem sebatas paha. Rambut sepunggungnya dia cempol asal. Dia membelakangiku dengan penampilan seperti itu, bagaimana kolega mommy tidak terkecoh! Mereka memang pasti menganggapnya lelaki jika tinggi badan dan punggung lebarnya sangat tegap seperti itu, dia nampak seperti lelaki gondrong pada umumnya, apa lagi suara serak-serak basah miliknya terdengar rendah dan berat. Harusnya suara itu begitu merdu jika dia lelaki sungguhan. Oh jangan lupakan kumis tipis lembutnya.

Sebenarnya dia benar-benar perumpuan'kan? Aku jadi ragu.

Heh, kenapa aku malah jadi mengomentari penampilannya?

GeminionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang