36

802 88 37
                                    

Setelah Rai pergi bekerja Mega hanya berdiam diri di kamar, tidak meminati interaksi untuk saat ini, karna hatinya sedang enggan berpura-pura, kali ini dia sungguh cemburu. kembali memikirkan Rai dengan sekar, bagaimana dirinya bisa sangat bodoh mencari keberadaan Sekar namun saat mereka bertemu dengan sendirinya karna takdir, hatinya begitu getir.

sampai ponselnya berdering, menunjukan telpon masuk, Mega sungguh sangat malas berinteraksi, namun manusia yang sati ini seperti tidak mengerti.

"apa?" tanya Mega saat sambungan telpon terhubung.

"aku di bawah sejak tadi"

"ngapain sih?"

"ya aku mau ngajak Gemi ke tempat yang bagus" 

Mega sangat kesal sekarang, Fedri selalu menjadikan Gemi sebagai alasan, sudah jelas Gemi belum mengerti apapun "gue ga bisa" tolak Mega geram

"yaudah kalo dalam lima belas menit kamu ga turun, aku naik ke atas ya, mau kenalan sama mama mertua kamu"

"lo gila- " belum selesai Mega memaki, panggilan telpon itu sudah terputus.

Mega tidak perduli dan langsung merebahkan dirinya di samping Gemi yang sedang asik menonton siaran Baby Tv, sesekai Gemi terkekeh membuat Mega tersenyum, melihat kekehan Gemi membuat Mega mengingat Rai. tawa itu agak mirip dengan Rai.

bagaimana jika Fedri yang nekat itu benar memunculkan batang hidungnya, dan Rai mengetahui semuanya?
hubungan mereka yang sedang tidak baik, akan semakin memburuk dengan kehadiran Fedri.

Mega menarik nafas adlam dan menghembuskannya dengan kasar. Sungguh Mega sudah sangat lelah, tidak tidur semalaman dan Fedri datang tidak di undang membuat kepalanya semakin berat.

Mega pun memilih bersiap, dia tidak akan membuang waktu dan membuat Fedri melakukan aksi nekatnya, untuk saat ini Mega hanya ingin semua baik-baik saja.
setelah rapih Mega memakaikan Gemi baju hangat juga lalu segera beranjak agar tidak mengulur waktu.

saat keluar dari kamar dengan penampilan rapih, Claudia, Brisata dan Jinan menatap Mega dengan tatapan bingun sekaligus bertanya.

"mau kemana sayang?"

"mih aku hari ini mau keluar ya" ucap Mega dengan cepat seperti terburu-buru

"kamu mau main sama teman-teman kamu lagi?"

"ah, iya mih"

"kalau gitu Gemi ga usah di bawa ya, biar dirumah sama Mamih, semalam badan Gemi agak hangat soalnya" pinta Claudia dengan suara lembut, Mega ingin menolaknya, karna tujuan Fedri adalah Gemi. namun benar juga, akhirnya Mega mendapatkan alasan agar tidak pergi dengan Fedri.

"yaudah Mega titip Gemi ya mih, Mega mau batalin janji dulu ke bawah" mendengar itu Claudia tersenyum sambil menerima Gemi ke dalam gendogannya.

Mega berjalan cepat menuju lobi, saat menemukan Mobil Fedri dengan orangnya yang sedang bersandar pada Mobil Mega menghampiri dengan cepat. Fedri pun menyambutnya dengan senyuman "Hai" sapa Fedri saat Mega sudah berada di hadapannya

"maaf Fed, mamih aku ga izinin aku dan Gemi pergi, karna badan Gemi anget" tutur Mega dengan wajah penuh memohon, Fedri mendengar itu nampak berpikir

"gak masalah, kasian anak aku sakit, ayok kita belikan obat"

"Fed, Pliss jangan keterlaluan, lagi pula semua kebutuhan Gemi lengkap ko"

"baiklah, kalau begitu, ayo kamu yang pergi sama aku, ga akan lama ko"

"lo gila ya?"

"kalau kamu gamau juga gapapa, aku bias ke atas buat minta Gemi biar aku yang bawa Gemi ke rumah sakit" baru Fedri melangkah dengan cepat Mega menghentikannya.

pasrah, hanya itu yang bisa Mega lakukan.

di mobil lain, yang terparkir tepat di parkiran Lobi, menyaksikan interaksi keduanya dari dalam mobil, setengah jam sudah Rai menunggu di dalam mobil karna melihat Fedri dan mobilnya yang terparkir di gedung apartemen yang mereka tempati, sangat menimbulkan rasa penasaran Rai, belum lagi kini Mega masuk kedalam mobil tanpa Gemi. 

Mobil Rai yang sejak tadi sudah menyala hanya tinggal dijalankan saja, untuk mengikuti Mobil yang membawa Mega pergi, tatapan Rai semakin sayu dan dingin memikirkan Mega bisa pergi tanpa Gemi, hanya untuk menemui laki-laki? Mega yang kini sangat sulit Rai kenali.

Rai terus membuntuti sampai Mobil mereka terparkir di parkiran yang sempit, karna ternyala mereka masuk ke sebuah resort agak pedalaman, Rai ikut turun dari Mobil ketika keduanya turun bersamaan dan masuk ke restotan yang di sediakan resort itu, resort kecil yang begitunyaman dengan suasana sepi namun membuat suasana romantis alami. sudah jelas seseorang yang bersama Mega sekarang berada di tingkat atas dalam meluluhkan hati.

Rai duduk agak jauh dari posisi Mega, memilih kursi yang di belakangi oleh Mega agar wanita itu tidak bisa melihatnya, Rai merasa miris karna seperti penguntit sekarang, bahkan dia tidak pernah seperti ini sebelumnya.

pemilik Resort menghampiri Rai setelah dari tempat Mega, Rai hanya memesan kopi dan roti lalu pemilik Resort itu berlalu masuk ke salah satu bilik yang sepertinya dapur kana Rai masih ingat saat di luar bagian dapur itu memiliki dinding kaca transparat. jadi siapapun bisa melihat bahkan dari parkiran jika dapur mereka memiliki standar kebersihan yang bagus.

GeminionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang